Berita Pangkalpinang
Warga Minta Pemerintah Cari Solusi TPA Baru, Bau Sampah Parit Enam Makin Menyengat
Ia berharap, mestinya ada tempat pengganti TPA Parit Enam yang sudah tidak lagi layak untuk pembuangan.
PANGKALPINANG, BABEL NEWS - Warga Semabung, Bacang dan Air Itam, Pangkalpinang, mengeluhkan bau menyengat yang akhir-akhir ini semakin sering tercium hingga radius cukup jauh dari kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Parit Enam Kota Pangkalpinang.
Satu di antaranya dikeluhkan Pianda (39), warga Semabung Lama. "Kalau sekarang sering hujan kan, terus angin kencang, wah itu setiap malam dari rumah mulai tercium bau masam. Kami padahal jaraknya cukup jauh tapi TPA itu sudah nguap jadi baunya terbawa angin kemana-mana," ujar Pianda, Jumat (25/11).
Ia berharap, mestinya ada tempat pengganti TPA Parit Enam yang sudah tidak lagi layak untuk pembuangan. "Mestinya harus ada tempat yang baru untuk pembuangan akhir sampah itu. Bayangkan semua sampah di Pangkalpinang ini masuk ke sana, dan kami hanya imbas setiap hari mencium bau masam," jelasnya.
Hal senada disampaikan Maya (46), warga Air Itam. Diakuinya, kondisi serupa juga dialaminya di rumahnya. "Setiap kami pulang naik motor pas musim hujan nih, wah itu bau masam langsung nusuk ke hidung. Pengen marah tapi marah ke siapa gitu," tegas Maya.
Dirinya mengakui, pernah mendatangi langsung TPA Parit Enam Pangkalpinang sebab penasaran seperti apa sampah yang meluap mengeluarkan bau sampai ke jalan tersebut. "Pas saya datengin, ternyata sampahnya sudah menggunung. Ya wajar kalau gitu jadi bau busuk kemana-mana, orang Gabek tidak akan cium bau busuk ini, tapi kami yang tiap hari lewat bahkan rumah kami dekat sini ya jelas terganggu," ujarnya.
150 ton
Kabid Pengelolaan Sampah, LB3 dan Peningkatan Kapasitas, DLH Kota Pangkalpinang, Ikhwanus Shopa mengatakan, dalam sehari sampah yang masuk ke TPA Parit Enam Pangkalpinang bisa mencapai hingga 150 ton. Diakuinya, sampah yang hingga kini mendominasi di TPA memang sampah plastik dan sampah rumah tangga.
"Kalau sehari sampah yang masuk dari seluruh Kota Pangkalpinang itu sekitar 150-an ton sampah, rata-rata didominasi sampah plastik dan sampah rumah tangga. Tapi untuk sampah plastik kadang ketika dibuang itu langsung diambil oleh temen-temen kita yang ada di TPA kemudian dijual dan diolah kembali," jelas Ikhwanus.
Diakuinya, TPA Parit Enam Pangkalpinang yang berukuran 4,5 hektare itu diduga hanya mampu bertahan kurang lebih empat tahun lagi. "Kalau kami prediksi misal memang tidak ada tindakan apa pun, atau pengolahan apa pun TPA hanya mampu bertahan empat tahun lagi. Kawasan yang aktif sekarang hanya 2,5 hektare saja," ujarnya.
Pihaknya juga kerap kali mendapat komplain dari masyarakat terkait TPA yang mengeluarkan bau busuk hingga kemana-mana. Namun, pihaknya tak dapat berbuat banyak hal, hanya meminimalisir bau dengan penimbunan saja.
"Kami hanya bisa meminimalisir saja, tapi kalau untuk menghilangkan bau TPA tidak bisa. Menindaklanjuti komplain masyarakat itu kami biasanya melakukan penimbunan, tapi kalau mau menimbun semuanya tidak mungkin. Kemudian menyemprotkan dengan cairan E4 itu juga tidak bisa langsung hilang hanya sebagai upaya saja," jelas Ikhwanus.
Ikhwanus menjelaskan, TPA Parit Enam Pangkalpinang bisa disebut tidak lagi layak untuk menampung seluruh sampah yang ada di ibu kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini. "Kalau menurut kami memang TPA Parit Enam sudah tidak layak lagi, harusnya memang ada tempat lain yang jauh dari pemukiman warga, misal batas kota, serta ada proses pengolahan sampahnya di sana atau ada teknologi pengolahannya," ujarnya. (t2)
Usul 3 Lokasi TPA
PEMERINTAH Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akan mengusulkan lokasi pembangunan tempat pembuangan akhir (TPA) regional. Ada tiga daerah alternatif untuk dibangun TPA yakni Jelutung Bangka Tengah, Sambung Giri Bangka dan Cengkong Abang Mendo Barat Bangka.
"Kami menginisiasi untuk menetapkan lokasi alternatif, sudah mengerucut tadi, pertama mempertahankan yang lama dulu. Kita ada rencana bangun di Jelutung. Kedua, alternatif di Sambung Giri, Bangka tadi sudah mengarahkan 5 hektare. Ketiga, alternatif paling bagus menurut saya yaitu Cengkong Abang, mencakup tiga kabupaten/kota yakni kota Pangkapinang, Bangka dan Bangka Tengah," ujar Kepala Bidang Tata Ruang Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Bangka Belitung, M Yunus usai rapat Pembahasan terkait Penetapan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional, Selasa (1/11).
Mengenai usulan ini, pemerintah provinsi akan berupaya untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar mengenai pembangunan TPA regional ini. "Itu sudah kita sepakati itu, nanti kami mendukung dinas lingkungan hidup untuk menindaklanjuti itu, untuk sosialisasi kepada masyarakat. Kalau tiga lokasi ini tidak disetujui juga maka kita terpaksa reklamasi, di mana reklamasinya, kita tentukan kemudian, itu usulan dari Bappeda, kalau tiga lokasi ini tidak tembus," katanya.
Mengenai pengelolaan sampah di TPA regional itu akan menjadi pembahasan lebih lanjut pada kemudian hari oleh Pemprov Babel. "TPA regional ini tergantung masyarakat, itu yang susahnya, namanya juga buang sampah," jelasnya. (s2)