Berita Bangka

2025, Ada 21 Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak di Kabupaten Bangka

Pemkab Bangka mencatat ada sebanyak 21 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak hingga September 2025 ini. 

Bangkapos.com/Arya Bima Mahendra
PELATIHAN SATGAS PPA - Satgas PPA di Kabupaten Bangka saat mendapatkan pelatihan tenang pencatatan dan pelaporan kasus-kasus yang berhubungan dengan perempuan dan anak, Selasa (21/10/2025) di Hotel Novilla Sungailiat. 

SUNGAILIAT, BABEL NEWS - Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Bangka mencatat ada sebanyak 21 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak hingga September 2025 ini. 

Hal tersebut disampaikan oleh Plt Kepala DP2KBP3A Bangka, Lia Anggraini saat acara pencatatan dan pelaporan kasus Kekerasan Terhadap Perempuan (KTP), Kekerasan Terhadap Anak (KTA), Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), Anak yang Berhadapan Hukum (ABH) serta perkawinan anak, di Hotel Novilla Sungailiat, Selasa (21/10) 

"Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, Januari sampai September 2025 terdata 21 kasus," kata Lia Anggraini.

Dari 21 kasus tersebut, terdata 5 di antaranya, merupakan kasus Kekerasan Terhadap Perempuan (KTP) dan 16 sisanya merupakan kasus Kekerasan Terhadap Anak (KTA). "Tidak seperti tahun kemarin, Insya Allah ini jauh berkurang," jelasnya.

Ia menyebut, jumlah kasus tersebut merupakan yang terlaporkan secara resmi dan turut dilaporkan ke pemerintah pusat.

Menyikapi hal tersebut, maka diselenggarakan kegiatan pelatihan berupa pencatatan dan pelaporan kasus dengan melibatkan pemateri dari Unit PPA Polres Bangka, Pengadilan Negeri, Kejaksaan Negeri dan dinas-dinas terkait lainnya.

Kegiatan itu menyasar Satgas PPA yang berada di bawah naungan UPTD PPA. Satpas PPA merupakan perpanjangan tangan dari DP2KBP3A Bangka yang tersebar di delapan kecamatan.

"Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan dapat terintegrasi antar lintas sektor di Kabupaten Bangka dalam penanganan kasus kekerasan seksual dan anak," ungkapnya.

Plt Asisten I Sekretariat Daerah Kabupaten Bangka, Ismir Rachmaddinianto mengatakan, kegiatan pelatihan ini dilakukan dalam rangka untuk melakukan mitigasi di lapangan. Oleh karena itu, kolaborasi dengan stakeholder terkait perlu dilakukan sehingga memberikan edukasi kepada petugas-petugas di lapangan apabila menemukan ada masyarakat yang mengalami kasus-kasus tersebut.

"Untuk saat ini, di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, kita Kabupaten Bangka termasuk yang tertinggi. Harapan kita ke depannya mampu mengurangi presentase dan tingkat dari kabupaten/kota lainnya," ucap Ismir Rachmaddinianto.

Namun, dirinya menilai, sejauh ini penanganan terhadap kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Bangka sudah ditangani dengan baik. "Petugas kita di lapangan sudah melakukan kegiatan pendampingan, rehabilitasi dan segala macamnya secara intens dan berkala," ungkapnya.

Dirinya berharap supaya petugas-petugas di lapangan dapat mengkampanyekan ke masyarakat tentang pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak. "Kita punya petugas di seluruh kecamatan, 62 desa dan 19 kelurahan yang ada di Kabupaten Bangka untuk melakukan semacam mitigasi," jelasnya. (u2)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved