Kasus Aktif Covid-19 di Babel Nyaris Tembus 1.000
Menurut Mikron, kebanyakan warga yang terpapar Covid-19 tidak mengalami gejala atau hanya bergejala ringan.
PANGKALPINANG, BABEL NEWS - Jumlah kasus Covid-19 di Bangka Belitung melonjak dalam dua pekan terakhir.
Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangka Belitung, pada periode 1-13 Februari 2022, tercatat ada penambahan konfirmasi positif mencapai 1.057 kasus sehingga total mencapai 53.524 kasus selama pandemi melanda Indonesia.
Adapun pada Minggu (13/2/2022), terjadi penambahan 124 kasus baru Covid-19, kasus selesai isolasi bertambah 40 orang, dan kasus meninggal bertambah 2 orang.
Penambahan ini membuat jumlah kasus aktif Covid-19 di Negeri Serumpun Sebalai menjadi 945 orang.
Rinciannya, di Kota Pangkalpinang sebanyak 362 orang, Kabupaten Bangka 127 orang, Bangka Tengah 111 orang, Bangka Barat 49 orang, Bangka Selatan 40 orang, Belitung 223 orang, dan Belitung Timur 33 orang.
"Kasusnya memang terus bertambah sejak ditemukan varian Omicron. Bila sehari bertambah 100 lebih, maka hingga akhir bulan bisa saja lebih dari 1.000," kata Sekretaris Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Mikron Antariksa, Minggu (13/2/2022).
Menurut Mikron, kebanyakan warga yang terpapar Covid-19 tidak mengalami gejala atau hanya bergejala ringan.
"Total hingga hari ini (periode 1-13 Februari) telah empat kasus meninggal dunia. Artinya masih rendah," ujarnya.
Meski demikian, Mikron mengimbau agar masyarakat tetap waspada.
Selain itu, berobat dan memeriksakan diri apabila mengalami gejala Covid-19.
Lebih lanjut, dia mengatakan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, untuk menekan penyebaran varian Omicron, pemerintah daerah diminta gencar melakukan vaksinasi Covid-19, terutama bagi warga lanjut usia (lansia).
Kemudian, pengetatan protokol kesehatan (prokes) bagi masyarakat.
"Pemerintah daerah juga diminta untuk mengambil langkah konkret dalam menjalankan prokes dan sosialisasi penegakan disiplin. Kita sudah empat bulan melakukan kelonggaran prokes, masih perlu sosialisasi tindakan aktif masyarakat dalam penggunaan masker lebih ketat lagi," tutur Mikron.
Setiap rumah sakit milik pemerintah, lanjut dia, juga diharapkan dapat menyiagakan kembali fasilitas isolasi terpusat untuk berjaga-jaga jika sewaktu-waktu kasus Covid-19 mengalami peningkatan.
Sebab, rumah sakit pemerintah menjadi rujukan untuk tempat isolasi terpusat.
"Termasuk membuka kembali PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) tingkat desa untuk melacak siapa tahu ditemukan kasus positif sehingga dapat memutus mata rantainya," kata Mikron. (riu)