25 Sapi Dipotong Paksa Karena Terjangkit PMK

Samri menjelaskan, ternak yang terjangkit PMK bisa dipotong apabila sudah tak mau makan saat pengobatan.

Editor: suhendri
Kementan
Ilustrasi penyakit mulut dan kuku pada sapi. 

PANGKALPINANG, BABEL NEWS - Dinas Pertanian dan Pangan Kota Pangkalpinang menyatakan 25 ternak berupa sapi di wilayahnya dipotong paksa karena terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) per Senin (4/7/2022).

Pemotongan paksa adalah proses yang dilakukan sebelum waktu seharusnya ternak tersebut dipotong.

"Ada 25 ekor sapi yang kita potong paksa," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Pangkalpinang, Samri, Senin (4/7/2022).

Samri menjelaskan, ternak yang terjangkit PMK bisa dipotong apabila sudah tak mau makan saat pengobatan.

Pemotongan paksa dilakukan lantaran ternak tersebut tak kunjung sembuh dari PMK, bahkan kondisinya makin memburuk.

Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi penularan PMK ke ternak lain yang kondisinya sehat. Sebab, penyebaran penyakit tersebut sangat cepat. Penyebaran virus PMK ini bisa melalui udara.

"Karena (sapi yang terjangkit PMK--red) tidak mau makan saat proses penyembuhan, untuk mengurangi kerugian para peternak, akhirnya kita potong paksa," ujar Samri.

Ia menambahkan, daging sapi yang positif PMK masih aman dikonsumsi, terutama jika diolah dan dimasak dengan tepat.

Daging tersebut harus dimasak hingga suhu dalam daging minimal 70 derajat celsius selama 30 menit, atau membekukannya sebelum dicuci.

Kantong pembawa daging sapi yang positif PMK dibakar atau dikubur agar tidak menyebar ke ternak lainnya.

"Masih aman dikonsumsi karena penyakit itu tidak berpengaruh ke manusia," ucap Samri.

Zona merah

Lebih lanjut, Samri menyebutkan, sejak April hingga 27 Juni 2022, tercatat sebanyak 1.012 sapi di Pangkalpinang terpapar PMK.

Dari jumlah itu, sebanyak 885 ekor dinyatakan sembuh, 25 ekor dipotong paksa, dan 102 ekor masih dalam proses penyembuhan.

"88 persen sapi kita aman dari PMK dan sudah sembuh. Kita masuk zona merah. Jadi, orang susah kalau mengambil sapi dari Pangkalpinang," kata Samri.

Pihaknya meminta peternak menjaga kebersihan kandang ternak. Selain itu, tidak mencampurkan pakan antara satu ternak dengan ternak lainnya untuk mengantisipasi terjangkit PMK.

"Terutama sanitasi kandang, itu sangat diperlukan. Karena apabila kandang sapi lembap dapat mempercepat penularan ke ternak lain," tutur Samri. (u1)

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved