Kabar Pangkalpinang

BPIP RI Tanamkan Penguatan Ideologi Pancasila ke Civitas Akademika IAIN SAS Bangka Belitung

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung sukses menyelenggarakan Internalisasi Pembinaan Ideologi Pancasila.

Editor: Rusaidah
Istimewa/Dok. IAIN SAS Babel
BPIP RI menyelenggarakan Internalisasi Pembinaan Ideologi Pancasila. 

MENDO BARAT, BABEL NEWS - Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung sukses menyelenggarakan Internalisasi Pembinaan Ideologi Pancasila bagi civitas akademika sekaligus penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) RI dengan IAIN SAS Bangka Belitung. Kegiatan ini diselenggarakan di Aula Gedung Terpadu IAIN SAS Bangka Belitung, Senin (25/7).

Rektor IAIN SAS Bangka Belitung Dr Irawan dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat datang di Kampus IAIN SAS Bangka Belitung.

"Pancasila sudah final, tidak lagi diragukan, maka dari itu jangan sampai Pancasila diganggu gugat," ujarnya.

Rektor juga mengakui di kampusnya tersebut telah memiliki program atau kegiatan yang bernilai Pancasila seperti berdirinya moderasi beragama.

"Mari kita dukung program BPIP, dengan kerja sama ini diharapkan dapat memperkuat program-program kita IAIN SAS Bangka Belitung," paparnya.

Ia mengajak seluruh dosen agar mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

"Mata kuliah yang yang sudah diberikan perlu diaplikatifkan oleh dosen maupun mahasiswa kita," jelasnya.

Saat menjadi keynote speaker Kepala BPIP Prof Drs KH Yudian Wahyudi mendorong dosen agar menjadi teladan di masyarakat yang mencintai tanah air.

Menurutnya nilai-nilai Pancasila penting untuk dipahami para dosen yang membentuk karakter anak-anak bangsa, terlebih sebagai generasi muslim Indonesia.

"Generasi muslim Indonesia tumbuh sebagai generasi yang cinta tanah air dan Pancasilais, sebagai salah satu implementasi ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa," ujarnya.

Beliau juga menjelaskan sejarah Islam sejak zaman para nabi yang mengandung nilai-niai Pancasila. Tidak hanya itu sejarah panjang kemerdekaan Indonesia oleh nenek moyang patut disyukuri.

"Perintah shalat yang didahului dengan menyucikan diri dengan ber-wudlu itu menurutnya mengisyaratkan agar umat muslim mencari tempat kehidupan di pusat-pusat air. Itu artinya umat muslim harusnya paling mencintai tanah air," jelasnya.

Yudian bahkan menegaskan dengan kaya ilmu pengetahuan semua orang tidak boleh melawan negara termasuk mengganti ideologi negara bangsa Indonesia.
"Umat muslim juga harusnya menjadi orang-orang yang religius dan nasionalis, jadi tidak boleh melawan negara," tegasnya.

Hadir juga dalam acara tersebut, Sekretaris Utama Dr Adhianti, Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan Ir Prakoso, Deputi Bidang Hukum, Advokasi dan Pengawasan Regulasi KA Tajuddin, Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Kemahasiswaan Dr H Muh Misdar, Kepala Biro AUAK Drs H Eramli Jantan Abdullah, Kabag AUK Amir Hamzah dan Dekan FDKI Dr Rusydi Sulaiman, Dekan Fakultas Tarbiyah Dr Soleha, kaprodi para dosen dan civitas akademika IAIN SAS Bangka Belitung. (*/t2)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved