Stok Daging Sapi di Pangkalpinang Cukup untuk 1 Bulan

Kalaupun nantinya terjadi kekurangan stok, Pemerintah Kota Pangkalpinang tidak akan tinggal diam dan bakal melakukan langkah antisipasi.

Editor: suhendri
Bangka Pos/Sela Agustika
SAPI- Sejumlah sapi berada di sebuah peternakan di Pangkalpinang, Jumat (13/5/2022). 

PANGKALPINANG, BABEL NEWS - Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Disperindagkop dan UMKM) Kota Pangkalpinang, Donal Tampubolon, mengatakan, stok daging sapi di Pangkalpinang masih aman hingga satu bulan ke depan.

Pihaknya akan terus memantau perkembangan ketersediaan daging sapi hingga menjelang Iduladha nanti.

"Kita optimistis distributor sapi ada langkah antisipasi mengatasi stok, begitu juga Bulog," kata Donal, Sabtu (28/5/2022).

Terlepas dari itu, ia meminta agar masyarakat tidak melakukan tindakan membeli daging sapi dalam jumlah besar.

Kalaupun nantinya terjadi kekurangan stok, Pemerintah Kota Pangkalpinang tidak akan tinggal diam dan bakal melakukan langkah antisipasi.

Masih perlu impor

Melansir Kompas.com, peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Aditya Alta menilai Indonesia masih perlu impor daging dan bibit hewan ternak untuk memenuhi kebutuhannya.

Mengurangi impor tanpa didukung adanya revitalisasi pada sektor peternakan hanya akan menyebabkan kelangkaan dan kenaikan harga.

"Indonesia masih membutuhkan impor daging maupun bibit hewan ternak karena ada keterbatasan pasokan domestik. Sementara permintaan daging makin meningkat seiring dengan pertambahan populasi dan peningkatan pendapatan terutama bagi kelas menengah yang makin bertambah," kata Aditya dalam keterangan tertulis, Kamis (26/5/2022).

Berdasarkan outlook daging sapi 2020 dari Kementerian Pertanian, sekitar 30-40 persen kebutuhan daging sapi nasional dipenuhi melalui impor, baik daging sapi atau hewan sejenis lembu lainnya maupun sapi bakalan.

Impor daging sapi didominasi dari Australia. Namun di beberapa tahun terakhir Indonesia mulai mengimpor dari India.

Menurut Aditya, menyeimbangkan impor daging dan bibit hewan ternak dan ketersediaan keduanya di dalam negeri bisa saja dilakukan.

Namun, hal itu memerlukan perbaikan pada sektor peternakan.

Aditya menyebutkan, permasalahan produksi daging sapi dalam negeri terletak pada sektor industri pembibitan sapi, tahap distribusi yang panjang, dan jalur transportasi.

Daerah produksi utama sapi di Indonesia terletak di Pulau Jawa. Namun mayoritas sapi di sana digunakan sebagai sumber tenaga kerja, tabungan, atau status sosial, bukan sebagai penghasil daging.

Halaman
12
Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved