Berita Bangka

Warga Protes Penggalian Lereng Bukit Siam

Sejumlah warga yang tinggal di kawasan Jalan Imam Bonjol, Air Ruai, Sungailiat melakukan protes atas aktivitas penggalian lereng Bukit Siam.

Bangkapos.com/Arya Bima Mahendra
BEKAS GALIAN LERENG - Lereng Bukit Siam di pinggir Jalan Imam Bonjol, Air Ruai, Sungailiat yang dilakukan penggalian, Selasa (14/10/2025). Tampak lokasi bekas penggalian dilakukan dekat dengan perumahan warga. 

SUNGAILIAT, BABEL NEWS - Sejumlah warga yang tinggal di kawasan Jalan Imam Bonjol, Air Ruai, Sungailiat, Kabupaten Bangka melakukan protes atas aktivitas penggalian lereng Bukit Siam, Senin (13/10). Dari pantauan, Selasa (14/10) siang, tampak tidak ada aktivitas penggalian yang dilakukan di sana.

Sejumlah kardus sisa-sisa minuman tampak masih baru dan ditinggalkan berserakan begitu saja di lokasi penggalian yang jaraknya cukup dekat dengan Perumahan Lega Vista 3, Jalan Imam Bonjol, Air Ruai, Sungailiat. Bahkan, ada sejumlah rumah yang bagian tembok belakangnya sudah sangat dengan dengan tempat penggalian pasir di lereng Bukit Siam tersebut.

Salah satu warga yang melayangkan protes tersebut adalah Yusrizal. Ia menyebut, aksi teguran yang dia lakukan tersebut dilakukan setelah sebelum-sebelumnya sudah beberapa kali berkomunikasi dengan Pemda untuk menindaklanjuti hal itu. "Bukit Siam itu masuk RTH (Ruang Terbuka Hijau-red) peringkat C yang telah ditetapkan oleh pusat," kata Yusrizal.

Menurutnya, aksi penggalian yang dilakukan pihak-pihak tertentu tersebut melebihi 50 meter dari bandar (selokan-red) yang berada di pinggir jalan raya. Padahal kata Yusrizal, berdasarkan ketentuan dari BPN, seharusnya pemanfaatan terhadap lahan di lereng Bukit Siam dilakukan maksimal 50 meter. "Terus kita inikan ada Perda RTRW, itu Bukit Siam itu bukan termasuk wilayah tambang galian C," jelasnya.

Yusrizal beranggapan, aktivitas penggalian tersebut dinilai dapat memberikan dampak terhadap lingkungan. Termasuk perasaan was-was lantaran ditakutkan sewaktu-waktu terjadi longsor. "Kan ada dampak terhadap lalu lintasnya juga, ada debu-debu dari truk-truk yang melintas (mengangkut hasil galian-red)," ungkap pria yang juga pernah menjadi Kepala Lingkungan (Kaling) Bukit Betung ini.

Diakui Yusrizal, kondisi tersebut semakin parah ketika sedang hujan. Pasalnya, jalan raya di sekitar lokasi tersebut kerap becek akibat pasir-pasir bekas galian bercampur air. "Kotor pokoknya sejalan-jalan. Kasihan kan kalau orang nyuci mobil, lewat situ udah kotor lagi karena tanah kuning itu kan, untung sekarang nih enggak hujan," tuturnya.

Pj Sekda Bangka, Thony Marza mengatakan, pihaknya telah menindaklanjuti hal tersebut setelah mendapatkan informasi dari masyarakat. "Saya sudah menghubungi Plt Satpol PP untuk mengecek ke lokasi dan ternyata memang hari ini sudah setop (berhenti-red) aktivitas penggaliannya," ucap Thony Marza.

Pihaknya akan tetap memanggil pihak-pihak terkait, baik pemilik lahan dan  pihak yang mengerjakan penggalian tersebut untuk dimintai klarifikasi. "Nanti kita klarifikasi semua halnya, baik terkait perizinan, pajaknya seperti apa dan lain semuanya," jelasnya. (u2)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved