Kabar Pangkalpinang

Harga Bumbu Dapur Semakin Tinggi di Pangkalpinang

Editor: Rusaidah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BUMBU DAPUR - Aneka bumbu dapur yang dijual penjual di pasaran. Sejumlah komoditas bumbu dapur dan sayuran di Pangkalpinang mengalami lonjakan signifikan usai lebaran.

PANGKALPINANG, BABEL NEWS - Harga sejumlah komoditas bumbu dapur dan sayuran di Pangkalpinang mengalami lonjakan signifikan pasca Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah. 

Dari pantauan bangkapos.com, Selasa (15/4), harga cabai rawit masih bertahan tinggi di angka Rp130 ribu per kilogram, cabai merah Rp60 ribu per kilogram, bawang merah Rp60 ribu per kilogram dan tomat Rp20 ribu per kilogram.

Selain komoditi tersebut, peningkatan bumbu dapur ini juga disusul dengan kenaikan harga mentimun yang terpantau meningkat drastis dari harga biasanya yang hanya Rp6.000 per kilogram kini mencapai Rp12 ribu per kilogram.

"Harga bahan pokok memang naik, terutama bawang merah, cabai, tomat, kebanyakan memang naik semua, terutama mentimun yang banyak naik dari biasanya, kemarin sempat Rp15 ribu per kilogram dan hari ini kita jual Rp12 ribu per kilogram, biasnaya hanya Rp6.000 dan paling tinggi Rp8.000," ungkap Yuli, Penjual Bumbu Dapur dan Sayuran di Pasar Air Itam Pangkalpinang.

Yuli menuturkan, lonjakan harga ini dipicu oleh tingginya permintaan masyarakat setelah lebaran akan mentimun, sementara pasokan dari petani lokal terbatas.

"Katanya kemarin para petani ini tidak menanam mentimun, karena mentimun kita banyak memang dari lokal, sementara permintaan lumayan, sehari kita bisa jual hingga 20 kilo untuk mentimun sendiri, namun komoditi lain seperti tomat, bawang ini masih didatangkan dari luar," ujar Yuli.

Ia menambahkan, pasokan bumbu dapur saat ini sebagian besar masih bergantung pada daerah luar seperti Palembang, Padang dan lainnya.

"Kalau bumbu dapur seperti cabai rawit dan cabai merah, mentimun ini dipasok di kita, tapi seperti bawang ini masih dominan dari luar. Sama halnya dengan tomat dan wortel juga sama masih dari luar," ucapnya.

Yuli mengaku daya beli masyarakat akan bumbu dapur saat ini juga sepi. 

"Kalau dibanding  tahun-tahun sebelumnya, pembeli sepi. Mungkin karena ekonomi kita sekarang ini juga," tuturnya.

Tingginya harga bumbu dapur ini dikeluhkan langsung oleh Sandra, penjual sarapan pagi. 

Kata dia, harga bumbu dapur yang naik signifikan ini membuat pihaknya mengeluh karena harus mengeluarkan modal yang lebih tinggi.

"Sekarang luar biasa, harga cabai aja Rp15 ribu satu onsnya, belum bawang juga naik, kita yang jualan tipis banget untungnya karena modal besar. Entah kapan turunnya," ujar Sandra.

Meski harga bumbu dapur naik, ia mengaku harga jual makanan seperti nasi uduk, lontong sayur dan lainnya masih sama atau tidak mengalami kenaikan.

"Harga jual kita masih sama, seperti lontong mulai Rp10 ribu per porsi, mau gimana lagi. Kalau naik nanti pelanggan kita juga susah, paling kitalah yang bisa atur penggunaan bumbu-bumbu ini," ucapnya. (t3)