Berita Belitung Timur

Dukung Upaya Kendalikan Inflasi Pangan, Belitung Timur Gandeng Empat Kabupaten

Pemerintah Kabupaten Belitung Timur menandatangani nota kesepahaman (MoU) dan perjanjian kerja sama antar daerah.

(Dokumentasi protokol)
MEETING TPID - Wakil Bupati Bangka Selatan, Debby Vita Dewi ketika mengikuti kegiatan High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Hotel Sheraton Resort Belitung, Senin (3/11/2025). Lewat kerja sama ini pemerintah daerah berupaya menjaga laju inflasi di daerah. 

SIJUK, BABEL NEWS - Pemerintah Kabupaten Belitung Timur menandatangani nota kesepahaman (MoU) dan perjanjian kerja sama antar daerah. Kerja sama ini untuk menciptakan sistem logistik pangan yang lebih efisien, yang pada akhirnya akan menekan angka inflasi terutama di Kabupaten Belitung Timur.

Penadatanganan dilakukan oleh Bupati Belitung Timur, Kamarudin Muten bersama pimpinan daerah ataupun perwakilan yang hadir dalam High Level Meeting (HLM), Capacity Building, Penandatanganan Kerja Sama Antar Daerah (KAD) dan FGD Business Matching. Acara diinisiasi Bagian Ekonomi Pembangunan Sekretariat Daerah dan Perwakilan Bank Indonesia Kepulauan Bangka Belitung di Meeting Hall Hotel Sheraton Belitung, Kecamatan Sijuk Kabupaten Belitung, Senin (3/11). 

Kabupaten Belitung Timur menandatangani empat kerja sama antar daerah, yaitu dengan Kabupaten Bangka Barat, Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Bogor. Ditambah lagi satu kerja sama antar pelaku usaha, yang ada di Kabupaten Belitung Timur dengan Bogor.

"Harapan kami, kerja sama dapat membuka arus perdagangan dari luar daerah ke Kabupaten Belitung Timur dan sebaliknya. Tujuannya agar perekonomian daerah kita dapat berkembang dua arah dan saling menguatkan," kata Kamarudin Muten.

Menurut Kamarudin Muten, sekitar 80 persen kebutuhan bahan pokok masyarakat Belitung Timur masih dipasok dari luar Pulau Belitung. Kondisi ini tentu menjadikan Kabupaten Belitung Timur sangat rentan terhadap fluktuasi harga dan gangguan pasokan.

"Oleh karena itu, kerja sama antar daerah menjadi sangat penting, tidak hanya untuk menjaga stabilitas harga, tetapi juga memastikan ketersediaan bahan pangan strategis di pasar," ujar Kamarudin Muten.

Ia menambahkan, kerja sama ini pada dasarnya bertujuan untuk mewujudkan empat hal utama. Baik untuk memperkuat pasokan dan produksi pangan lokal. serta menjalin sinergi antar daerah dalam rantai pasokan dan distribusi barang. Selain itu pula untuk menguatkan kelembagaan ekonomi masyarakat. Ditambah, untuk mendorong efisiensi dan kemandirian fiskal daerah.

"Untuk itu mari kita jadikan kegiatan ini sebagai langkah nyata memperkuat kolaborasi antar daerah dan dunia usaha, menumbuhkan kemandirian ekonomi, dan memastikan stabilitas harga demi kesejahteraan bersama," jelasnya.

Deputi Kepala Perwakilan BI Kepulauan Babel, Farid Tamsil mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu agenda penting. Kerjas ama akan menjadi tonggak baru dalam upaya memperkuat rantai pasok pangan di wilayah Kepulauan Bangka Belitung. 

"Kolaborasi antara Belitung Timur dengan Kabupaten Bekasi, Bogor, Bangka Barat, dan Bangka Selatan diharapkan dapat mendorong terciptanya sistem logistik pangan yang lebih efisien. Termasuk pula, melalui model B2B pengadaan daging sapi beku sebagai langkah konkret menjaga stabilitas pasokan dan harga," kata Farid Tamsil.

BI Perwakilan Babel juga mengajak untuk memperkuat komitmen bersama, menginisiasi program unggulan yang inovatif, dan menciptakan peluang-peluang yang berkelanjutan. Di mana tujuan akhirnya, mencapai inflasi Provinsi Kepulauan Babel kembali ke dalam sasaran nasional sebesar 2,5±1 persen. 

"Kami mewakili Bank Indonesia menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada TPID Kabupaten Belitung Timur dan mengucapkan terima kasih kepada Bapak Bupati atas dukungan serta kerja keras anggota TPID Kabupaten Beltim yang konsisten dalam menjaga inflasi pada level yang rendah dan stabil," ucapnya. (y1)

Tanjungpandan Alami Kenaikan Inflasi
BPS Kabupaten Belitung menggelar rilis berita resmi statistik Indeks Harga Konsumen pada Senin (3/11). Berdasarkan data, BPS mencatat pada bulan Oktober 2025, Tanjungpandan mengalami inflasi sebesar 0,86 persen (m-to-m), dengan Indeks Harga Konsumen sebesar 107,78.

Secara tahunan (y-on-y), terjadi inflasi sebesar 2,37 persen, dan secara tahun kalender (y-to-d) terjadi inflasi sebesar 1,24 persen. Dengan demikian, pada bulan Oktober 2025, Tanjungpandan mengalami inflasi tahun kalender tertinggi sepanjang tahun 2025.

Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah makanan, minuman dan tembakau yang mengalami inflasi sebesar 2,20 persen, dengan andil inflasi sebesar 0,86 persen. Sementara itu, terdapat dua kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi bulanan, yaitu kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga serta kelompok transportasi, yang masing-masing mengalami deflasi sebesar 0,15 dan 0,11 persen, dengan andil deflasi sebesar 0,01 persen. 

Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi bulanan adalah daging ayam ras (0,67 persen), sawi hijau (0,10 % ), dan cabai merah (0,08 % ). Secara wilayah, dari empat titik penghitungan inflasi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, seluruhnya mengalami inflasi bulanan, dengan inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Belitung Timur sebesar 1,08 persen.

Sementara itu, inflasi terendah terjadi di Pangkalpinang sebesar 0,08 persen. Secara gabungan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami inflasi bulanan sebesar 0,49 persen. Secara tahunan, terjadi inflasi sebesar 2,51 persen dan secara tahun kalender terjadi inflasi sebesar 1,84 persen. (dol)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved