Berita Bangka Selatan
4 Baduta Terjangkit Batuk Rejan, Pemkab Bangka Selatan Tetapkan KLB
Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan mendata sejumlah anak usia di bawah dua tahun (Baduta) terjangkit pertusis atau batuk rejan.
TOBOALI, BABEL NEWS - Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan mendata sejumlah anak usia di bawah dua tahun (Baduta) terjangkit pertusis atau batuk rejan. Adanya kasus ini menjadikan daerah tersebut sebagai daerah kejadian luar biasa (KLB) pertusis. Batuk rejan diklaim sangat menular dan bisa berbahaya, terutama pada bayi dan anak-anak di bawah usia dua tahun.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Bangka Selatan, Slamet Wahidin mengungkapkan terdapat empat kasus yang telah terkonfirmasi pertusis berdasarkan hasil laboratorium.
Kasus tersebut ditemukan selama periode Januari sampai pertengahan Mei 2025. Rata-rata pertusis diidap oleh anak tentang usia dua sampai 12 bulan. "Tahun 2025 ini total ada empat kasus pertusis di Kabupaten Bangka Selatan," kata Slamet Wahidin, Jumat (23/5).
Slamet Wahidin menyebut kasus pertusis terjadi di Kelurahan Teladan dan Kelurahan Toboali, Kecamatan Toboali. Ditemukannya kasus pertusis setelah dua orang pasien tersebut menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Junjung Besaoh. Berdasarkan penyelidikan epidemiologi (PE) ditemukan dua orang anak yang melakukan kontak erat.
Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium, kedua anak tersebut turut dinyatakan positif pertusis. Menurutnya pertusis disebabkan oleh infeksi bakteri yang bernama Bordetella pertussis. Bakteri ini menyebar melalui droplet atau partikel kecil air liur dari batuk atau bersin orang yang terinfeksi. Droplet ini mengandung bakteri Bordetella pertussis dan dapat dihirup oleh orang lain di sekitarnya.
"Rata-rata semua kasus datang sudah dalam kondisi kronis datang ke rumah sakit," jelas Slamet Wahidin.
Slamet Wahidin menguraikan, batuk rejan merupakan penyakit infeksi yang menyerang saluran pernapasan dan paru-paru. Pertusis memiliki gejala awal berupa batuk secara terus-menerus dan tak kunjung sembuh selama dua pekan.
Lebih parahnya karena sering batuk, anak yang mengidap pertusis bisa muntah dan lagi disertai sesak napas sampai membiru. Batuk pertusis dapat berbahaya jika tidak ditangani dengan baik, terutama bagi bayi di bawah usia enam bulan.
Sebab, batuk rejan bisa menyebabkan pengidapnya kekurangan oksigen dalam darah. Cara paling efektif dalam mencegah pertusis adalah dengan melakukan vaksinasi pertusis. Vaksin ini biasanya diberikan bersamaan dengan vaksin difteri dan tetanus atau vaksin DPT yang diberikan pada anak ketika berusia dua, tiga dan empat bulan. Vaksinasi ini bermanfaat untuk melindungi bayi dari batuk rejan di minggu-minggu pertama setelah kelahiran.
"Jadi anak yang tidak menerima imunisasi lengkap itu berisiko tertular pertusis. Karena pertusis ini bisa dicegah dengan imunisasi DPT," ujarnya.
Pihaknya tengah melakukan mitigasi terhadap upaya pencegahan pertusis. Sejumlah tindakan dilakukan untuk menjauhkan masyarakat dari kemungkinan penyebaran yang bisa terjadi. Termasuk skrining kepada keluarga terdekat dengan warga yang dicurigai pertusis. "Karena pertusis sangat berbahaya, jika penyakit ini dibiarkan berisiko menyebabkan kematian," pungkas Slamet Wahidin. (u1)
Lengkapi Imunisasi Dasar Bagi Anak-anak
PEMERINTAH Kabupaten Bangka Selatan mengingatkan masyarakat untuk melengkapi imunisasi dasar khususnya kepada anak usia 6-11 tahun. Vaksinasi dasar yang rutin menjadi program pemerintah untuk memastikan kesehatan anak terjaga. Lewat imunisasi lengkap diklaim dapat mencegah anak-anak terpapar penyakit menular, seperti pertusis alias batuk rejan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Bangka Selatan, Slamet Wahidin meminta masyarakat agar rutin melakukan imunisasi, khususnya bagi anak-anak. Imunisasi merupakan salah satu cara paling efektif dan terjangkau untuk melindungi kesehatan masyarakat. Terutama anak-anak dari potensi penyakit-penyakit yang berbahaya.
"Imunisasi dasar lengkap sangat penting untuk mencegah anak-anak terjangkit penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi," kata Slamet Wahidin, Jumat (23/5).
Menurutnya, saat ini capaian target imunisasi dasar lengkap di Kabupaten Bangka Selatan baru mencapai persentase sebesar 80 persen. "Lewat imunisasi anak-anak di Kabupaten Bangka Selatan dapat terlindung dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi," jelas Slamet Wahidin.
Dirinya menilai untuk mencapai keberhasilan program imunisasi dibutuhkan dukungan dan kerja sama dari semua pihak baik lintas program dan sektor. "Karena sejumlah penyakit berbahaya bagi anak-anak seperti campak, rubella, difteri atau seperti empat kasus pertusis yang terjadi di Kabupaten Bangka Selatan bisa dicegah lewat imunisasi," paparnya. (u1)
Gerakan Pangan Murah di Alun-alun Toboali, Polres Bangka Selatan Siapkan 1,75 Ton Beras |
![]() |
---|
Gelar Expo Merah Putih di Bangka Selatan, Dekranasda Ajak Masyarakat Ramaikan |
![]() |
---|
RSUD Junjung Besaoh Segera Operasikan Ruang Hemodialisa, Pasien Tak Lagi Dirujuk ke Luar Daerah |
![]() |
---|
Pemkab Bangka Selatan Pertahankan KLA Madya Tiga Tahun Berturut |
![]() |
---|
Pasokan ke Pasar Toboali Alami Penurunan, Harga Bawang Merah Naik 50 Persen |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.