Berita Bangka Barat
Hasil dari Berbagai Program Pengentasan Stunting, Status Gizi Anak di Bangka Barat Meningkat
Pemerintah Kabupaten Bangka Barat menyambut baik adanya peningkatan status gizi pada anak stunting di wilayahnya.
MENTOK, BABEL NEWS - Pemerintah Kabupaten Bangka Barat menyambut baik adanya peningkatan status gizi pada anak stunting di wilayahnya. Hal ini setelah adanya hasil survei kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2024, yang menunjukkan prevalensi stunting di Bangka Barat, berada di level tiga se-Provinsi Bangka Belitung yang sebelumnya berada di peringkat pertama.
Kepala DP3AP2KB Bangka Barat, Sarbudiono mengatakan, pemerintah daerah bersama stakeholder terkait terus berupaya menurunkan angka stunting di Bangka Barat. "Saat ini sudah terlihat adanya penurunan. Sehingga posisi Bangka Barat yang sebelumnya tertinggi di Provinsi Bangka Belitung, kini turun ke peringkat ketiga," kata Sarbudiono, Kamis (18/9).
Ia menambahkan, Pemerintah Kabupaten Bangka Barat terus berupaya menekan angka stunting melalui berbagai program, salah satunya dengan melibatkan masyarakat dalam gerakan orang tua asuh.
Menurutnya, perlunya edukasi gizi kepada masyarakat menjadi langkah utama. Pemerintah juga memberikan bantuan makanan bergizi khususnya kepada keluarga kurang mampu yang rentan terdampak stunting.
"Kami terus memberikan edukasi ke masyarakat, sekaligus memastikan makanan bergizi sampai kepada warga. Masalah utama memang ada di beberapa daerah yang masyarakatnya tidak mampu, dan itu yang kami bantu," jelas Sarbudiono.
Ia menambahkan, pada tahun 2024, Pemkab Bangka Barat bekerja sama dengan bank daerah menyalurkan makanan bergizi di Desa Ibul. Program ini disebut berhasil menurunkan angka stunting secara signifikan.
Saat ini, pihaknya tengah menggalang dukungan melalui gerakan orang tua asuh. Meski baru mencapai 12 persen, pemerintah berharap keterlibatan masyarakat bisa meningkat hingga 50 persen. "Betapa pentingnya berbagi untuk mengatasi stunting ini. Kami berharap semakin banyak pihak yang peduli dan ikut menjadi orang tua asuh," tegas Sarbudiono.
Dengan dukungan kolaboratif dari pemerintah, masyarakat, dan stakeholder, Pemkab Bangka Barat menargetkan angka stunting terus menurun demi mewujudkan generasi yang sehat dan berkualitas.
Diketahui, berdasarkan hasil survei kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2024, prevalensi stunting di Kabupaten Bangka Barat, sudah ada di level 3 se-Provinsi Babel. Berada pada angka 19,6 persen, ada peningkatan status gizi jika dibandingkan dari SKI tahun 2023 sebesar 20,6 persen.
Meski demikian, data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) Februari 2025 masih mencatat adanya beberapa desa dengan prevalensi stunting di atas rata-rata nasional, seperti Desa Ibul 23,3 persen, Desa Berang 20,4 persen, Desa Peradong 21,7 persen, dan Desa Simpang Tiga 23,6 persen.
Namun, secara umum, menurut data Kementerian Kesehatan, tren prevalensi stunting di Kabupaten Bangka Barat menunjukkan perbaikan signifikan sejak 2018 hingga Februari 2025. Di mana angka stunting sudah berada di bawah 14 persen dengan capaian 7,6 persen. (riu)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.