Berita Belitung

Pengentasan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem di Belitung, Kajari Ajak Pengusaha Jadi Orang Tua Asuh

Kepala Kejari Belitung, Bagus Nur Jakfar Adi Saputro mengajak pelaku usaha terlibat dalam program pengentasan stunting dan kemiskinan ekstrem.

Posbelitung.co/Dede Suhendar
PENGENTASAN STUNTING - Kajari Belitung Bagus Nur Jakfar Adi Saputro memberikan arahan terkait program pengentasan stunting dan kemiskinan ekstrem di depan para pengusaha dan BUMN di Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Jumat (25/7/2025). 

TANJUNGPANDAN, BABEL NEWS - Kepala Kejaksaan Negeri Belitung, Bagus Nur Jakfar Adi Saputro mengajak seluruh pelaku usaha, pemilik perusahaan, hingga BUMN yang beroperasi di Kabupaten Belitung untuk bersama-sama terlibat dalam program pengentasan stunting dan kemiskinan ekstrem. Komitmen itu ditegaskan Bagus Nur Jakfar Adi Saputro dalam pertemuan yang melibatkan sekitar 250 pengusaha lintas sektor di Gedung Adhyaksa Belitung, Kamis (24/7).

Bagus Nur Jakfar Adi Saputro menyatakan kesiapannya menjadi orang tua asuh bagi 481 anak berisiko stunting dan 200 ibu hamil yang berpotensi melahirkan anak stunting. "Empati kita harus ditebalkan. Kita ingin memastikan program CSR yang dikeluarkan perusahaan-perusahaan ini bisa lebih tepat sasaran," kata Bagus Nur Jakfar Adi Saputro.

Ia juga mengungkapkan, selama ini banyak data yang tidak sinkron antara dinas dan pihak pelaksana di lapangan. Oleh itu, Kejari akan melakukan integrasi dan validasi data stunting dan kemiskinan ekstrem, yang dimulai pekan depan.

"Senin dinas akan serahkan data, lalu kita cocokkan ke desa. Rabu, kita rapatkan dengan 42 desa untuk sinkronisasi. Setelah itu baru kita rilis ke para pengusaha," jelasnya.

Langkah selanjutnya, Kejari akan mencocokkan besaran CSR yang dikeluarkan masing-masing perusahaan, termasuk peruntukannya. Dana tersebut akan didistribusikan secara langsung dan diawasi ketat, baik oleh dinas, kejaksaan, hingga perangkat desa. 

Skema ini dijadwalkan mulai berjalan pada Agustus 2025. "Kita bagi tanggung jawabnya. Ada yang menjadi orang tua asuh, ada juga yang mendampingi lewat layanan kesehatan, pendidikan, atau kebutuhan dasar lainnya," ujarnya.

Bagus Nur Jakfar Adi Saputro juga memastikan, seluruh bantuan akan dipantau melalui sistem realtime, dan hasil pelaksanaannya akan dipublikasikan secara terbuka, termasuk di Bundaran Satam dan sejumlah titik strategis lainnya.

"Semuanya dilakukan terbuka. Tidak ada alasan lagi bagi pengusaha untuk tidak mendukung. Karena ini semua untuk masyarakat. Ke depan harapannya, tidak ada lagi masyarakat miskin di Belitung," tegasnya.

Ia memastikan, pengawasan akan dilakukan secara berlapis dari tingkat kabupaten, kecamatan, hingga desa. Bahkan, sistem yang tengah disiapkan akan memastikan CSR yang disalurkan dapat langsung diketahui apakah sudah diterima dan dirasakan manfaatnya oleh penerima. "Kalau semua sudah kolaborasi, hasilnya akan langsung terlihat," katanya. (dol)

Sempat Terharu
KEPALA Kejaksaan Negeri Belitung, Bagus Nur Jakfar Adi Saputro sempat terharu ketika melihat rumah warga hanya berdinding triplek dan terpal di Desa Juru Seberang, Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung pada Selasa (22/7). Awalnya, Bagus Nur Jakfar Adi Saputro bersama Kepala Perwakilan BKKBN Kepulauan Babel Fazar Supriadi beserta rombongan hendak menyampaikan bantuan langsung kepada anak stunting di desa tersebut. 

Tapi ketika tiba di lokasi, dirinya sempat tertegun melihat rumah penerima bantuan ternyata berukuran sekitar 4x3 meter berdinding triplek terbungkus terpal biru dihuni satu keluarga. Ia juga sempat masuk merasakan sempitnya rumah kecil itu yang dihuni satu keluarga dengan tiga anak yang masih kecil. 

Berpindah ke rumah kedua, rombongan kembali disuguhkan pemandangan yang cukup miris. Kali ini rumah panggung berdinding papan bekas yang dihuni satu keluarga dengan empat anak.

Sembari memberikan bantuan makanan, Bagus Nur Jakfar Adi Saputro juga merogoh dompetnya untuk memberikan beberapa lembar uang Rp100 ribu kepada penerima. "Gak bisa ngomong saya. Yang jelas, saat saya duduk di atas ternyata masih banyak warga saya yang kayak gini," ujar Bagus Nur Jakfar Adi Saputro.

Ia tak menampik, kondisi ekonomi rendah dan minimnya perhatian sesama, menjadi faktor munculnya anak stunting di wilayah Kabupaten Belitung. Hanya saja dirinya merasa ironi, ketika Belitung yang kaya sumber daya alam timah dan perkebunan sawit, ternyata masih banyak warga yang hidup di garis kemiskinan. 

Bagus Nur Jakfar Adi Saputro juga merasa zalim, karena selama 10 bulan menjabat di Belitung, baru kali ini menemukan warganya dalam kondisi tersebut. Ia merasa sisi humanisnya terketuk dan sadar bahwa tupoksinya tidak hanya sekedar penegakan hukum. 

Sehingga dirinya memutuskan ikut andil bertanggung jawab menyelesaikan persoalan tersebut. "Nanti kami akan mapping 681 data BKKBN dan melihat kondisinya seperti apa. Kami akan support PAD karena itu harus kembali kepada masyarakat," katanya. (dol)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved