Kabar Pangkalpinang

BEI Optimistis Pasar Modal Tumbuh Positif

Kepala Kantor Perwakilan BEI Bangka Belitung Fahmi Al Kahfi mengungkap, tercatat hingga Juli 2024 jumlah telah mencapai angka 60 ribu investor.

Editor: Rusaidah
Bangka Pos/Sela Agustika
Bursa Efek Indonesia (BEI) Bangka Belitung saat menggelar sosialisasi pasar modal beberapa waktu lalu. 

PANGKALPINANG, BABEL NEWS - Pasar modal Indonesia masih optimistis dengan geliat investasi di Tanah Air. Tercatat per Agustus 2024 ini investor pasar modal tumbuh 61 persen atau bertambah 1,2 juta investor baru kini menjadi total 13,4 juta investor pasar modal.  Pertumbuhan geliat investasi ini juga terjadi di Bangka Belitung. 

Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Bangka Belitung Fahmi Al Kahfi mengungkap, tercatat hingga Juli 2024 jumlah telah mencapai angka 60 ribu investor.

"Secara keseluruhan, pertumbuhan investor pasar modal di Indonesia sudah meningkat. Untuk di Babel sendiri dari total pada Desember kemarin 54 ribu dan sekarang tumbuh di 6000 lebih investor," ujar Fahmi kepada Bangka Pos Group, Jumat (9/8).

Dia menyebut, peningkatan jumlah investor ini tentunya seiring dengan perkembangan teknologi digital, dari mulai tersedianya platform pembelajaran dan informasi pasar modal yang luas serta aktifnya kegiatan-kegiatan baik offline maupun online yang dilakukan oleh kantor perwakilam BEI di seluruh provinsi dan komunitas-komunitas yang ada di berbagai institusi.

"Saat ini gencar melakukan sosialisasi untuk pasar modal ini, hampir tiap hari ada sosialisasi baik online maupun offline dan kita juga ada sekolah pasar modal. Ditambah proses untuk menjadi investor di pasar modal saat ini sudah sangat mudah, semuanya bisa dilakukan secara online dari gadget kita masing-masing tanpa harus keluar rumah, dengan waktu pembuatan akun yang cukup singkat dan mudah. Sama seperti buka akun di bank, hanya membutuhkan e-KTP dan nomor rekening bank saja untuk transaksinya," jelas Fahmi. 

Fahmi menyebut, saham dan reksadana menjadi produk pasar modal yang aktif ditransaksikan dan menjadi pilihan invetasi paling populer dicari para investor.

"Untuk di tahun ini reksadana bisa menjadi pilihan di tengah ketakutan masyarakat dengan instrumen berisiko tinggi, jika memiliki modal yang lebih leluasa obligasi dan suku juga bisa dicoba," ungkapnya.

Dia mengimbau agar masyarakat perlu jeli memperhatikan terkait konten-konten yang tersebar, apakah instrumen yang dipilih legal atau ilegal. Pasalnya selain termotivasi oleh keuntungan berinvestasi masyarakat juga perlu waspada terhadap risiko pasar yang bisa terjadi kapanpun sehingga penting untuk masyarakat terus memantau informasi terupdate pasar modal dan kondisi ekonomi global. (t3)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved