Berita Bangka
Warga Protes Penggalian Lereng Bukit Siam
Sejumlah warga yang tinggal di kawasan Jalan Imam Bonjol, Air Ruai, Sungailiat melakukan protes atas aktivitas penggalian lereng Bukit Siam.
SUNGAILIAT, BABEL NEWS - Sejumlah warga yang tinggal di kawasan Jalan Imam Bonjol, Air Ruai, Sungailiat, Kabupaten Bangka melakukan protes atas aktivitas penggalian lereng Bukit Siam, Senin (13/10). Dari pantauan, Selasa (14/10) siang, tampak tidak ada aktivitas penggalian yang dilakukan di sana.
Sejumlah kardus sisa-sisa minuman tampak masih baru dan ditinggalkan berserakan begitu saja di lokasi penggalian yang jaraknya cukup dekat dengan Perumahan Lega Vista 3, Jalan Imam Bonjol, Air Ruai, Sungailiat. Bahkan, ada sejumlah rumah yang bagian tembok belakangnya sudah sangat dengan dengan tempat penggalian pasir di lereng Bukit Siam tersebut.
Salah satu warga yang melayangkan protes tersebut adalah Yusrizal. Ia menyebut, aksi teguran yang dia lakukan tersebut dilakukan setelah sebelum-sebelumnya sudah beberapa kali berkomunikasi dengan Pemda untuk menindaklanjuti hal itu. "Bukit Siam itu masuk RTH (Ruang Terbuka Hijau-red) peringkat C yang telah ditetapkan oleh pusat," kata Yusrizal.
Menurutnya, aksi penggalian yang dilakukan pihak-pihak tertentu tersebut melebihi 50 meter dari bandar (selokan-red) yang berada di pinggir jalan raya. Padahal kata Yusrizal, berdasarkan ketentuan dari BPN, seharusnya pemanfaatan terhadap lahan di lereng Bukit Siam dilakukan maksimal 50 meter. "Terus kita inikan ada Perda RTRW, itu Bukit Siam itu bukan termasuk wilayah tambang galian C," jelasnya.
Yusrizal beranggapan, aktivitas penggalian tersebut dinilai dapat memberikan dampak terhadap lingkungan. Termasuk perasaan was-was lantaran ditakutkan sewaktu-waktu terjadi longsor. "Kan ada dampak terhadap lalu lintasnya juga, ada debu-debu dari truk-truk yang melintas (mengangkut hasil galian-red)," ungkap pria yang juga pernah menjadi Kepala Lingkungan (Kaling) Bukit Betung ini.
Diakui Yusrizal, kondisi tersebut semakin parah ketika sedang hujan. Pasalnya, jalan raya di sekitar lokasi tersebut kerap becek akibat pasir-pasir bekas galian bercampur air. "Kotor pokoknya sejalan-jalan. Kasihan kan kalau orang nyuci mobil, lewat situ udah kotor lagi karena tanah kuning itu kan, untung sekarang nih enggak hujan," tuturnya.
Pj Sekda Bangka, Thony Marza mengatakan, pihaknya telah menindaklanjuti hal tersebut setelah mendapatkan informasi dari masyarakat. "Saya sudah menghubungi Plt Satpol PP untuk mengecek ke lokasi dan ternyata memang hari ini sudah setop (berhenti-red) aktivitas penggaliannya," ucap Thony Marza.
Pihaknya akan tetap memanggil pihak-pihak terkait, baik pemilik lahan dan pihak yang mengerjakan penggalian tersebut untuk dimintai klarifikasi. "Nanti kita klarifikasi semua halnya, baik terkait perizinan, pajaknya seperti apa dan lain semuanya," jelasnya. (u2)
| Raih Penghargaan, Polres Bangka Barat Terbaik Pertama Penyampaian Data Capaian Output |
|
|---|
| Dana Desa Terdampak, DPRD Bangka Barat Soroti Penurunan Dana Transfer 2026 |
|
|---|
| Bentuk Tim Terpadu, Pemkab Bangka Selatan Gencar Tangani Konflik Sosial Masyarakat |
|
|---|
| Mengapung Tak Jauh dari Lokasi Hilang, Tim SAR Temukan Korban Tenggelam di Perairan Gunung Namak |
|
|---|
| Unmuh Babel Berdayakan Generasi Muda Edukasi Tani Padi |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.