11 Kelurahan Jadi Target Penanganan Stunting di Pangkalpinang

Pemerintah Kota Pangkalpinang menetapkan 11 kelurahan sebagai lokus penanganan stunting (tengkes) atau kekerdilan akibat kurang gizi kronis

Editor: suhendri
Bangka Pos/Cepi Marlianto
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Pangkalpinang, Eti Fahriaty. 

PANGKALPINANG, BABEL NEWS - Pemerintah Kota Pangkalpinang menetapkan 11 kelurahan sebagai lokus penanganan stunting (tengkes) atau kekerdilan akibat kurang gizi kronis.

Sebelas kelurahan itu adalah Kelurahan Bacang, Sinar Bulan, Air Mawar, Pasir Putih (Kecamatan Bukit Intan), Sriwijaya, Bukit Besar, Batu Intan, Semabung Baru (Kecamatan Girimaya), Batin Tikal (Kecamatan Taman Sari), Kacang Pedang, dan Air Kepala Tujuh (Kecamatan Gerunggang).

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Pangkalpinang Eti Fahriaty mengatakan, sebelas kelurahan tersebut juga masuk dalam prioritas pengentasan stunting nasional.

Hal itu karena prevalensi balita penderita stunting-nya cukup tinggi berada di angka satu persen lebih.

"Misalnya di Kelurahan Air Mawar prevalensi balita stunting mencapai 6,92 persen. Kemudian disusul Kelurahan Pasir Putih sebesar 4,23 persen, Kelurahan Bukit Besar 3,45 persen, dan Kelurahan Semabung Baru 2,22 persen. Jadi setiap kelurahan itu cenderung ada yang menyumbang angka stunting itu," kata Eti, Kamis (2/6/2022).

Dia menyebut stunting akan mengakibatkan penurunan produktivitas dan kualitas sumber daya manusia.

Dampak buruk stunting terhadap balita, antara lain, terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik dan metabolisme tubuh.

Sementara itu, melansir p2ptm.kemkes.go.id, stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang ditandai dengan tubuh pendek.

Penderita stunting umumnya rentan terhadap penyakit, memiliki tingkat kecerdasan di bawah normal serta produktivitas rendah.

Tingginya prevalensi stunting dalam jangka panjang akan berdampak pada kerugian ekonomi bagi Indonesia.

Penyebab dari stunting adalah rendahnya asupan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan, yakni sejak janin hingga bayi umur dua tahun.

Selain itu, buruknya fasilitas sanitasi, minimnya akses air bersih, dan kurangnya kebersihan lingkungan juga menjadi penyebab stunting.

Kondisi kebersihan yang kurang terjaga membuat tubuh harus secara ekstra melawan sumber penyakit sehingga menghambat penyerapan gizi.

Stunting dapat dicegah, antara lain, melalui pemenuhan kebutuhan gizi bagi ibu hamil, pemberian ASI eksklusif selama enam bulan kemudian dilanjutkan dengan MPASI.

Orang tua juga diharapkan membawa balitanya secara rutin ke posyandu, memenuhi kebutuhan air bersih, meningkatkan fasilitas sanitasi, serta menjaga kebersihan lingkungan.

Sumber: Bangka Pos
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved