Berita Bangka Tengah
Pemkab Bateng Awasi Peternakan di Tiga Kecamatan, Algafry Pantau Proses Vaksin PMK
Bupati Bangka Tengah, Algafry Rahman memantau langsung proses penyuntikan vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK).
KOBA, BABEL NEWS - Bupati Bangka Tengah, Algafry Rahman memantau langsung proses penyuntikan vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) yang dilakukan petugas Dinas Pertanian di salah satu peternakan di Desa Nibung, Kecamatan Koba, Rabu (29/6). Diketahui, sejak beberapa hari lalu, para petugas dari Dinas Pertanian juga telah bergerilya menyuntik sapi-sapi ternak yang ada di kecamatan lainnya agar terhindar dari virus PMK ini.
Algafry juga turut memberikan arahan kepada para peternak akan pentingnya vaksin PMK. Ia memastikan, pihaknya terus mendorong percepatan vaksinasi kepada hewan ternak, agar terbebas dari PMK. "Semoga dengan adanya pemberian vaksin ini, kasus PMK di Bangka Tengah bisa ditekan dan sapi-sapi yang masih sakit bisa sembuh semuanya," ucap Algafry.
Koordinator Dokter Hewan Dinas Pertanian Bateng, drh Rahmawati mengatakan, hari ini pihaknya melakukan vaksinasi PMK di dua kecamatan, yakni Kecamatan Koba dan Kecamatan Sungaiselan. Adapun jumlah vaksin PMK yang diberikan sebanyak 200 dosis vaksin merek Aftopor.
"Sebelumnya kami sudah lakukan vaksinasi PMK di sejumlah peternakan yang ada di Kecamatan Lubuk Besar sebanyak 99 dosis. Hari ini kita suntik lagi dosis yang masih ada untuk peternakan yang ada di Kecamatan Koba dan Kecamatan Sungaiselan," ujar Rahma.
Diketahui, ada tiga kecamatan Kabupaten Bangka Tengah, yakni Koba, Lubuk Besar dan Sungaiselan belum atau hanya sedikit sapi yang terpapar PMK. "Jadi di Sungaiselan kemarin ada dua sapi yang terpapar PMK dan sudah sembuh serta tidak ada lagi penambahan kasus," jelasnya.
Menurut Rahma, pemberian vaksin ini memang diprioritaskan untuk sapi-sapi yang belum pernah terpapar PMK sesuai dengan anjuran dari pemerintah pusat berdasarkan penelitian yang ada. "Kalau sapi sudah kena PMK, maka dia akan menjadi carrier (pembawa-red) virus. Jadi walaupun sudah sembuh dari sakit, tapi virus PMK tersebut masih ada di dalam tubuh walaupun jumlahnya mungkin sedikit dan tidak berbahaya lagi," katanya.
Diakuinya, jika sapi yang pernah terpapar PMK diberikan vaksin, maka ada kemungkinan vaksin tersebut bisa menjadi pemicu virus PMK pada tubuh sapi aktif kembali. Maka dari itu, untuk sementara, pemberian vaksin tersebut diprioritaskan hanya kepada sapi-sapi yang belum pernah terpapar PMK.
"Mungkin ke depannya akan ada jenis vaksin yang direkomendasikan oleh pemerintah pusat supaya bisa diberikan kepada sapi-sapi yang sudah pernah terjangkit PMK," tambahnya.
Sebelumnya, petugas dan dokter hewan dari Dinas Pertanian Kabupaten Bangka Tengah juga gencar memberikan vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) ke beberapa peternakan sapi di Kecamatan Lubuk Besar dan Koba, Sabtu (25/6). Total ada sebanyak 99 sapi yang telah disuntik vaksin PMK untuk pertama kalinya.
Koordinator Dokter Hewan Dinas Pertanian Bateng, drh Rahmawati mengakui, pemberian vaksin PMK ini dilakukan sebanyak tiga kali. "Jadi ini adalah pemberian vaksin yang perdana. Selanjutnya untuk dosis kedua akan diberikan sekitar empat minggu setelah dosis satu. Sedangkan dosis ketiga diberikan enam bulan setelah dosis kedua," jelas Rahma.
Diakuinya, kemungkinan vaksinasi PMK ini akan dilakukan setiap tahun dalam rangka eradikasi (pemusnahan atau pemberantasan penyakit-red) hingga Indonesia kembali bebas dari PMK. Kata Rahma, Babel mendapatkan sebanyak 800 dosis vaksin PMK dari pemerintah pusat untuk kemudian didistribusikan di tujuh kabupaten/kota.
"Dari jumlah tersebut, Kabupaten Bangka Tengah mendapatkan jatah sebanyak 200 dosis yang mana setengahnya sudah kita pakai pada hari ini," ungkapnya.
Ia mengatakan, selanjutnya vaksinasi PMK akan kembali dilakukan hari Senin atau Selasa mendatang di wilayah Sungaiselan. Diketahui, sampai sejauh ini, tiga kecamatan di Kabupaten Bangka Tengah yakni, Lubuk Besar, Koba dan Sungaiselan belum ada laporan terkait kasus PMK. "Untuk penambahan vaksin nanti akan diberitahukan oleh pemerintah pusat. Mungkin pengirimannya akan dilakukan setelah semua dosis yang ada sekarang telah terpakai semuanya," jelasnya.
Dirinya berharap, dengan begini wabah PMK bisa segera hilang. Sehingga, tidak merugikan masyarakat, terkhususnya para pengusaha dan peternak sapi. (u2)
Harus Sangat Serius
KEPALA Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto mengatakan, penanganan PMK harus sangat serius, terintegrasi, dan dilaksanakan seperti tahap-tahap penanganan Covid-19. "Jadi sudah terbentuk satuan tugas penanganan PMK, BNPB ditunjuk sebagai satgasnya untuk nasional dan penanganan di bawah koordinasi menteri koordinator maritim dan investasi sama seperti penanganan Covid-19," kata Suharyanto di Pendopo Gubernur Banten, Selasa (28/6).