Berita Bangka Selatan
Pemkab Bangka Selatan Gencarkan Pencegahan Stunting, Wabup: Jadi Gerakan Bersama
Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan terus memperkuat langkah menekan angka tengkes alias stunting.
TOBOALI, BABEL NEWS - Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan terus memperkuat langkah menekan angka tengkes alias stunting. Melalui program Genting atau gerakan cegah stunting, pemerintah daerah berkomitmen mempercepat penurunan stunting melalui sinergi lintas sektor.
Wakil Bupati Bangka Selatan, Debby Vita Dewi mengatakan, upaya memerangi stunting bukan hanya soal kesehatan. Akan tetapi, merupakan investasi jangka panjang dalam membangun sumber daya manusia unggul di daerah. Kerja sama lintas sektor menjadi kunci agar edukasi gizi, pendampingan keluarga, serta pemantauan tumbuh kembang anak dapat berjalan berkesinambungan.
"Program ini adalah wujud nyata kerja sama antara pemerintah daerah dan BKKBN untuk menurunkan angka stunting sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Debby Vita Dewi, Jumat (31/10).
Menurutnya, prevalensi stunting secara keseluruhan di Kabupaten Bangka Selatan masih berada di angka 24,6 persen. Data tersebut berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024. Sedangkan pemerintah daerah menargetkan penurunan menjadi 18 persen pada tahun 2025, sejalan dengan target nasional 18,8 persen.
Melalui kolaborasi lintas sektor, pemerintah berkomitmen memperkuat edukasi gizi, pendampingan keluarga, serta memastikan anak-anak tumbuh sehat, cerdas, dan berdaya saing. Penurunan angka stunting tidak bisa dilakukan secara parsial.
Ia meminta seluruh unsur masyarakat harus bergerak bersama, mulai dari instansi pemerintah, tenaga kesehatan, kader posyandu, hingga perangkat desa dan keluarga. "Karena anak sehat hari ini adalah pemimpin hebat Bangka Selatan di masa depan," jelas Debby Vita Dewi.
Menurutnya, program Genting hadir sebagai gerakan nyata untuk memperkuat edukasi gizi kepada masyarakat. Terutama ibu hamil dan keluarga berisiko stunting. Melalui gerakan ini, pemerintah mengakselerasi intervensi sejak dini agar anak-anak tumbuh optimal dan bebas dari risiko kekurangan gizi kronis.
Selain memperkuat edukasi gizi, Program Genting juga diarahkan untuk meningkatkan layanan kesehatan ibu dan anak di puskesmas serta posyandu. Melalui pendataan dan pemantauan yang akurat, pemerintah berharap tidak ada lagi anak yang terlewat dari intervensi gizi dan kesehatan. "Mari kita jadikan upaya pencegahan stunting sebagai gerakan bersama, bukan sekadar program pemerintah," ucapnya.
Debby Vita Dewi menargetkan dalam beberapa tahun ke depan seluruh desa memiliki data terpadu keluarga berisiko stunting dan rencana aksi yang jelas. Dengan pendekatan berbasis keluarga, diharapkan intervensi dapat lebih tepat sasaran dan efektif. "Saya sangat berharap percepatan penurunan angka stunting dapat terwujud," pungkas Debby Vita Dewi. (u1)
Pejabat Daerah Diminta Turun Tangan
PEJABAT daerah di Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan diminta untuk turun tangan menjadi orang tua asuh bagi anak-anak berisiko tengkes. Intervensi stunting merupakan investasi jangka panjang dalam membangun sumber daya manusia unggul di daerah.
Wakil Bupati Bangka Selatan, Debby Vita Dewi berujar Genting dirancang sebagai model kolaboratif. Sehingga setiap kepala organisasi perangkat daerah (OPD) ditugaskan menjadi pendamping sekaligus penyokong bagi anak-anak rawan stunting di wilayah mereka.
Tak hanya memberi bantuan, para pejabat diminta turun langsung memantau kondisi keluarga dan memastikan gizi anak-anak terpenuhi. "Alhamdulillah, Bunda berkesempatan menyerahkan secara simbolis bantuan program Genting bersama para orangtua asuh dari jajaran kepala OPD Kabupaten Bangka Selatan," kata Debby Vita Dewi, Minggu (2/11).
Menurutnya, program Genting merupakan bentuk nyata kepedulian dan kolaborasi seluruh elemen pemerintah daerah. Khususnya dalam menurunkan angka stunting serta meningkatkan kualitas gizi anak-anak di Kabupaten Bangka Selatan. "Semua harus bergerak. Dari camat sampai kepala dinas, dari lurah sampai kader posyandu, semua punya tanggung jawab," jelas Debby Vita Dewi.
Program ini, lanjutnya tidak hanya berbicara tentang angka penurunan stunting. Akan tetapi, mengubah pola pikir pejabat daerah agar lebih peka terhadap masalah kemanusiaan di lingkungannya. Keberhasilan program ini ditentukan oleh konsistensi dan kepedulian berkelanjutan. Data terbaru menunjukkan masih ada anak-anak di sejumlah desa di Bangka Selatan yang masuk kategori risiko stunting.
"Pemerintah daerah terus mendukung kebijakan nasional dalam percepatan penurunan stunting," pungkas Debby Vita Dewi. (u1)
| Bangka Selatan Antisipasi Lonjakan Harga Cabai |
|
|---|
| Tenaga Kesehatan RSUD Junjung Besaoh Kunjungi SLB Toboali |
|
|---|
| Penyakit Pencernaan Mendominasi, 41.520 Warga Bangka Selatan Dapat Layanan Kesehatan Sepanjang 2025 |
|
|---|
| 9 Guru Bangka Selatan Dapat Pelatihan Penggunaan Smart TV |
|
|---|
| Bantuan Kemendikdasmen untuk Kabupaten Bangka Selatan, 135 Sekolah Bakal Dapat Smart TV |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/20251031-Wakil-Bupati-Bangka-Selatan-Debby-Vita-Dewi.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.