Berita Bangka Selatan
Bangka Selatan Antisipasi Lonjakan Harga Cabai
Komoditas cabai menjadi yang paling terdampak akibat tingginya curah hujan yang memicu serangan penyakit pada tanaman
TOBOALI, BABEL NEWS - Curah hujan tinggi yang terjadi di wilayah Kabupaten Bangka Selatan mulai berdampak serius pada produktivitas tanaman hortikultura di kabupaten berjuluk Negeri Junjung Besaoh ini.
Komoditas cabai menjadi yang paling terdampak akibat tingginya curah hujan yang memicu serangan penyakit pada tanaman. Kondisi ini membuat hasil panen menurun drastis dan harga cabai di pasaran meroket.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Bangka Selatan, Risvandika mengatakan, musim hujan membuat tanaman cabai di sejumlah kecamatan di Bangka Selatan diserang penyakit patek.
Serangan penyakit ini membuat banyak tanaman gagal panen, bahkan sebagian petani terpaksa mencabut batang cabai yang busuk sebelum sempat dipetik.
Akibatnya, pasokan ke pasar berkurang drastis dan harga cabai melonjak tajam dalam beberapa pekan terakhir.
“Untuk komoditas cabai kami perkirakan akan mengalami fluktuasi dalam produktivitas. Curah hujan tinggi berdampak tanaman banyak diserang penyakit patek,” kata Risvandika kepada Bangka Pos, Jumat (31/10/2025).
Dia menambahkan, biasanya harga cabai di tingkat pedagang stabil di kisaran Rp40 ribu sampai Rp45 ribu per kilogram, namun sejak pertengahan Oktober 2025, harga melonjak dua kali lipat menjadi Rp80 ribu.
Bahkan di beberapa pasar tradisional sempat menembus Rp85 ribu karena pasokan dari petani makin menipis.
Menurut Risvandika, fenomena tersebut tak hanya terjadi pada cabai. Sejumlah komoditas sayuran seperti sawi, kangkung, dan bayam juga terancam gagal panen karena ditanam di lahan semi rawa yang kini tergenang air akibat curah hujan tinggi.
Kondisi tanah yang terlalu lembap membuat pertumbuhan tanaman tidak optimal.
Untuk menekan gejolak harga komoditas-komoditas tersebut, Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan akan melakukan survei pasar guna memantau stok dan pergerakan harga.
“Kami akan melakukan sinkronisasi dengan pedagang distributor di luar Kabupaten Bangka Selatan untuk menjaga stabilitas harga,” ujar Risvandika.
Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan juga berkoordinasi dengan pemasok bahan pokok dari luar daerah, termasuk petani champion atau unggulan.
Petani champion adalah petani penggerak yang menjadi mitra pemerintah untuk mendukung stabilisasi pasokan dan harga suatu komoditas.
Mereka akan menjadi investor di daerah yang kerap mengalami defisit stok komoditas bahan pokok, khususnya yang belum dapat diproduksi di dalam daerah, seperti bawang merah.
| Tenaga Kesehatan RSUD Junjung Besaoh Kunjungi SLB Toboali |
|
|---|
| Penyakit Pencernaan Mendominasi, 41.520 Warga Bangka Selatan Dapat Layanan Kesehatan Sepanjang 2025 |
|
|---|
| 9 Guru Bangka Selatan Dapat Pelatihan Penggunaan Smart TV |
|
|---|
| Bantuan Kemendikdasmen untuk Kabupaten Bangka Selatan, 135 Sekolah Bakal Dapat Smart TV |
|
|---|
| 2025, Pemkab Bangka Selatan Buka Lagi Seleksi Kepala OPD |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/babel/foto/bank/originals/20250926_Risvandika.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.