Berita Bangka Selatan

23.000 Warga Bangka Selatan Idap Hipertensi dan Diabetes

Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan mencatat puluhan ribu warga usia produktif mengidap hipertensi dan diabetes hingga triwulan ketiga tahun 2025.

Bangkapos.com/Cepi Marlianto
FOTO BERSAMA -- Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Bangka Selatan, dr Agus Pranawa ketika berfoto bersama usai melakukan sosialisasi PTM di Desa Rias, Rabu (19/11/2025). PTM kini menjadi ancaman serius bagi masyarakat di Kabupaten Bangka Selatan. 

TOBOALI, BABEL NEWS - Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Bangka Selatan mencatat puluhan ribu warga usia produktif mengidap hipertensi dan diabetes hingga triwulan ketiga tahun 2025. 

Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Bangka Selatan, dr Agus Pranawa mengatakan, penyakit tidak menular (PTM) kini menjadi ancaman terbesar bagi kesehatan masyarakat di daerah tersebut. Berdasarkan pendataan hingga akhir triwulan ketiga total terdapat 23.054 kasus PTM baru. 

Dengan penderita paling banyak justru berada pada kalangan usia produktif, tentang usia 18-59 tahun. "Paling banyak penderita PTM ini adalah usia produktif," kata Agus Pranawa, Rabu (19/11).

Agus Pranawa mengungkapkan, dari delapan penyakit PTM yang sering diderita masyarakat, hipertensi menjadi yang tertinggi dengan jumlah mencapai 14.126 kasus. Disusul obesitas 6.182 kasus, diabetes melitus 2.697 kasus dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) 19 kasus. Kemudian, hipertiroid 14 kasus, penyakit jantung koroner enam kasus, stroke enam kasus dan ginjal empat kasus. 

Temuan ini menegaskan bahwa PTM di Bangka Selatan tidak hanya meningkat, tetapi semakin beragam. "Terutama hipertensi menjadi salah satu penyakit paling tinggi di Kabupaten Bangka Selatan," ujar Agus Pranawa.

Agus Pranawa tak menampik faktor keturunan memang memiliki peran, namun bukan penyebab utama melonjaknya PTM. Faktor perilaku dan kebiasaan makan masyarakat menjadi penyumbang terbesar. "PTM jika tidak ditangani secepat mungkin maka risiko kematian bisa semakin tinggi," ucapnya.

Dari delapan kecamatan, Toboali tercatat sebagai wilayah dengan jumlah kasus PTM terbanyak. Hal ini sesuai dengan besarnya populasi penduduk Toboali dibanding kecamatan lainnya. 

Untuk menekan angka PTM, Agus Pranawa mengimbau masyarakat agar lebih disiplin menjaga kesehatan. Pola hidup sehat dinilai menjadi cara paling efektif untuk mencegah munculnya PTM, terutama pada masyarakat usia produktif.

Upaya sederhana seperti mengurangi konsumsi gula, garam, dan lemak, berjalan kaki 30 menit per hari. Tidur cukup 7-8 jam dapat memberikan dampak signifikan dalam menurunkan risiko PTM. "Jaga pola makan, olahraga dan menjaga kesehatan dengan beristirahat yang cukup," pungkas Agus Pranawa(u1)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved