Kabar Pangkalpinang
Pengamat Sebut Perumahan Subsidi Kian Diminati Pasangan Menikah
Diperidiksi tahun 2022 secara keseluruhan bisnis perumahan akan dapat meningkat, bahkan lebih cerah dari tahun lalu.
PANGKALPINANG, BABEL NEWS - Diperidiksi tahun 2022 secara keseluruhan bisnis perumahan akan dapat meningkat, bahkan lebih cerah dari tahun lalu.
Demikian disebutkan Dosen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Bangka Belitung (UBB) juga penerima Associate Wealth Manager Ari Agung Nugroho.
Kata Ari, apalagi makin banyak muda mudi yang menikah, hingga kebutuhan sektor rumah tapak hingga rumah subsidi yang paling diminati akan meningkat.
Menurutnya, pasar paling dominan hingga mencapai 85 persen dari keseluruhan bisnis properti di Indonesia adalah sub sektor rumah tapak.
"Pertumbuhan perekonomian dan daya beli meningkat, maka bisnis properti akan ikutan meningkat, pertumbuhan properti akan menjadi pilihan investasi masyarakat. Apalagi perumahan subsidi saat ini paling diminati oleh muda-mudi yang baru menikah karena dari segi harganya terjangkau," kata Ari.
Kemudian kata Ari, adanya wacana pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) yang akan diberikan juga kepada rumah inden (rumah belum jadi) menjadi peluang besar bagi pengembang maupun investor.
"Ini menjadikan daya dorong beli masyarakat apabila PPN ditanggung pemerintah dan memberikan relaksasi pajak serta tidak meningkatkan pajak PPH maupun BPHTB. Sehingga sektor properti menjadi investasi yang menjadi primadona masyarakat," sebutnya.
Dia juga mengatakan, selain itu suku bunga kredit pembelian properti apabila bisa menurun akan menambah gairah masyarakat untuk berinvestasi maupun memiliki properti sesuai kebutuhan.
"Karena investasi properti, nilai jual properti cenderung naik, bisa jadikan aset, resiko relatif rendah," bebernya.
"Apalagi jika uang muka bisa 0 persen maka akan mengungkit permintaan serta pertumbuhan properti juga," tambahnya.
Selain itu, menurutnya segmentasi serta target masyarakat yang sesuai dengan investasi properti tersebut. Sehingga pengembang bisnis properti akan merasakan keuntungan, setelah sebelumnya menurun karena efek pandemi.
Kata Ari, optimisme ini didorong nilai penjualan properti hunian di tahun 2021 yang cukup baik dan berangsur sehat.
"Perkiraan ekonomi Bank Indonesia tumbuh 5,5 persen, maka untuk sektor properti bisa di angka 15 persen, sangat siginifikan angka ini untuk bisnis properti kembali tumbuh," tegasnya. (t2)