Berita Kabupaten Bangka
Dua Tahun Refocusing Anggaran Pandemi Covid-19, Sekolah Ngeluh Sarana Mulai Rusak
Memang selama dua tahun pandemi Covid-19 ini banyak kepala sekolah yang mengeluhkan kondisi fasilitas sekolah dan meubelair yang mengalami kerusakan.
SUNGAILIAT, BABEL NEWS - Sejumlah kepala sekolah dasar di Kabupaten Bangka, mengeluhkan fasilitas gedung sekolah dan meubelair atau peralatan belajar siswa di kelas banyak mengalami kerusakan, baik ringan maupun berat. Hal ini setelah adanya dampak refocusing anggaran ke penanganan wabah pandemi Covid-19 selama dua tahun terakhir.
Keluhan ini disampaikan para kepala sekolah ini dalam sosialisasi ujian SD tahun ajaran 2021/2022 di SDN 3 Sungailiat, Rabu (16/3). Sebanyak 53 kepala sekolah dan pengawas sekolah di wilayah Kecamatan Mendo Barat dan Merawang hadir dalam kegiatan yang dipimpin langsung Wabup Bangka, Syahbudin dan Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bangka, Rozali Romkad ini.
"Memang selama dua tahun pandemi Covid-19 ini banyak kepala sekolah yang mengeluhkan kondisi fasilitas sekolah dan meubelair yang mengalami kerusakan, hal ini menjadi masukan bagi Pemkab Bangka melalui dinas pendidikan untuk ke depan memikirkan upaya perbaikannya," kata Wabup Bangka, Syahbudin.
Syahbudin menjelaskan, Pemkab Bangka sebenarnya sudah menganggarkan Rp2,8 miliar untuk pengadaan meubelair sekolah-sekolah. Namun diakuinya, terjadi refocusing anggaran akibat dampak pandemi Covid-19 ini. "Karena itulah banyak fasilitas meubelair kelas SD yang saat ini mengalami kerusakan dan belum bisa diperbaiki atau diadakan yang baru. Mudah-mudahan melalui kegiatan ini bisa memberikan masukan dan menampung aspirasi para kepala sekolah untuk ditindaklanjuti ke depannya," ujarnya.
Sistem shift
Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bangka, Rozali Romkad membenarkan kondisi ini. Diakuinya, pihaknya sudah menganggarkan dana perbaikan dan pengadaan meubelair sekolah-sekolah, baik SD dan SMP pada tahun 2020.
"Dana sudah disiapkan Rp2,8 miliar namun terjadi refocusing anggaran akibat pandemi Covid-19, awalnya sudah diprioritaskan untuk perbaikan meubelair kelas yang rusak hingga pada tahun 2021 juga belum bisa diakomodir," kata Rozali.
Ia menambahkan, untuk tahun anggaran 2022 ini, ada sejumlah anggaran disiapkan untuk sedikit bisa menanggulangi perbaikan meubelair sekolah-sekolah ini. Meskipun, dilakukan secara bertahap.
"Untuk besarannya belum saya ketahui secara detil, tapi ada anggaran untuk itu. Kita pahami sekolah memang sangat membutuhkan sarana meubelair ini, baik kursi dan meja," ujarnya.
Diakuinya, untuk solusi sementara, beberapa sekolah melakukan sistem shift. Misalnya siswa kelas 1,2 dan 3 masuk pagi, sedangkan kelas 4,5 dan 6 masuk siang. "Tapi Alhamdulillah ada juga orang tua, paguyuban kelas, komite sekolah ikut membantu secara swadaya, namun tidak banyak dan tidak mencukupi," jelasnya. (edw)
120 Guru Pensiun
SEBANYAK 120 orang guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan status ASN di tingkat SD dan SMP di bawah Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bangka, memasuki usia pensiunan secara bertahap, di tahun 2022 ini. Mengantisipasi kekurangan guru, pihaknya menyiapkan penerimaan seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) guru.
"Pada tahun 2022 ini kita Kabupaten Bangka mendapatkan kuota sebanyak 105 formasi PPPK guru, sedangkan tahun 2021, kita mendapatkan 102 formasi dan hanya 99 formasi terisi," kata Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bangka, Rozali Romkad, Rabu (16/3).
Ia menjelaskan, jumlah keseluruhan tenaga guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, penjaga sekolah, pegawai administrasi, perpustakaan, kebersihan baik di sekolah SD dan SMP negeri dan swasta di Kabupaten Bangka ada 4.261 orang. "Untuk jumlah sekolah saat ini ada 183 SD dan SMP ada 46 sekolah, untuk sekolah-sekolah yang berada di perkotaan jumlah guru yang tersedia sudah cukup ideal, namun untuk sekolah yang berada di daerah pelosok atau agak jauh dari perkotaan memang masih mengeluh kekurangan, bahkan ada kepala sekolah ikut jadi tenaga pengajar," ujarnya.
Diakuinya, dari hasil pemetaan terhadap kekurangan tenaga guru ini, masih ada sekolah yang kekurangan 2 hingga 4 tenaga guru. "Untuk sekolah-sekolah yang berada di Kecamatan Sungailiat, Pemali, Merawang rata-rata tenaga guru sudah mencukupi, namun untuk kecamatan lainnya seperti Kecamatan Mendo Barat, Riausilip memang ada keluhan kekurangan tenaga guru ini," jelas Rozali.
Ia berharap, ke depannya pemerintah tetap membuka penerimaan tenaga PPPK guru ini untuuk mengatasi permasalahan kekurangan guru ini. "Untuk di Kabupaten Bangka tidak ada istilah guru daerah terpencil atau daerah terjauh, yang ada itu sistem zonasi, yakni zona A, zona B dan zona C. Bagaimanapun kita upayakan tetap bisa melayani para siswa yang belajar di sekolah-sekolah ini walaupun dengan jumlah tenaga guru yang terbatas," katanya. (edw)