Waspada Hepatitis Akut, Pemkot Pangkalpinang Kumpulkan 75 Nakes

Editor: suhendri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang, Masagus M Hakim.

PANGKALPINANG, BABEL NEWS - Pemerintah Kota Pangkalpinang mengumpulkan 75 tenaga kesehatan di Terrace Hotel Pangkalpinang, Senin (23/5/2022).

Puluhan tenaga kesehatan tersebut terdiri atas petugas surveilans hingga dokter dari sejumlah fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) di ibu kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Mereka diberikan sosialisasi mengenai mitigasi penularan penyakit hepatitis akut misterius.

"Jadi pada hari ini (kemarin) kita melakukan kegiatan sosialisasi kewaspadaan dini penyakit hepatitis karena memang sekarang lagi marak hepatitis akut ini di tengah masyarakat," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang, Masagus M Hakim, usai membuka sosialisasi tersebut.

"Memang sampai saat ini data untuk hepatitis akut yang kita lagi hebohkan ini belum ada data masuk di Kota Pangkalpinang sehingga kita harus waspada. Kita sudah punya pengalaman menghadapi Covid-19, jadi mudah-mudahan ini yang bisa kita tangani lebih cepat," ujar Hakim.

Dilansir dari sehatnegeriku.kemkes.go.id, dugaan kasus hepatitis per 17 Mei 2022 jadi 14 kasus, terdiri atas 1 kasus probable dan 13 kasus pending classification.

Kasus pending classification tersebut ada 1 kasus di Sumatera Utara, 1 kasus di Sumatera Barat, 7 kasus di DKI Jakarta, 1 kasus di Jambi, dan 3 kasus di Jawa Timur.

Kelompok umur kasus terbanyak adalah di bawah 5 tahun ada 7 kasus, 6-10 tahun ada 2 kasus, dan 11-16 tahun ada 5 kasus.

Dari 14 kasus dugaan hepatitis akut terdapat 6 kasus meninggal dunia, 4 kasus masih dirawat, dan 4 kasus sudah dipulangkan.

Menurut Hakim, Pemerintah Kota Pangkalpinang sudah siap menanggulangi wabah hepatitis akut.

Selain gencar melakukan sosialisasi, pemerintah kota setempat melalui dinas kesehatan terus melakukan pemantauan di fasyankes, termasuk puskesmas.

Dinas kesehatan pun telah mengeluarkan surat imbauan kepada seluruh puskesmas dan rumah sakit di Pangkalpinang untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap hepatitis akut.

Hakim juga mengimbau agar masyarakat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), tidak menggunakan alat-alat makan bersama dengan orang lain, dan menghindari anak-anak dari orang yang sedang sakit.

"Lebih memperhatikan pola hidup anak-anak mereka selama beraktivitas dan jajan sehari-hari. Kalau sering cuci tangan, terus makan jajan tidak sembarangan atau sudah bagi yang penyedia makanan itu dia melakukan proses pengolahan itu dengan baik itu mudah-mudahan penularan hepatitis ini tidak menyebar luas," tuturnya.

Waspadai gejala awal

Sementara itu, melansir Kompas.com, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril meminta masyarakat, khususnya orang tua, agar mewaspadai gejala awal hepatitis akut pada anak.

"Kita waspada dengan gejala awal tadi seperti mual, muntah, sakit perut, jangan sampai anak masuk dalam kondisi yang lebih berat. Contohnya, mata kuning, badannya kuning," kata Syahril dalam diskusi secara virtual melalui kanal FMB9ID_IKP, Senin (23/5/2022).

Dia meminta agar orang tua mewaspadai gejala awal hepatitis akut, namun tidak perlu panik.

"Tentu jangan panik ya, kita akan lebih cepat menangani pasien," ucapnya.

Syahril mengatakan, data hingga 22 Mei 2022 menunjukkan, ada 14 kasus dugaan hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya di Indonesia.

Empat belas kasus tersebut terdiri atas 1 kasus probable dan 13 kasus lainnya berstatus pending klasifikasi.

Kemudian, 14 kasus dugaan hepatitis akut ini tersebar di 8 provinsi yakni, Sumatera Barat (1 kasus pending klasifikasi), Jambi (1 kasus pending klasifikasi), Bangka Belitung (1 kasus pending klasifikasi), DKI Jakarta (1 kasus probable dan 4 kasus pending klasifikasi).

Selanjutnya, DI Yogyakarta (1 pending klasifikasi), Jawa Timur (2 pending klasifikasi), Bali (2 kasus pending klasifikasi), dan Nusa Tenggara Barat (1 kasus pending klasifikasi). (u1/shi/kompas.com)