PANGKALPINANG, BABEL NEWS - Sejumlah lapak kayu berisikan dagangan kue kering terlihat memenuhi Jalan Pasar Ikan atau tepatnya di samping kawasan Atrium Pangkalpinang, Jumat (8/7). Kondisi ini selalu terjadi, menjelang hari besar keagamaan, baik Idulfitri maupun Iduladha.
Bahkan, sejak beberapa hari terakhir, jalanan ini sulit dilalui kendaraan bermotor karena tertutup oleh sejumlah lapak-lapak kue ini. Selain itu, para pejalan kaki yang mencari kue lebaran terlihat memenuhi kawasan ini.
Rizki (59), pedagang kue kering dadakan di kawasan ini, mengakui, sudah 20 tahun berjualan kue di jalanan tersebut. Diakuinya, tidak ada iuran yang harus dibayar pada lapak yang sudah ditempatinya sejak pekan lalu ini. Hanya saja, dirinya harus membayar uang sampah.
"Kalau sewa hanya bayar sampah saja, tapi mungkin ada berbagi rezekilah bahasanya sama tukang parkir atau preman-preman pasarlah gitu," ujar Rizki.
Ia juga merasa omzet yang didapatkan dari berjualan di kawasan ini cukup menjanjikan. "Kemarin ada imbauan untuk tidak boleh jualan di sini lagi, tapi gimana ramainya di sini, kami jualan mau yang tempat ramailah. Kalau omzet itu Alhamdulillah bisa puluhan jutalah," tuturnya.
Hal senada disampaikan pedagang lainnya, Amel. Dirinya juga mengaku hanya membayar uang sampah dan sedikit upah untuk para preman pasar. "Karena di sini ramai jadi kami pilih di sini, kalau di jalan biasa belum tentu seramai ini. Orang pulang dari BTC mampir, dan sudah tahu tempatnya di sini mau gimana lagi kami," ujar Amel.
Lahan parkir
Kepala UPTD Pengelola Prasarana Teknis Perhubungan, Dinas Perhubungan Kota Pangkalpinang, Welly A Riduan mengaku, sebetulnya pihak perhubungan dirugikan dengan adanya pedagang kue kering dadakan tersebut. "Sebetulnya kami dinas perhubungan itu adalah korban terdampaknya, karena kalau lapak parkir dijadikan tempat berdagang tidak ada setoran sama sekali di titik parkir tersebut," ujar Welly.
Menurutnya, penutupan jalan tersebut juga dilakukan sepihak oleh para pedagang dan lain-lain. Apalagi, pihaknya sudah tidak merekomendasikan para pedagang menggunakan badan jalan. "Setiap tahun hampir selalu begini, jadi laporan dari juru parkir di titik tersebut, mereka (pedagang, red) memasang tenda dan bawa alat-alatnya itu malam hari. Jadi kalau sudah dibentangkan jualan di jalan seperti itu gak bisa apa-apa lagi," jelasnya.
Welly memastikan, jika para pedagang kue dadakan itu itu tidak membayar sewa lapak ke tukang parkir. "Dulu sudah pernah kami interogasi, pedagang kue dadakan itu selalu mengatasnamakan, ada yang bilang sudah izin sama tukang parkir, ada yang bilang sudah izin sama dinas perdagangan, ada yang sama Satpol PP. Kalau kami sebetulnya dirugikan karena tidak ada pemasukan parkir dari sana," jelasnya.
Ia juga berharap, adanya penertiban di kawasan tersebut. "Ini masalah tahunan yang selalu kita jumpai, jangan hal-hal yang biasa itu dijadikan hal yang lumrah. Pasar Pangkalpinang jadi semakin semerawut, karena keterbiasaan itu. Dulu sempat kita tertibkan gabungan bersama Satpol PP mereka bilang sudah banyak beli barang kalau mau relokasi kita kasih keringanan," tuturnya.
Kepala Satpol PP Pangkalpinang, Efran mengakui, pihaknya tidak bisa langsung begitu saja melakukan penertiban. "Lapak tersebut merupakan lahan parkir yang dikelola oleh dinas perhubungan, kalau memang dirasa salah bisa menyurati Satpol PP untuk dilakukan penertiban ataupun pemantauan. Kami tidak bisa langsung tiba-tiba menertibkan begitu saja, harus ada akarnya," ujar Efran.
Menurutnya, kawasan tersebut ada lahan parkir dan juga pedagang maka penertiban bisa dilakukan bersama-sama tidak hanya dari Satpol PP. "Tim pengawasan Satpol PP akan merunut permasalahannya, jadi tidak bisa hanya kami saja yang penertiban. Poinnya ini harus turun bersama kalau memang dirasa ini masalah," tuturnya.
Diakuinya, tahun 2020 sempat dilakukan penertiban, namun para pedagang mengaku sudah banyak membeli barang yang bisa merugi. "Kemarin sudah pernah ditertibkan cuma mereka (pedagang, red) bilang sudah beli barang banyak kalau kita relokasi bisa rugi, jadi diberi keringanan," tambahnya. (t2)
Belum Ada Tempat Strategis
KEPALA Dinas Perdagangan Koperasi dan UMKM Pangkalpinang, Donal Tampubolon mengakui, belum ada tempat yang strategis untuk para pedagang kue kering dadakan yang menutupi Jalan Pasar Ikan Pangkalpinang. "Kita juga bingung mau gimana lagi, setiap tahun mereka selalu langsung memasang lapak di situ. Seolah memang diperbolehkan berjualan, padahal jelas itu tidak boleh sebab memakan badan jalan dan mengganggu lalu lintas," ujar Donal, Jumat (8/7).
Diakuinya, Pemkot Pangkalpinang belum memiliki tempat yang tepat dan strategis untuk para penjual kue dadakan itu. "Tapi mereka itu hanya dimomen ini saja, namanya juga pedagang dadakan," tambahnya.