Berita Bangka Tengah

BPOM Pangkalpinang Cek 57 Sampel Takjil Pedagang Koba, Parcel Lebaran Ikut Diperiksa

Kepala BPOM di Pangkalpinang, Tedy Wirawan mengatakan, ada sebanyak 57 sampel makanan di Bangka Tengah yang telah dilakukan pengujian.

Bangka Pos/Arya Bima Mahendra
CEK SAMPEL TAKJIL - Petugas BPOM Pangkalpinang dan Dinkes Bateng saat mengecek kandungan berbahaya dalam sampel makanan takjil pedagang yang berjualan di kawasan Koba, Rabu (13/4) sore. 

KOBA, BABEL NEWS - Raut wajah para pedagang di seputaran jalan raya Koba, Bangka Tengah, mendadak panik usai kedatangan para petugas dengan seragam serba putih dan rompi bertuliskan Balai Pengawasan Obat Makanan (BPOM) Pangkalpinang, Rabu (13/4). Rombongan ini sengaja membeli takjil untuk dilakukan pemeriksaan dari kandungan berbahaya.

Para pembeli yang biasanya sering berburu takjil di kawasan ini, juga terlihat terdiam seketika menyaksikan para petugas dari BPOM tersebut membeli satu per satu jenis makanan. Total ada puluhan jenis makanan yang terdiri aneka macam kue, minuman dan makanan ringan lain yang diambil sampelnya untuk dilakukan pengujian.

Kepala BPOM di Pangkalpinang, Tedy Wirawan mengatakan, ada sebanyak 57 sampel makanan di Bangka Tengah yang telah dilakukan pengujian. "Beberapa waktu sebelumnya kami juga telah melakukan pemeriksaan di Desa Namang, Airmesu, Desa Simpang Perlang, Kelurahan Padang Mulia dan Koba. Jadi di Kabupaten Bangka Tengah ini total ada 57 sampel makanan yang telah kami periksa," kata Tedy.

Diakuinya, pada giat pemeriksaan kali ini, sampel makanan yang diperiksa difokuskan untuk jajanan ringan atau takjil Ramadan. Selain itu, pihaknya juga melakukan pemeriksaan terhadap makanan ringan dalam kemasan termasuk parcel Lebaran. "Karena ini momen Ramadan, kami fokus memeriksa takjil-takjil saja dan untuk yang lauk pauk dan sayur mayur sementara tidak diperiksa dulu," jelasnya.

Ia menjelaskan, sejumlah kandungan berbahaya yang diperiksa di antaranya, kandungan boraks, formalin, pewarna tekstil berwarna merah dan pewarna tekstil berwarna kuning. "Dari semua sampel yang telah diperiksa pada hari ini, semuanya negatif dan kami nyatakan aman dari kandungan empat bahan tersebut," ujarnya.

Lebih intens
Pemeriksaan serupa juga dilakukan Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Pangkalpinang di Kabupaten Bangka Barat, Rabu (13/4). Total, ada 51 makanan ringan atau takjil dari para pedagang di yang berada di Kecamatan Jebus, dan Kecamatan Muntok, atau tepatnya di Pujasera, Tugu Perahu dan Lapangan Gelora, Muntok.

Mulai dari pempek, otak-otak, laksa, bakso, bolu dan beberapa jenis takjil lainnya dilakukan pemeriksaan. Hasilnya, seluruh takjil dinyatakan negatif dari kandungan bahan berbahaya.

"BPOM Pangkalpinang secara rutin melakukan pengawasan terhadap makanan, sarana produksi, dan distribusi. Untuk saat ini menjelang Idulfitri dan Ramadan kali ini kami melakukan intensifikasi, dan kami lebih intens melakukan pengawasan pangan," ujar Koordinator Infokom BPOM Pangkalpinang, Adhika Achmad.

Meskipun demikian, dirinya berharap, masyarakat untuk tetap berhati-hati, serta selalu memperhatikan makanan baik dari segi penampilan atau rasa makanan. "Perlu diwaspadai kalau warnanya terlalu mencolok itu biasanya warna merah dan kuning, kita curigai menggunakan pewarna tekstil. Kalau mie atau bakso bisa tahan satu hari di luar kulkas, itu juga dicurigai menggunakan formalin. Lalu kalau terlalu kenyal, itu dicurigai mengandung boraks," jelasnya.

Sementara itu tak hanya takjil yang dijual pedagang saja yang dilakukan pemeriksaan, namun pihaknya juga melakukan pengecekan terhadap parcel khususnya jelang Idulfitri. "Kami juga melakukan pengawasan di sarana distribusi seperti parcel, karena kebutuhan Idulfitri itu kebutuhan pangan meningkat. Jadi kami melakukan pemeriksaan parcel, kita pastikan ada izin edarnya dan tidak melewati batas kadaluwarsa," ungkapnya. (u2/riz)

Beri Pembinaan
KEPALA Dinas Kesehatan Bateng, drg M Anas Ma'ruf mengatakan, kegiatan ini rutin dilakukan setiap tahun, tepatnya ketika bulan Ramadan. "Alhamdulillah, sama seperti pemeriksaan pada tahun sebelumnya, pemeriksaan kali ini juga hasilnya aman," ungkap Anas, yang juga ikut mendampingi kegiatan pemeriksaan kandungan makanan tersebut.

Jika memang ke depannya ditemukan adanya para pedagang yang didapati menggunakan bahan-bahan berbahaya, pihaknya tidak segan-segan untuk memberikan teguran dan peringatan. "Kalau memang ada yang terbukti menggunakan bahan berbahaya, maka akan langsung kami minta untuk berhenti berjualan," tuturnya.

Selanjutnya, akan ditelusuri asal muasal penggunaan bahan berbahaya pada makanan tersebut supaya tidak ada pedagang nakal yang menjual makanan yang dianggap dapat mengganggu kesehatan. Kemudian, pihaknya juga akan memberikan pendampingan dan pembinaan supaya para pedagang nakal tersebut tidak lagi mengulangi perbuatannya.

"Kami hanya lakukan tindakan berupa teguran dan pembinaan saja, karena tidak mungkin mau dilakukan tindak pidana soalnya mereka juga hanya pelaku UMKM biasa," tegasnya.

Dirinya juga mengimbau, agar masyarakat waspada dan berhati-hati dalam membeli menu berbuka puasa yang beredar di pasaran. Hal ini supaya terbebas dari bahan berbahaya seperti pewarna non-makanan, pengawet buatan, dan lain sebagainya. "Perhatikan warna dan baunya, kalau memang ada yang mencurigakan sebaiknya tidak usah dibeli," pungkasnya. (u2)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved