Kabar Pangkalpinang
Ekspor Ikan Bangka Belitung Tembus Pasar Internasional
BPPMHKP) Bangka Belitung mencatat, pada triwulan pertama tahun 2025, total volume komoditas ekspor perikanan mencapai 3.079 ton.
PANGKALPINANG, BABEL NEWS - Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (BPPMHKP) Bangka Belitung mencatat, pada triwulan pertama tahun 2025, total volume komoditas ekspor perikanan mencapai 3.079 ton, yang dilakukan dalam 614 kali frekuensi pengiriman dengan total nilai mencapai Rp125 miliar.
Kepala BPPMHKP Bangka Belitung Dedy Arief Hendriyanto mengungkap, daerah Belitung menjadi kontributor terbesar dalam ekspor karena memiliki potensi hasil kelautannya yang sangat luar biasa. Namun, sebagian besar komoditas ini tetap diekspor melalui Bangka.
"Kalau kita lihat dari tahun ke tahun, tren ekspor terus mengalami peningkatan. Tahun 2024 volume ekspor mencapai 13.000 ton, meningkat dibandingkan tahun 2023," ujar Dedy, Senin (21/4).
Dia menuturkan ada lima produk perikanan yang mendominasi pasar ekspor dari Bangka Belitung antara lain ikan manyung, ikan sembilang, ikan sebelah, cumi dan bawal hitam.
"Saat ini yang banyak diekspor ada ikan mayung, dalam tiga bulan ini sudah sampai 1.000 ton. Ini sangat luar biasa sekali. Cumi kita juga ekspor posisi keempat dan untuk cumi semuanya dari Belitung," ujar Dedy.
Kata Dedy, produk perikanan Babel telah menembus pasar internasional ke empat negara yakni Malaysia, Singapura, Australia dan Vietnam.
Dia mengungkap, Vietnam menjadi negara tujuan ekspor baru sejak 2024 dan pada tahun ini pihaknya tengah mengajukan registrasi ke Cina.
"Negara terbanyak tujuan ekspor dari kita ini masih Malaysia, kemudian Singapura, Vietnam dan Australia. Harapannya di tahun 2025, negara tujuan ekspor kita bisa bertambah menjadi lima atau enam," ungkapnya.
Dedy menyebut, Bangka Belitung memiliki beberapa komoditas unggulan yang memiliki potensi ekspor seperti udang vaname, manyung, sembilang, ekor kuning dan cumi yang memiliki peluang ekspor yang baik. Namun, khusus udang, ekspor masih belum terealisasi karena kendala pengolahan dan pemenuhan standar mutu ekspor.
"Kita punya potensi 20 ribu ton udang vaname per tahun, tapi belum bisa langsung diekspor karena masih dikirim secara domestik lewat Jakarta. Selain itu, proses hilirisasi masih belum maksimal dan logistik direct ekspor belum tersedia sehingga ini masih menjadi kendala kita saat ini," jelas Dedy.
Meski tantangan ekspor masih ada, Dedy menegaskan, Bangka Belitung memiliki potensi ekspor yang siap bersaing dan mutu produk perikanan Babel selalu dijaga dengan ketat.
Kata Dedy, BPPMHKP memberikan jaminan kualitas melalui proses sertifikasi resmi, memastikan produk layak dan sesuai standar internasional.
"Kami menjamin mutu dari setiap produk perikanan yang diekspor. Semua melalui proses verifikasi dan sertifikasi yang ketat dan untuk ekspor juga rutin dilakukan pengecekan mutu ulang setiap tiga bulan sekali," terangnya.
Selain itu, BPPMHKP juga menghadirkan berbagai inovasi layanan publik dengan menghadirkan Pojok Pengaduan dan Layanan Informasi (POPI). Selain itu pelayanan juga bisa melalui sistem digital. Masyarakat bisa mengakses informasi, persyaratan ekspor, dan layanan verifikasi melalui WhatsApp yang aktif 24 jam sehari.
"Pelayanan kami kini berbasis teknologi, bisa diakses kapan pun dan di mana pun. Kami ingin masyarakat mendapatkan kemudahan dalam memperoleh informasi terkait ekspor," tutup Dedy.
Badan Pusat Statistik (BPS) Bangka Belitung mencatat kinerja ekspor komoditas perikanan, khususnya ikan dan udang, menunjukkan tren positif.
Sepanjang tahun 2024, nilai ekspor sektor ini mencapai US$ 30,59 juta, meningkat signifikan sebesar 20,64 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Ketua Tim Statistik Distribusi dan KTIP BPS Babel Yustina Ambarsari menyampaikan, pertumbuhan ekspor komoditi perikanan ini bukan hanya terjadi dalam satu tahun terakhir, tetapi telah berlangsung secara konsisten sejak 2016.
"Apabila dilihat dari periode 2016- 2024, ekspor ikan dan udang tahun 2016 sebesar US$ 9,63 juta dan selama 8 tahun terakhir, rata rata peningkatan mencapai US$ 2, 62 juta setiap tahunnya," ujar Yustina, Rabu (23/4).
Selain mengalami peningkatan nilai, kontribusi ekspor perikanan terhadap total ekspor Provinsi Babel juga ikut naik. Pada tahun 2024, kontribusi sektor ini mencapai 1,80 persen, meningkat lebih dari dua kali lipat dibanding tahun 2016 yang hanya sebesar 0,72 persen.
Yustina menegaskan, sebagai provinsi kepulauan yang kaya akan sumber daya laut, Bangka Belitung memiliki potensi besar dalam sektor perikanan sehingga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan ekonomi.
"Selain untuk memenuhi konsumsi Masyarakat Bangka Belitung, hasil laut yang berupa ikan dan udang dapat diekspor ke luar negeri," ucapnya.
Kata dia, peningkatan ekspor ini memberikan angin segar bagi neraca perdagangan daerah. Di tengah pertumbuhan ekonomi Babel yang hanya mencapai 0,77 persen pada tahun 2024, terendah di Sumatra dan secara nasional, sektor perikanan ikut berkontribusi mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Untuk meningkatkan ekspor ikan dan udang, diperlukan peningkatan produktivitas dari usaha tangkap ikan dan udang ataupun budidaya. Modal, alat tangkap yang memadai serta teknologi dapat membantu nelayan ataupun pelaku usaha budidaya dalam meningkatkan produktivitasnya," tutur Yustina. (t3)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/babel/foto/bank/originals/UJI-LABORATORIUM-Tim-Badan-Pengendalian-dan-Pengawasan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.