BMKG Pastikan Tidak Ada Aktivitas Kegempaan di Bangka Tengah

Isu bakal terjadi tsunami di wilayah Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung, beredar luas di masyarakat dan viral

Editor: suhendri
FACEBOOK
AIR LAUT SURUT - Tangkapan layar video viral air laut surut dan kering di Pantai Sampur, Kepulauan Bangka Belitung. Warganet pun mengaitkan fenomena air laut surut itu sebagai pertanda datangnya gelombang tsunami. 

PANGKALPINANG, BABEL NEWS - Isu bakal terjadi tsunami di wilayah Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung, beredar luas di masyarakat dan viral.

Kekhawatiran muncul karena dalam waktu bersamaan terjadi fenomena air laut surut di wilayah Pantai Sumpur.

Rekaman kejadian alam yang dinilai tak lazim itu pun viral di media sosial.

"Orang Indonesia lihat laut surut malah rame, bukannya pada cari selamat. Buru-buru menjauh dari laut, mumpung laut belum marah," tulis akun Facebook, Rhendy Swandi dikutip, Kamis (13/10/2022).

Video berdurasi 20 detik itu telah ditonton lebih dari 20.000 kali. Video yang sama juga beredar di berbagai platform media.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pangkalpinang Tri Agus Pramono mengatakan, mencermati isu tsunami di Bangka Tengah, BMKG segera melakukan analisis rekaman data sinyal seismik di sensor terdekat. Hasilnya, tidak ada aktivitas kegempaan di Bangka Tengah dan sekitarnya.

"Hasil prakiraan pasang surut BOOST di wilayah Bangka Belitung tidak ditemukan perubahan gelombang air laut yang signifikan (hanya gejala normal pasang surut harian)," kata Tri dalam keterangan tertulisnya.

Dia menuturkan, berdasarkan hasil pengamatan lapangan oleh BMKG Pangkalpinang, tidak didapatkan adanya gejala peristiwa tsunami.

"BMKG mengimbau kepada masyarakat agar tidak memercayai isu tsunami yang berkembang dan dapat melakukan aktivitas seperti biasanya," ujar Tri.

Hal senada disampaikan Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Pangkalpinang, Kurniaji.

Dia menegaskan, video air laut surut di Pantai Sampur bukan merupakan pertanda adanya potensi tsunami.

Air laut surut tersebut diakibatkan adanya gravitasi bulan yang lumrah terjadi.

"Terkait dengan video viral memang merupakan hal yang normal. Ketika dikaitkan dengan isu tsunami itu adalah hoaks belaka," kata Kurniaji saat dikonfirmasi, Kamis (13/10/2022).

Selain itu, pihaknya juga tidak mencatat adanya gempa dalam beberapa hari terakhir.

"Tsunami itu biasanya harus disertai gempa terlebih dahulu, lalu gempanya juga ada kriterianya. Pertama harus lebih besar dari 6,7 skala Richter, kemudian gempa dangkal dan gempanya berada di lautan bukan di daratan," ujar Kurniaji.

Halaman
12
Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved