Kabar Pangkalpinang
Akademisi Sebut Kenaikan Harga Bahan Pokok Tidak Mempengaruhi PPN
Kenaikan harga bahan pokok di awal tahun 2025 dinilai tidak signifikan dan masih berada dalam batas Harga Eceran Tertinggi (HET).
PANGKALPINANG, BABEL NEWS - Kenaikan harga bahan pokok di awal tahun 2025 dinilai tidak signifikan dan masih berada dalam batas Harga Eceran Tertinggi (HET), terutama untuk komoditas seperti minyak goreng dan gula pasir.
Akademisi sekaligus Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Bangka Belitung (FE UBB) Devi Valeriani mengungkap, pasokan yang stabil serta cadangan bahan pokok yang mencukupi menjadi kunci terkendalinya harga di pasaran.
Dia menyebut, kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen tidak memengaruhi harga bahan pokok karena kebijakan tersebut hanya diterapkan pada barang-barang mewah.
"Kenaikan PPN ini tidak termasuk bahan pokok, jadi tidak ada kaitannya langsung dengan kebutuhan dasar masyarakat," terang Devi, Rabu (8/1).
Namun, kondisi perekonomian Bangka Belitung masih menjadi perhatian. Pada triwulan III 2024, pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 0,13 persen menjadi yang terendah di Sumatera bahkan secara nasional sejak 2022. Satu di antara penyebabnya adalah kontraksi pada sektor ekspor, khususnya logam timah, yang tidak tercatat ekspornya selama Januari-Februari 2024 serta penurunan produksi kelapa sawit yang merupakan komoditas unggulan daerah ini.
Menurutnya, dalam mendukung pertumbuhan berkelanjutan, Bangka Belitung beralih fokus pada konsep Blue Economy. Potensi perikanan tangkap yang mendominasi sektor perikanan (91,75 persen) dibandingkan perikanan budi daya (8,25 persen) menjadi salah satu prioritas.
Selain itu, Green Economy juga menjadi perhatian, terutama di subsektor perkebunan yang mendominasi usaha pertanian perorangan dengan kelapa sawit sebagai komoditas utama (62,33 persen), diikuti karet (21,46 persen), lada (10,30 persen) dan kelapa (4,87 persen).
Devi menilai, Sektor pariwisata juga diharapkan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan konsep-konsep inovatif seperti wisata berbasis event dan paket bisnis sambil berlibur, sektor ini diharapkan memberi dampak positif pada pelaku UMKM, terutama di sektor akomodasi serta makanan dan minuman.
Proyeksi optimistis pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung pada 2025 dipatok sebesar 2,20 persen. Untuk mencapainya, pemerintah daerah harus berupaya mengoptimalkan anggaran pada program prioritas seperti hilirisasi industri, pengembangan sektor perikanan dan kelautan, pertanian dan perkebunan, serta digitalisasi UMKM.
"Langkah konkret dan dukungan semua pihak sangat dibutuhkan agar pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dapat tercapai," tambahnya. (t3)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.