Kabar Belitung

Kapolres Kunjungi Rumah Keluarga Korban Kecelakaan

Kapolres Belitung AKBP Deddy Dwitiya Putra didampingi Kasat Lantas AKP Reza Amirudin mengunjungi keluarga korban kecelakaan lalu lintas.

Editor: Rusaidah
Istimewa/Dok. Sie Humas Polres Belitung
Kapolres Belitung AKBP Deddy Dwitya Putra memberikan tali asih saat mengunjungi kediaman keluarga korban kecelakaan, Selasa (17/9). 

TANJUNGPANDAN, BABEL NEWS - Kapolres Belitung AKBP Deddy Dwitiya Putra didampingi Kasat Lantas AKP Reza Amirudin serta personel Satlantas mengunjungi keluarga korban kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada tanggal 13 September 2024 lalu. 

Kunjungan tersebut merupakan bentuk kepedulian dan empati Polres Belitung kepada warga yang mengalami musibah.

Dalam kesempatan itu, Kapolres Belitung memberikan bantuan tali asih kepada keluarga korban sebagai wujud perhatian dan dukungan moral.

Bantuan juga diharapkan dapat meringankan beban keluarga dalam menghadapi situasi sulit.

"Kami turut berduka cita atas kejadian ini. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi musibah ini," ujar AKBP Deddy. 

Ia juga  menyampaikan pesan agar masyarakat lebih berhati-hati dalam berlalu lintas dan senantiasa mematuhi peraturan lalu lintas demi mengurangi risiko kecelakaan di jalan raya.

Kapolres Belitung berharap, dengan adanya kegiatan tali asih ini, hubungan Polri dengan masyarakat semakin erat dan dapat memberikan dampak positif bagi seluruh pihak, terutama dalam menjaga ketertiban dan keselamatan berlalu lintas di Kabupaten Belitung.

Sementara itu, keluarga korban menyampaikan rasa terima kasih atas perhatian dan dukungan yang diberikan oleh pihak Polres Belitung.

Mereka merasa terbantu, baik secara materil maupun moral dan berharap agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

Kegiatan tali asih ini merupakan bagian kepedulian sosial yang dilakukan oleh Polres Belitung dalam rangka menjaga hubungan baik antara Polri dan masyarakat. 

                                                                                                                                                                                        Mau Beli Ikan Cupang

Sementara itu suasana duka masih terasa di kediaman Monaf alias Gogon orang tua anak yang meninggal dunia akibat kecelakaan di Jalan Mayjen Bambang Utoyo, Kelurahan Paal Satu lima hari lalu. 

Terlihat bentangan terpal biru menutupi halaman kontrakan bedeng yang beralamat di Kampung Laut atau tak jauh dari lokasi kejadian. Para kerabat juga masih duduk di teras rumah sembari berbincang. 

Dengan mata tertunduk, Gogon menceritakan kejadian tragis yang merenggut nyawa putra pertamanya yang baru berusia tujuh tahun. 

"Waktu itu saya di rumah jaga adeknya. Dia (korban) pulang sekolah langsung pergi lagi, pas saya keluar sudah tidak ada lagi," ujarnya saat ditemui posbelitung.co pada Selasa (17/9). 

Gogon mengira putranya pergi bermain bersama teman sebaya seperti hari-hari biasanya. 

Ia mengatakan, Andra sosok anak yang baik, kesehariannya bermain di sekitar rumah dan tidak pernah bermain di jalan besar. 

Informasi yang didapatnya, sebelum kejadian ternyata Andra bersama temannya hendak membeli ikan cupang di toko ikan yang terletak tepat di samping lokasi kejadian. 

"Waktu itu dia mau beli ikan cupang, pulang sekolah. Padahal ikannya sudah banyak di rumah," ungkap Gogon. 

Ternyata toko tersebut tutup dan muncul ide mencari ikan di drainase seberang jalan.

Saat itulah Andra menyeberang jalan dan tertabrak mobil Mitsubishi Xpander hitam yang dikendarai Wenny. 

Tak hanya tertabrak, anak tujuh tahun itu juga terlindas mobil tersebut yang menyebabkan menyebabkan meninggal dunia. 

"Saya tahu dari warga, ada warga yang ngasih tahu dia ditabrak mobil. Saya langsung berlari ke sana tapi dia sudah tidak ada, sudah dibawa ke rumah sakit," kata Gogon. 

Setibanya di IGD RSUD Marsidi Judono, Gogon awalnya belum diperkenankan masuk, karena putranya sedang diperiksa dokter. Beberapa menit kemudian, Gogon mendapat penjelasan dari dokter jika anaknya sudah meninggal dunia akibat luka berat di kepala. 

"Saya juga sudah tidak tega melihatnya. Waktu itu saya sakit hati, saya terpikir terus sama dia sampai sekarang," katanya sembari tertunduk. 

Gogon berharap penanganan proses hukum dari kejadian tersebut tetap berlanjut. Mengingat dirinya sudah membuat laporan resmi pada tanggal 14 September 2024 lalu. (dol)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved