Berita Pangkalpinang
Pasokan Sapi Masih dari Luar Pulau, DPKP Babel Dorong Kemajuan Peternak Melalui KUR
DPKP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencatat, kebutuhan sapi di wilayahnya, masih bergantung dari luar pulau.
PANGKALPINANG, BABEL NEWS - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencatat, kebutuhan sapi di wilayahnya, masih bergantung dari luar pulau, yakni biasanya dari Lampung. Hal ini diungkapkan oleh Kepala DPKP Babel, Edi Romdhoni, Rabu (9/11).
Diakuinya, dalam sebulan, ada sekitar 1.000 lebih sapi dipotong untuk memenuhi konsumsi masyarakat di wilayahnya. "Semalam potong itu 35-an sapi, kalau di kali 30 hari kemudian kali 12 bulan, nyatanya ada 15.000 sapi per tahun, karena puncak saat lebaran. 15 ribu per tahun bagi 12 bulan artinya seribu lebih dalam satu bulan, itu konsumsi kita," ujar Edi.
Menurutnya, sapi potong harian ini berasal dari luar pulau. "Itu bukan sapi dari kita, sapi kita kalau dipotong sehari habis itu, biar jadi budidaya masyarakat, yang belum mengenal sapi sekarang sudah mengenal sapi, yang mudah dipelihara itu sapi Bali," katanya.
Dirinya mendorong agar produksi sapi para peternak di Babel terus meningkat dengan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR). "Nanti kita akan rapat KUR sapi, saat ini sudah ada beberapa kelompok yang mengajukan ke bank. Nilai kemarin sudah Rp5 miliaran lebih. Jadi untuk sapi pembibitan, kita fasilitasi dengan KUR," jelasnya.
Ia menambahkan, peternak akan memulai dengan sapi pembibitan jenis sapi Bali kemudian akan diperkenalkan sapi penggemukan. "Ini kita juga akan melakukan persiapan untuk lebaran mendatang, perlu dipelihara 6 atau 8 bulan, jadi kita rapat, diundang perbankan, kelompok petani, itu sudah banyak yang berani. Biar nanti kekurangan dari Lampung itu," kata Edi.
Dirinya berharap, peternak sapi tertarik untuk mengajukan KUR untuk budidaya sapi lebih besar lagi. "Kita harap gak hanya Iduladha atau Idulfitri saja yang menggunakan ini, di bulan apapun mau mengambil KUR. Tapi yang penting sekarang sudah jalan, mau mengambil dua momen itu, sudah ada kemajuan di dunia peternakan," pungkasnya.
Dosen STIE Pertiba, Suhardi menilai, potensi peternakan sapi di Bangka Belitung masih cukup besar. Pasalnya, dengan asumsi berdasarkan data badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, bahwa konsumsi daging sapi di Indonesia sebanyak 0,038 kilogram (kg) per kapita per bulan pada Maret 2021.
"Sedangkan dari data statistik peternakan tahun 2022, jumlah sapi potong di Bangka Belitung sekitar 20.000-an ekor, angka ini menjadikan Bangka Belitung sebagai daerah terendah dengan jumlah populasi sapi terendah kedua setelah DKI Jakarta," ujar Suhardi.
Ia tak menampik dari data ini tentunya memberikan gambaran, pasokan peternak sapi lokal belum bisa mencukupi kebutuhan akan konsumsi daging sapi di Bangka Belitung. "Dengan masih tingginya kebutuhan akan daging sapi dan rendahnya pasokan dari lokal Bangka Belitung, tentunya peternakan sapi memiliki potensi yang cukup baik dikembangkan. Hendaknya hal ini perlu menjadi perhatian serius pemerintah, dengan melakukan ekstensifikasi dan menggalakkan peternakan sapi potong di Bangka Belitung," jelasnya.
Suhardi menilai program Kredit Usaha Rakyat (KUR), bagi peternak sapi daerah tentu merupakan langkah positif, dengan tujuan menggalakkan peternak sapi lokal untuk mengusahakan peternakan sapi potong yang lebih baik. "Karena permodalan usaha sapi potong tidaklah sedikit dan juga peternakan sapi sangat rentan terhadap penyakit atau faktor risiko kegagalan lainnya," katanya.
Upaya lain yang dapat dilakukan pemerintah daerah adalah bekerja sama atau bermitra dengan daerah lainnya yang dapat memasok kebutuhan daging sapi ke Bangka Belitung, misalnya Jawa Timur, Jawa Tengah atau Nusa Tenggara atau Lampung. "Dengan tetap memberdayakan peternak sapi lokal dan kemitraan dengan daerah penyuplai tentunya, kebutuhan konsumsi daging sapi di Babel dapat optimal terpenuhi," pungkasnya. (s2)