Berita Pangkalpinang

Warga Diajak Memilah Sampah di Rumah, Suharto: Jangan Semua Sampah Masuk TPA

Dalam sehari, sampah yang masuk ke TPA tersebut mencapai 120-150 ton yang berasal dari seluruh kelurahan di Pangkalpinang.

Editor: suhendri
Bangka Pos/Andini Dwi Hasanah
GUNUNGAN SAMPAH - Gunungan sampah di TPA Parit Enam, Pangkalpinang. Volume sampah di TPA Parit Enam yang sudah melebihi kapasitas mengakibatkan bau tak sedap kerap menyebar, terutama saat musim hujan. 

PANGKALPINANG, BABEL NEWS - Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pangkalpinang, Bartholomeus Suharto, mengajak masyarakat Pangkalpinang untuk membiasakan memilah sampah yang ada di rumah sebelum diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Parit Enam, Kelurahan Bacang, Kecamatan Bukit Intan.

Tujuannya untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA Parit Enam.

Sekadar diketahui, volume sampah di TPA Parit Enam sudah melebihi kapasitas.

Dalam sehari, sampah yang masuk ke TPA tersebut mencapai 120-150 ton yang berasal dari seluruh kelurahan di Pangkalpinang.

"Jangan semua sampah langsung dibuang ke TPA. Mulailah memilah, mana sampah organik, plastik, botol, kaleng, hingga sampah mainan anak. Dengan begitu, pengelolaan sampah akan lebih mudah dan bermanfaat," ujar Suharto kepada Bangka Pos, Selasa (18/3/2025).

Menurutnya, kebiasaan mencampur semua jenis sampah tanpa memilah justru memperberat proses pengelolaan di TPA.

Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya kesadaran masyarakat untuk memisahkan sampah organik dan anorganik sebelum diangkut ke TPA.

Suharto mengakui bahwa kebiasaan memilah sampah di tingkat rumah tangga memang tidak mudah.

Namun, lanjut dia, hal tersebut perlu diterapkan demi mengurangi dampak lingkungan. Sampah organik, misalnya, bisa dimanfaatkan untuk pembuatan kompos atau pakan maggot yang bernilai ekonomis.

"Jika setiap rumah tangga mulai memilah sampahnya sendiri, beban TPA bisa berkurang secara signifikan. Bayangkan jika semua warga sadar akan pentingnya pengelolaan sampah, tentu ini akan memudahkan kerja kita dalam menangani persoalan lingkungan," tutur Suharto. 

Karena itu, ia berharap gerakan memilah sampah dapat menjadi kebiasaan baru di masyarakat.

Dengan demikian, volume sampah yang dibuang ke TPA bisa ditekan dan lingkungan pun menjadi lebih bersih serta lestari.

Bau tak sedap

Volume sampah di TPA Parit Enam yang sudah melebihi kapasitas mengakibatkan bau tak sedap kerap menyebar, terutama saat musim hujan.

Hal ini sempat dikeluhkan warga di sekitar TPA tersebut.

Sumber: Bangka Pos
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved