Kabar Pangkalpinang

Akademisi Sebut Pasokan Beras Babel Masih Ketergantungan dari Luar

Editor: Rusaidah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Program Studi Magister Ilmu Pertanian UBB Eries Dyah Mustikarini.

PANGKALPINANG, BABEL NEWS - Saat ini kebutuhan beras masyarakat, hanya sekitar 35 persen dari total konsumsi beras masyarakat dapat dipenuhi dari produksi lokal.

Sebagian besar beras masih harus diimpor dari luar provinsi. Ini menunjukkan adanya ketergantungan pada pasokan luar dan menggarisbawahi kebutuhan untuk meningkatkan kapasitas produksi lokal.

Prof Dr Eries mengungkap, budidaya tanaman padi sangat membutuhkan air yang cukup. Sistem irigasi dinilai sangat penting dalam menunjang produksi pertanian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 

Padi sawah, yang memerlukan pasokan air yang stabil sangat bergantung pada sistem irigasi yang efisien.

"Sistem irigasi ini sudah dapat dipenuhi untuk sentra produksi padi seperti di Rias Toboali. Namun di samping membudidayakan padi sawah, petani tadi juga membudidayakan padi gogo atau yang biasa disebut dengan padi ladang," ujar Eries, Senin (16/9).

Sedangkan padi gogo yang juga sering ditanam oleh petani di Bangka Belitung membutuhkan air yang lebih sedikit dibandingkan dengan padi sawah. Namun juga tidak bisa hidup tanpa adanya air. 

"Pada kondisi musim kemarau atau tanpa adanya air hujan, padi gogo ini cenderung tidak ditanam. Umumnya petani mulai menanam di saat mulai turun hujan seperti saat ini. Karena dalam budidaya padi gogo biasanya tidak mengandalkan sistem irigasi sehingga sering disebut sebagai padi tadah hujan," ungkapnya.

Supaya kebutuhan beras masyarakat terus dapat dipenuhi dia menyarankan harus ada program pendampingan dan bantuan kepada petani padi baik itu padi sawah maupun padi ladan.

Adapun beberpaa upaya ini seperti penerapan teknologi pertanian terbaru, perluasan lahan dan intensifikasi produksi menjadi krusial. Inovasi teknologi, seperti sistem irigasi yang lebih efisien untuk padi gogo, pelatihan dan akses ke sumber daya serta dapat memperbaiki hasil dan keberlanjutan produksi.

"Upaya ini tentu saja perlu mendapatkan dukungan baik dari pemerintah ataupun akademisi yang bergerak di bidang pertanian, misalnya dengan penerapan teknologi, perluasan lahan ataupun intensifikasi pertanian," tuturnya. (t3)