Berkah Bulan Ramadan 1442 H, Pengrajin Songkok Kebanjiran Order, Produksi Rumahan Yang Berkualitas
Sentra pengrajin songkok di Desa Pengangsalan, Kecamatan Kalitengah, Lamongan, sempat berhenti awal pandemi Covid-19 pada 2020, tidak berproduksi.
Disinggung soal harga, Suwitomo menyebut songkok produksinya dijual tergantung kualitas bahannya, mulai dari harga Rp 320 ribu untuk kualitas biasa, Rp 420 ribu untuk kualitas menengah hingga Rp 450 ribu untuk yang premium.
"Proses produksi songkok semuanya dilakukan di tempat ini mulai dari pemotongan bahan sesuai ukuran permintaan, proses jahit untuk diberi bantalan, hingga proses finishing. Kalau pas banyak pesanan dan untuk memenuhi target pesanan, kadang kami juga harus lembur hingga sahur," jelasnya.
Melonjaknya pesanan songkok ini juga diakui pengrajin lainnya, Nurul Huda. Menurutnya, meskipun hanya produksi rumahan, tetapi songkok buatannya selalu mendapatkan banyak pesanan di bulan Ramadan dan menjelang Lebaran.
Ia juga sering menolak pesanan karena banyaknya pesanan.
"Ramadan kali ini memang banyak pesanan. Kami juga sampai kehabisan bahan baku karena banyaknya pesanan," katanya.
Suwitomo dan Nurul adalah beberapa pengrajin songkok dari sekitar 200 pengrajin dan pengusaha songkok yang ada di Desa Pengangsalan.
Kebanyakan, warga menjalankan profesi sebagai pengrajin songkok ini secara turun temurun. Songkok hasil dari pengrajin desa Pengangsalan ini memang terkenal karena harganya yang murah tapi kualitasnya tinggi.(*)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Sempat Berhenti Produksi, Ramadan Ini Pengrajin Songkok di Lamongan Mulai Banjir Orderan,