Berita Pangkalpinang

Jelang Perhelatan Pekan Olahraga Nasional 2024, KONI Maksimalkan Pembinaan Atlet

KONI Kepulauan Bangka Belitung memastikan akan terus memaksimalkan potensi yang ada meski dengan anggaran yang minim.

Bangka Pos/Rizky Irianda Pahlevy
Ketua KONI Provinsi Bangka Belitung, Ricky Kurniawan. 

PANGKALPINANG, BABEL NEWS - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kepulauan Bangka Belitung memastikan akan terus memaksimalkan potensi yang ada meski dengan anggaran yang minim. Hal ini disampaikan Ketua KONI Bangka Belitung, Ricky Kurniawan setelah tak adanya bantuan pihak ketiga dalam perhelatan di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024.

"Kalau untuk anggaran hibah itu Rp14 miliar dari Pemprov Bangka Belitung. Kalau untuk pihak ketiga itu tidak ada sama sekali, jadi kami sekarang hanya fokus dengan apa yang ada untuk melakukan pembinaan demi prestasi," ujar Ricky Kurniawan, Senin (19/8).

Berbeda seperti di Porwil ataupun PON Papua yang lalu, untuk sponsor terdapat beberapa yang masuk untuk mendukung para atlet untuk berjuang demi prestasi Provinsi Bangka Belitung. "Untuk PON tahun ini tidak ada satu pun sponsor, karena memang alasan mereka sedang kesulitan semuanya," tuturnya.

Meskipun tidak ada bantuan pihak ketiga, Ricky Kurniawan menegaskan kondisi tersebut tidak menjadi halangan bagi pembinaan atlet yang tetap harus berjalan dengan maksimal. "Kita yakin Rp14 miliar ini sudah maksimal melihat kondisi anggaran Pemprov yang sedang babak belur saat ini, jadi kami fokus mengelola apa yang ada meski tanpa bantuan pihak ketiga. Kita tetap optimistis dapat memberikan prestasi, para atlet juga tetap semangat untuk memberikan yang terbaik," jelasnya. 

Diketahui untuk anggaran hibah Rp 14 miliar dari Pemprov Bangka Belitung ini dikelola, untuk pembagian bonus di babak kualifikasi PON tahun lalu di angka Rp600 jutaan. Lalu ada pula Pelatda PON termasuk pembelian peralatan latihan dan perlengkapan pertandingan para atlet, serta uang bulanan untuk atlet yang berkisar Rp6,5 miliar.

Sedangkan biaya pengiriman atlet juga mencapai Rp4,6 miliar, termasuk pembayaran biaya kontribusi karena PON XXI Aceh-Sumut 2024 ini berbeda dari PON Papua sebelumnya di mana akomodasi, transportasi dan konsumsi ditanggung tuan rumah sendiri. Sedangkan di PON Aceh Sumut terdapat biaya kontribusi sebesar 50 persen ditanggung provinsi masing-masing, karena tuan rumah hanya memanggung 50 persen saja. 

Ricky mengatakan untuk di Aceh itu biayanya Rp800 ribu per atlet per hari. Jadi tuan rumah hanya menanggung Rp400 ribu dan KONI Provinsi juga sama setengahnya Rp400 ribu juga per orang dan per hari.

"Begitu juga di Sumatera Utara Rp900 ribu per orangan, jadi kita tanggung Rp450 ribu per hari dan per orang. Di sini yang kita dapat adalah akomodasi hotel, transportasi kendaraan kita menuju venue pertandingan dan balik ke hotel serta konsumsi selama di sana," tuturnya.

Ricky Kurniawan pun berharap dukungan penuh, masyarakat Provinsi Bangka Belitung untuk dapat mendulang prestasi terbaik di PON 2024. "Kita ingin memberikan yang terbaik, termasuk atlet, pelatih hingga pengurus cabor. Dukungan masyarakat dan seluruh pihak, tentunya menjadi modal berharga agar bisa meraih prestasi dan memberikan penampilan yang maksimal," ungkapnya. (riz)

Sesuai Standar PON
KOMITE Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kepulauan Bangka Belitung memastikan seluruh peralatan dan perlengkapan, untuk PON 2024 sudah memenuhi standar dan spesifikasi. Hal ini disiapkan guna mengoptimalkan prestasi atlet Bangka Belitung.

"Terkait peralatan atlet menuju PON nanti, sudah sesuai spesifikasi dan peruntukannya itu. KONI menyiapkan atribut untuk pertandingan dengan dua opsi, opsi satu contohnya memberikan sepatu khusus untuk atlet atletik, bukan untuk sepatu jalan, begitu juga lompat jungkit beda lagi sepatunya harus sesuai peruntukannya," ujar Ketua KONI Bangka Belitung, Ricky Kurniawan, Selasa (20/8). 

Ricky Kurniawan mengatakan, untuk mekanisme pembelian atribut juga sudah mengikuti prosedur sesuai e-katalog. Sehingga, semua kualitas barang-barang seperti jaket, kopi, kaus polo, sepatu, tas dan yang lain telah sesuai standar yang diminta. 

"Mekanisme pembelian juga kita sesuai e-katalog, meski designnya ada yang tidak suka dan suka karena design ini masalah selera. Semua atribut tidak ada logo PON karena kita harapkan, atlet tetap menggunakan atribut itu di mana saja seperti latihan sore dan kegiatan olahraga lainnya," ucapnya. 

Atlet Gateball, Mohammad Safran mengungkapkan, bantuan peralatan yang sudah diberikan KONI Bangka Belitung sudah memenuhi spesifikasi. "Kita untuk peralatan itu banyak dapat bantuan dari KONI Bangka Belitung, seperti stik, bola, timer, line, baju, sepatu, topi dan lain-lainnya. Untuk barang-barang ini pun sudah sesuai harapan, artinya sudah sesuai dengan spesifikasi untuk menunjang kami latihan," tutur Safran. 

Selain itu dengan telah diberikannya peralatan yang memadai, Safran yang juga ikut dalam Pelatihan Daerah (Pelatda) akan terus berjuang demi meraih prestasi di ajang olahraga tertinggi di Indonesia. "Kita sudah menjalani pelatda yang merupakan program KONI Babel, tentunya kita terus latihan agar bisa memberikan prestasi terbaik di PON 2024 nanti," ungkapnya. (riz)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved