NAMANG, BABEL NEWS - Sebanyak 20 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung (Unmuh Babel) menggelar Program Pemberdayaan Masyarakat Mahasiswa (PMM) di Desa Baskara Bakti, Namang, Bangka Tengah.
Program yang akan berlangsung selama dua bulan ini, dipimpin langsung oleh Randi Syafutra, S.Si., M.Si., Prodi Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA), dan dua dosen pendamping, Maulina Hendrik, S.Pd., M.Pd. (PGSD) dan Dr. Fitri Ramdhani Harahap, S.Sos., M.Si. (Sosiologi).
Mengusung tema "Merawat Warisan Bahari: Pemberdayaan Masyarakat Desa Baskara Bakti Melalui Konservasi, Literasi, dan Kearifan Sosial," program ini menyasar penguatan kapasitas sosial dan budaya komunitas Suku Sekak bersama Karang Taruna "Becampak" dan Pokdarwis "Cemara".
Melalui pendekatan partisipatif dan berbasis komunitas, tim PMM merancang delapan kegiatan utama yang menyasar penguatan identitas budaya, peningkatan literasi, serta pengembangan potensi wisata pesisir.
Randi Syafutra mengatakan, selain fokus pada program utama, pihaknya juga turut membuka ruang untuk berbagai kegiatan pendukung lainnya. "Adanya banyak kegiatan yang kita lakukan seperti persiapan pelaksanan 17 Agustus, Pembuatan Ecobrick, sebagai upaya pemanfaatan limbah plastik untuk mendukung bangunan ramah lingkungan, Pelatihan Pembuatan Eco-Enzyme, dan lainnya," ujar Randi Syafutra dalam rilisnya, Rabu (30/7).
Program PMM Unmuh Babel ini bukan sekadar pengabdian, melainkan sebuah langkah strategis membangun desa yang inklusif, lestari, dan berdaya saing budaya. Diakui Randi Syafutra, program ini memberikan ruang kepada masyarakat untuk tampil sebagai pewaris dan penjaga identitas bahari.
Ke depan, Desa Baskara Bakti diharapkan menjadi contoh model pemberdayaan berbasis budaya lokal yang bisa direplikasi di desa-desa pesisir lainnya di Bangka Belitung dan Indonesia. "Setiap kegiatan didesain agar berdampak langsung bagi masyarakat sekaligus membuka ruang refleksi dan pembelajaran sosial. kolaborasi ini diharapkan menjadi model pemberdayaan berbasis budaya lokal yang bisa direplikasi di wilayah-wilayah pesisir lainnya di Kepulauan Bangka Belitung dan Nusantara," tuturnya. (*/t3)
DELAPAN KEGIATAN UTAMA
1. Pelatihan Manajemen Organisasi Berbasis Budaya Lokal, untuk memperkuat tata kelola Karang Taruna dan Pokdarwis dengan pendekatan digital dan lokal.
2. Kelas Kreatif "Foto Cerita Sekak", sebagai ruang ekspresi visual generasi muda dalam mendokumentasikan narasi budaya pesisir.
3. Program "Sekak Muda Bercerita", produksi film pendek berbasis kisah lokal, yang memperkuat identitas dan literasi budaya Suku Sekak.
4. Pojok Literasi Sekak, yaitu ruang baca tematik di Balai Desa yang menyediakan bacaan tentang budaya, lingkungan, dan cerita rakyat pesisir.
5. Lokakarya Mini "Peta Wisata Impian", yang memetakan potensi wisata berbasis budaya dan alam melalui teknologi digital (SIG dan drone).
6. Pelatihan "Storytelling Wisata Pesisir", untuk membentuk pemandu wisata lokal yang mampu mempromosikan desa secara naratif dan edukatif.
7. Workshop Desain Paket Wisata Berbasis Cerita Lokal, termasuk pembuatan booklet dan video promosi untuk pengembangan destinasi.
8. Kampanye "Laut Bersih, Warisan Sekak", yang mengajak masyarakat menjaga laut melalui aksi bersih pantai, edukasi, dan media kreatif.