Berita Pangkalpinang

16 Sapi Mati Terkena PMK, Total Sudah Ada 1.589 Sapi di Babel Sembuh

DPKP Babel mencatat, total sudah ada 1.589 hewan ternak jenis sapi di wilayahnya, yang sudah dinyatakan sembuh dari PMK.

Bangka Pos/Sela Agustika
SAPI KURBAN - Sejumlah sapi berada di sebuah peternakan di Pangkalpinang, Jumat (13/5/2022). Sapi-sapi untuk kebutuhan kurban tersebut didatangkan sejak bulan Ramadan lalu atau sebelum penyakit mulut dan kuku (PMK) mewabah. 

PANGKALPINANG, BABEL NEWS - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kepulauan Bangka Belitung mencatat, total sudah ada 1.589 hewan ternak jenis sapi di wilayahnya, yang sudah dinyatakan sembuh dari wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Diketahui hingga Selasa (24/5), total ada 2.254 sapi yang terpapar PMK.

"Untuk sapi yang masih sakit akibat PMK saat ini ada sekitar 598 sapi, tersebar di enam kabupaten/kota, kecuali Belitung Timur tidak ada yang sembuh," kata Kepala DPKP Babel, Edi Romdoni.

Edi menjelaskan, dari jumlah terpapar itu, sebanyak 16 sapi mati, yaitu dari Kabupaten Bangka 3 sapi dan Bangka Tengah 13 sapi. Sedangkan, 51 sapi lainnya, terpaksa dipotong paksa sebelum mati. "Sebanyak 16 sapi ini mati karena tidak ada nafsu makan, terbanyak yang mati ada di Bangka Tengah. Peternak juga terpaksa memotong paksa untuk mengantisipasi kerugian, dan ini tidak masalah, karena daging sapi yang dipotong paksa ini layak untuk dikonsumsi," jelasnya.

Dirinya berharap, Babel juga mendapat kuota vaksin untuk mengatasi wabah PMK ini. "Kita masih menunggu terkait impor vaksin, yang dilakukan Kementan. Lalu Pusvetma dalam waktu yang tidak terlalu lama akan memproduksinya. Nanti, dapat kuota berapa perlu vaksinnya, yang pasti untuk sapi yang sehat," kata Edi.

Edi menambahkan, pelaksanaan vaksin sapi akan dilakukan langsung oleh dokter hewan dan pembantu dokter hewan. "Nanti apabila kita kuotanya berapa, diberikan kepada hewan yang sehat bukan sakit. Apabila daerah itu banyak yang terpapar, maka diminta untuk disembuhkan dahulu. Setelah sembuh baru diberikan vaksin," tegasnya.

Sambil menunggu vaksin, diakuinya, pemerintah telah berupaya menyosialisasikan ke peternak untuk dapat meningkatkan imun hewan ternaknya melalui pemberian vitamin ke sapi. "Karena PMK ini seperti flu, sehingga imun perlu ditingkatkan, karena sapinya ini banyak tidak mau makan rumput, karena sakit mulutnya, jadi perlu dicekoki," tegasnya.

Pelarangan
Di Kabupaten Bangka, sebanyak 276 sapi dari total 431 sapi yang terpapar wabah PMK dinyatakan sembuh. Jumlah sapi yang terjangkit PMK tersebut tersebar di lima kecamatan yang ada di Kabupaten Bangka.

Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Bangka, Syarli Nopriansyah memastikan, pihaknya bersama dokter hewan terus mendata dan melakukan pemantauan di setiap peternakan sapi yang ada. Begitu juga, koordinasi dengan pihak terkait dan Dinas Pertanian Babel. "Berdasarkan surat Pj Gubernur Babel disebutkan dua daerah pemasok sapi yakni Jawa Timur dan Aceh masih dilarang masuk ke Babel, sedangkan daerah lainnya bisa masuk dengan catatan melampirkan surat keterangan sehat," ujar Syarli.

Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Bangka Barat juga memastikan ada tiga sapi yang sembuh dari wabah PMK. Sebelumnya diketahui pada Kamis (19/5), ditemukan tujuh sapi di Kecamatan Kelapa yang terkonfirmasi PMK.

Kabid Peternakan Dinas Pertanian dan Pangan Babar, Agung Ari Wibowo mengatakan, keempat sapi sisanya juga telah menunjukkan progres yang sama dengan tiga sapi yang telah terlebih dahulu dinyatakan sembuh. "Mudah-mudahan dalam beberapa hari ini bisa sembuh, karena sudah menunjukan proges kesembuhan," ujar Agung.

Menurutnya, tingkat penyebaran PMK di Babar cukup diuntungkan, dengan kondisi geografis yang berjauhan sehingga membatasi penyebaran yang terjadi. "Rendah sekali kalau kita bandingkan dengan hewan yang berisiko terkena PMK itu sangat sangat kecil, hewan yang berisiko itu di Bangka Barat ini sekitar 1.795 hewan ternak," tuturnya.

Selain itu diakuinya, respon dari para peternak yang cepat untuk membatasi keluar masuknya sapi juga turut andil mencegah penambahan PMK. "Jadi kami mengimbau kepada seluruh peternak, kalau ingin menjual hewan qurban sebenarnya mengambil daerah-daerah yang masih bebas PMK. Ini tentunya guna menyelamatkan sapi yang masih sehat, serta jangan sampai mengobarkan peternak lainnya," ungkapnya. (riu/edw/riz)

Pilih Kosongkan Kandang
AHMAD (40), pemilik peternakan sekaligus rumah potong hewan yang berada di Kelurahan Padang Mulia, Koba, Bangka Tengah mengaku pusing bukan main. Bayangkan saja, peternakan yang biasanya berisi ratusan sapi, kini hanya tersisa kurang lebih 50 sapi saja.

Dirinya terpaksa tidak mengambil stok sapi, baik itu sapi potong untuk kebutuhan sehari-hari, maupun sapi yang memang dipersiapkan untuk kurban Iduladha. Padahal, setiap menjelang Iduladha, dirinya bisa menyetok hingga 300 lebih sapi kurban untuk dijual kepada para pembeli.

"Terakhir kali saya stok sapi kurban adalah sekitar 6 bulan lalu, sebelum ada kabar virus PMK ini. Sejak saat itu saya sudah enggak beli lagi, soalnya ribet," kata Ahmad saat ditemui di kandang sapi miliknya, Selasa (24/5).

Sumber: Bangka Pos
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved