Berita Belitung

Minta Pemilik Ditangkap, Keluarga Tersangka Penyelundupan Timah Datangi Kantor Bupati Belitung

Satreskrim Polres Belitung terus mencari keberadaan HR, seorang laki-laki yang diduga menjadi pemilik dari 15 ton pasir timah.

Posbelitung.co/Dede Suhendar
DATANGI KANTOR BUPATI - Rombongan istri dan keluarga para tersangka kasus dugaan penyelundupan timah 15 ton mendatangi Kantor Bupati Belitung di Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Kamis (2/10/2025). 

TANJUNGPANDAN, BABEL NEWS - Satreskrim Polres Belitung terus mencari keberadaan HR, seorang laki-laki yang sempat viral usai diduga menjadi pemilik dari 15 ton pasir timah yang hendak diselundupkan. Kepolisian bahkan telah mendatangi kediaman HR, yang berada di Jalan Madura, Gang Sulaiman, Kelurahan Kampong Damai, Kecamatan Tanjungpandan. 

"Menindaklanjuti informasi masyarakat, semalam Unit Tipidter mendatangi rumah HR," ujar Kasat Reskrim Polres Belitung, AKP I Made Yudha Suwikarma pada Jumat (3/10). 

Namun, rumah tersebut dalam kondisi terkunci dan panggilan polisi juga tidak direspon. "Kami tetap akan terus mencari keberadaan HR ini," katanya. 

I Made Yudha Suwikarma menambahkan, jajarannya akan selalu menindaklanjuti informasi apapun dari masyarakat terkait kasus tersebut. 

Diketahui sebelumnya, rombongan istri dan kerabat para tersangka kasus penyelundupan timah 15 ton mendatangi Kantor Bupati Belitung pada Kamis (2/10). Kedatangan para ibu-ibu ini ingin menemui Bupati Belitung menyampaikan pesan kepada Polres Belitung menangkap seseorang berinisial HR. 

Namun dikarenakan kedatangan rombongan mendadak, pertemuan tersebut tidak bisa dilakukan. "Kami tujuan datang ke Kantor Bupati untuk meminta polisi menangkap orang nama HR. Jadi HR ini yang minta tolong ngangkat barang ini (pasir timah, red)," ujar perwakilan ibu-ibu, Budi Handayani akrab dipanggil Dian.

Ia menuturkan, para tersangka sempat diiming-imingi HR sejumlah uang untuk membantu mengangkut timah 15 ton. Dikarenakan tidak ada pekerjaan, maka tawaran itu diterima tanpa mengetahui jika pasir timah yang diangkut ilegal. "Tapi sampai sekarang, mereka ini tidak pernah menerima sepeser pun. Tahu-tahu HR ini tidak tahu di mana," katanya.

Ia menambahkan permintaan mengangkut timah tersebut memang tidak langsung dari HR. Tapi melalui perantara AJ yang saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka. "Kami HR ini memang tidak kenal, tapi AJ ini yang kenal untuk mencari para pekerja tadi," jelasnya.

Oleh sebab itu, Dian berharap HR dapat bertanggungjawab dan turut ditangkap oleh polisi. Sebab, 15 suami mereka sudah ditetapkan sebagai tersangka dan diamankan polisi. "Tolong lah Pak Bupati, suami kami mau ditahan di Cerucuk," katanya.

Sebelumnya, tim gabungan Satreskrim, Satpolairud Polres Belitung dan BKO Satpolairud Polda Kepulauan Babel mengamankan praktik penyelundupan 15 ton pasir timah pada Selasa (30/9). Mereka diamankan di perairan laut Tanjung Kelayang, Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung. (dol)

Siap Bertemu dan Dengarkan Keluhan 
BUPATI Belitung, Djoni Alamsyah Hidayat menyampaikan permohonan maaf kepada rombongan istri tersangka kasus penyelundupan timah 15 ton yang tidak bisa ditemuinya. Menurutnya, pada hari itu agenda kerja sangat padat, mulai dari peninjauan lapangan, ditambah kedatangan para pejabat eselon 1 tingkat kementerian.

Namun, dirinya menyatakan akan mengagendakan pertemuan bersama para istri tersebut beberapa waktu ke depan. Ia meminta para awak media dapat menjembatani para ibu-ibu untuk mengatur pertemuan tersebut. "Tentu bisa (pertemuan, red), karena bupati ini pelayan masyarakat. Bupati tidak menutup pintu untuk itu, asal disampaikan dengan baik dan santun," ujar Djoni Alamsyah.

Ia mengatakan, bicara perkara penyelundupan tersebut, saat ini masih ditangani oleh Polres Belitung. Sehingga, ia meminta kepada masyarakat untuk memberikan waktu kepada aparat kepolisian menyelesaikan sampai tuntas. 

Menurutnya, pemerintah daerah tidak bisa melakukan intervensi dari proses hukum tersebut. Di sisi lain, kata dia, persoalan penyelundupan timah ini sudah menjadi atensi dari Presiden Prabowo Subianto beberapa waktu lalu. 

Sebab, praktik ini justru merugikan negara yang tidak sedikit. "Saya secara pribadi cukup prihatin dengan masalah ini. Apalagi suami mereka ini tulang punggung keluarga tapi kita tahu ini juga atensi dari Presiden," katanya. (dol)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved