Berita Bangka Barat

Tanya Kejelasan Pengelolaan Kawasan Tanjungkalian, DPRD Datangi Distrik Navigasi

DPRD Kabupaten Bangka Barat bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bangka Barat melakukan kunjungan kerja ke Distrik Navigasi.

IST/Eddy
KUNJUNGAN KERJA--Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Bangka Barat bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bangka Barat, melakukan kunjungan kerja ke Distrik Navigasi Kelas I Palembang, pada 28 Mei 2025 lalu. 

MENTOK, BABEL NEWS - Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Bangka Barat bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bangka Barat melakukan kunjungan kerja ke Distrik Navigasi Kelas I Palembang, pada 28 Mei 2025. Tujuannya menanyakan tindak lanjut dari keinginan Pemkab Bangka Barat, menata kawasan Pantai Tanjungkalian Mentok, menjadi lokasi wisata.

Diketahui lahan tersebut merupakan kewenangan dari Distrik Navigasi Kelas I Palembang. Sehingga Pemkab Bangka Barat terkendala untuk melakukan pembangunan di lokasi tersebut.

Anggota DPRD Bangka Barat, Eddy Arif mengatakan, Distrik Navigasi Kelas I Palembang, mendukung terkait keinginan Pemkab Bangka Barat menata kawasan Tanjungkalian. "Mereka mendukung akan perencanaan kerja sama terkait pengelolaan kawasan Mercusuar Tanjungkalian. Tapi, menunggu survei bersama dan persyaratan administrasi kerja samanya," kata Eddy Arif, Kamis (5/6).

Pihaknya memastikan, Komisi III DPRD Bangka Barat bakal mengawal jalannya proses penataan Tanjungkalian, sehingga tidak berhenti di tengah jalan. "Semoga usaha dan ikhtiar selama ini dapat dikehendaki, karena kita ingin meningkatkan kunjungan pariwisata di Bangka Barat. Tentunya apabila ini terwujud dapat meningkatkan penghasilan daerah. Selanjutnya nanti, kita meminta penjelasan kerja sama antara Navigasi ke Pemda," ujarnya.

Diketahui, Kecamatan Mentok, masih kekurangan kawasan pantai yang memiliki taman bermain keluarga dan fasilitas pendukung lainnya. Kawasan Tanjungkalian Mentok, menjadi satu di antaranya, yang ingin dibangun menjadi taman bermain keluarga.

Pantai ini berdampingan dengan Pelabuhan Tanjungkalian yang memiliki mercusuar legendaris, dibangun oleh Belanda pada tahun 1862. Dengan tinggi 65 meter, kondisinya masih asli, hanya beberapa kali dicat ulang.

Tetapi kendala untuk menata Tanjungkalian Mentok, telah disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka Barat, Muhammad Ali. Menurutnya, karena persoalan lahan, yang merupakan kewenangan dari Distrik Navigasi kelas I Palembang, sehingga Pemkab terkendala untuk membangun di lokasi tersebut.

"Kita ingin bangun menggunakan APBD atau APBN terkendala dengan clean and clear atau kepemilikan. Terkait Tanjungkalian perlu diketahui masyarakat, bahwa itu bukan milik Pemda Bangka Barat, milik Navigasi Distrik Palembang, di Kementerian Perhubungan," kata Muhammad Ali.

Selama menjadi kepala dinas, dirinya telah berusaha sejak September 2021, mendatangi Kemenhub maupun ke Palembang, untuk dapat penegasan terkait, keinginan membangun lokasi pantai tersebut.

"Waktu itu kami bolak-balik menanyakannya, kami sudah minta penegasan sebenarnya, bahkan bupati dan wakil bupati telah paparan ke Distrik Navigasi, untuk pengembangan Tanjungkalian itu," katanya.

Ia menegaskan, sudah seharusnya Pantai Tanjungkalian Mentok, dibangun menjadi lebih baik lagi. Karena pantai itu menjadi wajah Kota Mentok dan lokasi peringatan tragedi perang dunia II dari warga Australia, Inggris dan Selandia Baru setiap tahun.

"Jadi di lokasi itu bukan hanya menjadi lokasi peringatan tragedi perang dunia, tetapi ada juga UMKM, gedung mercusuar yang miliki sejarah, sangat luar biasa, menjadi cagar budaya. Jadi lengkap di Tanjungkalian itu," katanya. (riu)

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved