Berita Bangka Selatan

Realisasi Pupuk Subsidi di Bangka Selatan Tembus 72 Persen

Distribusi pupuk subsidi bagi petani di Kabupaten Bangka Selatan, menunjukkan capaian positif menjelang akhir tahun 2025.

Bangkapos.com/Cepi Marlianto
CEK STOK -- Seorang distributor pupuk di Desa Rias, Tahang ketika mengecek stok pupuk subsidi yang dijualnya, Senin (3/11/2025). Hingga akhir Oktober 2025 realisasi serapan pupuk subsidi di Kabupaten Bangka Selatan mencapai 72 persen. 

TOBOALI, BABEL NEWS - Distribusi pupuk subsidi bagi petani di Kabupaten Bangka Selatan, menunjukkan capaian positif menjelang akhir tahun 2025. Penyaluran dua jenis pupuk utama telah mencapai lebih dari dua per tiga dari total kuota. Pemerintah daerah optimistis realisasi pupuk subsidi akan menembus angka maksimal pada Desember mendatang, seiring turunnya harga pupuk sebesar 20 persen yang membuat petani semakin antusias.

Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangka Selatan, Risvandika mengatakan, alokasi kuota pupuk subsidi bagi petani di daerah itu mencapai 5.409,148 ton. Saat ini realisasi penyerapan petani telah menembus 72,04 persen atau 3.897,101 ton. 

Ditargetkan hingga akhir Desember 2025 penyerapan pupuk subsidi bagi petani bisa terealisasi hingga 100 persen. "Saat ini realisasi penyerapan pupuk subsidi oleh petani sudah mencapai persentase kurang lebih 70 persen," kata Risvandika, Senin (3/11).

Risvandika mengungkapkan alokasi pupuk subsidi itu diperuntukkan untuk tiga jenis pupuk berbeda-beda. Yakni pupuk jenis Urea, pupuk NPK Phonska dan pupuk organik. Berdasarkan data yang dihimpun hingga akhir Oktober 2025, pupuk urea telah tersalurkan sebanyak 1.000,250 ton dari total kuota 1.382,121 ton, atau mencapai sekitar 72,51 persen. Artinya masih tersisa 379,871 ton pupuk urea yang belum ditebus oleh petani dan kelompok tani di tujuh kecamatan.

Sementara itu, untuk pupuk NPK Phonska realisasi penyalurannya menunjukkan tren positif. Dari total kuota 3.727,509 ton, sebanyak 2.500,50 ton sudah terealisasi atau sekitar 67,07 persen. Masih ada 1.227,459 ton pupuk NPK yang belum terserap. Sedangkan pupuk organik dengan kuota 313,998 ton baru terealisasi 14,480 ton atau 4,62 persen dan masih tersisa 299,518 ton. 

"Ditargetkan alokasi pupuk subsidi akan habis digunakan menjelang musim tanam ketiga (MT3) yang saat ini mulai berjalan di sejumlah desa," jelas Risvandika.

Diakuinya, penyerapan pupuk subsidi yang belum maksimal disebabkan sebagian petani masih berada pada masa panen. Di beberapa wilayah seperti Desa Serdang dan Desa Pergam, petani baru menyelesaikan panen dan sedang melakukan pengolahan lahan untuk masa tanam selanjutnya. 

Mereka belum menebus pupuk untuk musim tanam berikutnya. Namun biasanya menjelang November hingga Desember, realisasi penyerapan meningkat pesat karena petani mulai menanam kembali. "Kami optimistis penyerapan bisa mencapai 100 persen, karena dalam penerapan program swasembada pangan kebutuhan pupuk sangat berpengaruh," ucapnya. (u1)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved