Kabar Pangkalpinang

Ateng Olah Cup Kopi Jadi Cuan, Sebulan Kirim 2 Ton Hasil Penggilingan Cup Plastik

Ateng, panggilan Rama Leo Batera sudah setahun terakhir mengolah limbah plastik menjadi cuan.

Editor: Rusaidah
Bangka Pos/Andini Dwi Hasanah
Rama Leo Batera (Ateng) saat memilah sampah plastik di gudang peleburan sampah plastik. 

PANGKALPINANG, BABEL NEWS - Sebagian orang mungkin memandangnya sebagai sampah tak berguna, namun di tangan Rama Leo Batera (29) pemuda asal Kota Pangkalpinang justru sampah plastik menjadi pundi-pundi cuan.

Ateng, panggilan Rama Leo Batera sudah setahun terakhir mengolah limbah plastik menjadi cuan. Lantaran selama Covid-19 kemarin ia bingung mengisi kegiatan.

Gunungan sampah plastik di dalam karung menghiasi gudang penggilingan sampah plastik milik Ateng yang diberi nama Bangka Recycle.

Suara hingar bingar mesin penggiling sampah terdengar dari pintu masuk berbahan seng itu.

Diakui Ateng, 20 persen sampah yang ia lakukan penggilingan itu berasal dari sampah cup plastik kopi shop di Pangkalpinang.

Untuk sampah cup plastik kopi shop sendiri kata Ateng per minggu masuk ke gudangnya berkisar 200 kilogram.
Sampah-sampah cup plastik itu Ateng dapatkan dari para pemulung yang ada di Pangkalpinang, karena ia belum bekerja sama dengan pihak kopi shop untuk pengumpulan sampah.

"200 kilogram per minggu itu masih masuk, dari macam-macam brand tapi cup kopi memang paling banyak, dari cafe-cafe banyak. Saya beli dari para pemulung, untuk sekilo cup plastik itu berkisaran Rp3.000-Rp7.000," ujar Ateng saat ditemui Bangka Pos Group, Jumat (18/2).

Kata Ateng, setelah dikumpulkan sampah cup plastik itu kembali dipisahkan mulai dari yang ada sablon hingga yang tidak ada sablon, kemudian masuk proses penggilingan dan dikeringkan.

Usai masuk proses penggilingan cup plastik tersebut menjadi butiran plastik kecil-kecil.

"Setelah dikeringkan kita masukkan ke dalam karung untuk dikirimkan ke Tangerang untuk didaur ulang. Sebulan setelah penggilingan itu bisa 1,5 ton sampai 2 ton untuk sampah cup plastik," bebernya.

Diakui Ateng, sampah cup plastik memang kian berdatangan ke gudangnya lantaran kian banyaknya kopi shop di Pangkalpinang.

Bukan hanya kopi shop, kata Ateng gerai minuman kekinian juga turut serta menjadi penyumbang. Namun hal tersebut justru dinikmati oleh Ateng, sebab setiap sampah yang datang justru menjadi pundi keuangan untuknya.

"Pengakuan para pemulung setelah banyaknya tempat ngopi, mereka makin banyak dapat cup plastik. Tapi kalau kita tidak masalah selama itu masih bisa digiling kita giling masih bisa didaur ulang dijadikan cup kembali nantinya," paparnya.

Kata Ateng, sampah plastik yang masuk ke gudangnya itu yang paling mendominasi adalah sampah plastik rumah tangga, seperti bekas sampo, sabun, deterjen dan sampah minuman botol kemasan.

"Saya tertarik mengangkat bisnis seputar isu lingkungan, selama ini lingkungan itu hanya gerakan sosial yang terkesan seremoni saja. Saya bergeraknya di ekonomi bisnis juga yang dampaknya dari lingkungan," kata Ateng.
Selain bisa mengurangi sampah plastik di Babel khususnya di Kota Pangkalpinang, tentunya penggilingan sampah plastik ini mempunyai nilai ekonomis.

Sumber: Bangka Pos
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved