Kabar Belitung
Harga Lada Naik Rp2.000 per Kg
Memasuki bulan Ramadan 1443 hijriah, harga jual lada putih di Kabupaten Belitung terus membaik.
TANJUNGPANDAN, BABEL NEWS - Memasuki bulan Ramadan 1443 hijriah, harga jual lada putih di Kabupaten Belitung terus membaik.
Saat ini harga berkisar antara Rp84 ribu-85 ribu per kilogram dengan kenaikan sekitar Rp2.000 jika dibandingkan di awal April sekitar Rp83 ribu per kilogram.
Harga tersebut diprediksi akan terus naik mengingat stok petani berkurang yang dipengaruhi cuaca yang tidak menentu.
"Kita lihat di minggu ketiga nanti, kalau pun harga naik, nanti naik di situ walaupun tidak lama. Karena sewaktu stok kurang untuk pengiriman, otomatis harga naik untuk memenuhi itu," ujar Kabid Perkebunan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Belitung Hamzah pada Kamis (7/4).
Berdasarkan hasil evaluasi dua tahun sebelumnya, harga jual lada menunjukkan tren positif karena tidak pernah menyentuh angka Rp60 ribu per kilogram ke bawah. Perbandingannya dengan perhitungan kembali modal sekitar Rp65-70 ribu per kilogram.
Namun di sisi lain, Hamzah tak memungkiri banyak petani lada yang beralih menjadi penambang timah dengan jaminan harga yang lebih menjanjikan.
Meskipun demikian, angka panen lada di wilayah Belitung masih terbilang bagus dibandingkan wilayah lain yang mencapai 3.000 sampai 4.000 ton per tahun.
"Artinya Belitung masih menghasilkan lada, kalau daerah lain itu parah karena benar-benar ditinggalkan petani," jelasnya.
Menurutnya hingga saat ini Kecamatan Membalong masih menjadi sentra utama penghasil lada di Belitung.
Disamping itu, Kecamatan Selat Nasik yang notabanenya tidak mengandung timah. Lalu, Kecamatan Badau sebagai wilayah penyanggah penghasil lada.
"Kelebihan kita khususnya Membalong, tradisi masyarakatnya bertanam lada. Makanya lada tetap bertahan di sana," katanya.
Melihat tren tersebut, kata dia, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian akan kembali membagikan bantuan bibit lada untuk rehabilitasi lahan.
Total bantuan 100 Hektare (Ha) tapi 25 Ha diperuntukkan bagi kelompok tani di Kecamatan Selat Nasik dan sisanya di kecamatan lain seperti Membalong, Sijuk dan Badau.
"Kemungkinan mereka bisa menanam sehabis lebaran," katanya.
Selain kondisi cuaca kian tak menentu, tingginya harga pupuk menjadi kendala bagi petani lada di Belitung. Sementara ini, sisa pupuk subsidi pada tahun anggaran 2022 hanya untuk jenis Urea dan NPK.
Sedangkan jenis lain seperti SP36 untuk pembesaran buah justru tidak masuk kategori subsidi.
"Babel sendiri, lada itu tidak termasuk sembilan pokok yang disubdisi. Tapi kami sudah mengajukan ke provinsi," katanya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/babel/foto/bank/originals/Kabid-Perkebunan-Dinas-Ketahanan-Pangan-dan-Pertanian-Kabupaten-Belitung-Hamzah.jpg)