"Sehingga, matahari akan terlihat sebagaimana biasanya ketika tidak terjadi gerhana," kata dia.
Andi menjelaskan, di dalam astronomi ada elongasi atau separasi (sudut pisah).
Jika mengalami gerhana matahari sebagian, elongasi antara bulan dan matahari akan lebih kecil dibandingkan jumlah dari jari-jari sudut matahari dan jari-jari sudut bulan.
Lalu, jika mengalami gerhana matahari cincin, jari-jari sudut bulan yang tampak dari pengamat di bumi akan lebih kecil dibandingkan dengan jari-jari sudut matahari.
"Hal ini dikarenakan bayangan inti bulan (disebut juga umbra) tidak mencapai permukaan bumi, sehingga yang sampai ke permukaan bumi adalah bayangan yang arahnya berlawanan dengan umbra, disebut juga anti-umbra atau antumbra," ujar Andi.
Peristiwa gerhana matahari kedua akan terjadi pada 4 Desember 2021, dengan terjadinya gerhana matahari total.
Fenomena bulan sepenuhnya menghalangi matahari dan memberi bayangan di atas bumi ini bisa disaksikan di wilayah Amerika Selatan, Pasifik, Atlantik, serta sebagian Samudra Hindia dan Antartika.
Sementara itu, GMC yang akan kembali teramati di Indonesia kemungkinan terjadi pada tahun 2023.
Gerhana Matahari Cincin terjadi saat bulan menutupi pusat matahari dan membentuk serupa cincin.
Hal ini lantaran bulan berada cukup jauh dan tampak kecil dari bumi, sehingga tak bisa menghalangi seluruh permukaan matahari.
Asal Usul Nama GMC
Melansir USA Today, saat gerhana, bulan akan menutupi matahari dan membentuk cincin karena tepian nya tidak akan tertutup semua.
Hal ini karena bulan cukup jauh dan tampak kecil dari bumi.
Oleh karena itu, bulan tidak bisa menutupi permukaan Matahari secara menyeluruh.
Perlu diperhatikan bahwa fenomena Gerhana Matahari Cincin tidak bisa dilihat langsung oleh mata tanpa alat bantu.