Berita Belitung

Dinas Perpustakaan Belitung Ajak Masyarakat Saring Informasi di Media Sosial

Serbuan kabar bohong yang kerap muncul di media sosial jadi perhatian utama dalam talkshow literasi di Gedung Serbaguna Ishak Zainuddin Tanjungpandan.

Posbelitung.co/Adelina Nurmalitasari
TALK SHOW LITERASI - Talk show literasi yang menghadirkan narasumber penulis Maman Suherman dan pengamat sosial Universitas Indonesia, Dr. Devie Rahmawati di Gedung Serbaguna Ishak Zainuddin Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rabu (1/10/2025). 

TANJUNGPANDAN, BABEL NEWS - Serbuan kabar bohong yang kerap muncul di media sosial jadi perhatian utama dalam talkshow literasi di Gedung Serbaguna Ishak Zainuddin, Tanjungpandan, Belitung, Rabu (1/10). Acara bertema "Hati-Hati Berita Hoaks! Bijak Dalam Bermedia, Cerdas Dalam Menerima Informasi" itu menghadirkan penulis Maman Suherman dan pengamat sosial Universitas Indonesia, Dr. Devie Rahmawati.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Belitung, Fari, menyebut hoaks sudah banyak memakan korban. Ia tak ingin masyarakat Belitung mengalami hal yang sama. "Kami ingin masyarakat lebih kritis dan tidak langsung percaya pada setiap informasi yang beredar," ujar Fari.

Ia menilai pendidik dan tokoh agama punya peran penting untuk menularkan sikap bijak dalam bermedia. Literasi, kata Fari, bukan sekadar membaca, tapi juga kemampuan menimbang dan menulis kembali informasi dengan benar.

Talkshow ini juga dirancang melibatkan lintas sektor, serta mengikutsertakan para pelajar dan guru. Menurut Fari, kolaborasi itu penting agar pesan literasi tidak berhenti di ruang diskusi, tapi menyebar hingga ke masyarakat luas.

Dalam talkshow yang dimoderatori Iqbal H. Saputra, penulis sekaligus pegiat literasi Maman Suherman mengingatkan bahwa literasi harus dimulai dari rumah. Menurutnya, anak-anak tidak bisa dituntut mencintai buku jika orang tua tidak memberi contoh.

"Yang salah bukan anak, yang salah yang memberi contoh. Literasi bukan sekadar baca tulis. Masalahnya, banyak yang bisa membaca tapi tidak bisa menjelaskan apa yang dibaca," kata Maman.

Ia juga berbagi pengalaman bahaya dari berita hoaks hingga kiat agar masyarakat tak ikut terjebak menyebarkan berita palsu.

Pengamat Sosial Universitas Indonesia, Devie Rahmawati menyoroti bagaimana hoaks bekerja lewat sisi emosional manusia. Ia menyebut kabar bohong menyentuh emosi dasar manusia.

"Amerika saja kewalahan menghadapi hoaks. Di Indonesia, persoalan ini makin kompleks di era digital, ketika dalam 60 detik jutaan foto, ratusan ribu caption, dan jutaan email berseliweran," jelasnya.

Talk show ini juga diwarnai tanya jawab para peserta dengan narasumber. Diketahui bahwa talk show literasi ini menjadi bagian dari Festival Literasi Belitung 2025 yang berlangsung lima hari.

Selain diskusi publik, festival juga menggelar lomba mewarnai untuk anak-anak hingga bazar sebagai cara memperluas gerakan literasi di tengah masyarakat. (del)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved