Kabar Pangkalpinang

Masmuni Mahatma Ingatkan Umat Muslim Teladani Hikmah Isra Mikraj

Hikmah dalam peristiwa Isra Mikraj Nabi besar Muhammad SAW yang paling mudah salah satunya adalah belajar bernegosiasi.

Editor: Rusaidah
Istimewa/Dok. Kemenag Babel
PERINGATAN ISRA MIKRAJ - Peringatan Isra Mikraj, ruwahan dan menyambut bulan suci Ramadan yang digelar Kantor Kementerian Agama Kota Pangkalpinang di Auditorium PLHUT Pangkalpinang, Rabu (19/2). 

PANGKALPINANG, BABEL NEWS - Hikmah dalam peristiwa Isra Mikraj Nabi besar Muhammad SAW yang paling mudah salah satunya adalah belajar bernegosiasi.

Hal ini pun diungkapkan Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Masmuni Mahatma di sela acara peringatan Isra Mikraj, ruwahan dan menyambut bulan suci Ramadan yang digelar Kantor Kementerian Agama Kota Pangkalpinang di Auditorium PLHUT Pangkalpinang, Rabu (19/2).

"Seperti kita ketahui dan yakini bersama bahwa dalam kejadian itu, Nabi melakukan negosiasi kepada Allah untuk meminta keringanan atas perintah salat yang diwajibkan, dari awalnya 50 kali hingga akhirnya menjadi 17 rakaat," ujar Masmuni Mahatma dari rilis yang diterima Bangka Pos Group, Rabu (19/2).

Masmuni mengungkapkan hal tersebut dilakukan Rasulullah bukan karena merasa tidak sanggup melaksanakan kewajiban, namun lebih dikarenakan memikirkan kemampuan umatnya hingga beliau menjadi negosiator berbasis kehambaan.

"Padahal kondisi fisik orang Arab kala itu, memiliki postur tubuh tinggi dan gagah. Dengan kondisi itu pun beliau nilai, umat ini akan sulit melaksanakan. Apalagi kita, umat akhir zaman yang dianugerahi postur tubuh yang biasa-biasa saja," katanya.

Dalam kegiatan bertajuk 'Tebar Syiar Memupuk Ukhuwah' yang juga dihadiri Kepala Kantor Kemenag Kota Pangkalpinang, Firmantasi beserta jajarannya dan tamu undangan dari unsur stakeholder terkait itu, Masmuni juga menegaskan, kepedulian Rasulullah kepada umatnya bukan hanya terlihat pada peristiwa itu saja, tapi hingga sepanjang hayatnya.

"Bahkan ketika menjelang wafat pun, kata-kata yang terlontar dari lisan beliau adalah Ummati, Ummati. Hal ini mencerminkan bahwa betapa sayang dan cintanya Rasulullah kepada kita," bebernya.

Masmuni berharap atas pengorbanan Rasulullah sudah sepatutnya, umatnya dapat meneladani akhlak dan sikap serta memiliki niat tulus untuk menjadi umat Nabi Muhammad SAW secara kaffah.

"Terutama dalam hal menjalankan kewajiban salat, bukan hanya secara fiqih dan syariat, tapi juga mengikuti mikrajnya nabi dengan mewujudkan ruhnya salat. Mari kita benahi salat kita agar masuk dalam golongan orang-orang yang beruntung sebagaimana firman Allah dalam surah Al Mukminun, orang yang khusyuk dalam salatnya, yang menyadari bahwa pada saat salat itulah dirinya bertemu dengan Allah," ungkapnya. (*/riz)

 

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved