Kabar Pangkalpinang
Lebaran Berkah Bagi Pelaku Usaha Kue Kering, Produksi Kue Kering Tembus 2 Ton
Momen lebaran menjadi berkah bagi para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) kue kering yang ada di Pangkalpinang.
PANGKALPINANG, BABEL NEWS - Momen lebaran menjadi berkah bagi para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) kue kering yang ada di Pangkalpinang.
Menjelang Hari Raya Iduladha 1443 Hijriyah yang tinggal menghitung hari, para pelaku UMKM kue kering ini pun mulai kebanjiran orderan.
Makanan kue kering ini menjadi pilihan sajian keluarga di meja tamu ketika lebaran tiba sehingga membuat permintaan akan kue kering pun meningkat tajam.
Bahkan tak tanggung-tanggung produksi kue kering yang dilakukan pelaku UMKM ini bisa mencapai ratusan kilogram hingga dua ton.
Para karyawan pun diturunkan untuk membantu produksi kue ini meningkat dua kali lipat dari hari biasanya.
Owner Kue Kering Yana Cake Sulasniwati yang kurang lebih sudah enam tahun menggeluti bisnis kue kering mengaku jika momen lebaran menjadi berkah bagi usahanya, dimana produksi kue keringnya drastis terjadi peningkatan.
Berbagai aneka kue kering yang ditawarkan kurang lebih sebanyak 15 jenis, seperti kue nastar, kue sagu susu, kue kacang, thumbprint dan lainnnya bisa diproduksi hingga 2 ton dengan harga jual per toples Rp50 ribu dan mulai dari Rp35 ribu untuk aneka bolu.
"Alhamdulillah orderan di momen lebaran memang berkah tersendiri, yakni biasanya kita juga produksinya berguyur minimal satu bulan sebelum lebaran," kata Sulasniwati kepada Bangka Pos Group, Kamis (30/6).
Diakui Sulasniwati, dalam produksi kue kering lebaran ini dirinya juga turut menambah karyawan.
"Hari biasa tetap produksi, bukan hanya lebaran saja, jadi kalau misalkan sehari-hari hanya 6 orang sekarang menjadi 15 orang, sebagian memang keluarga dan ada juga yang bukan," tuturnya.
Tak dipungkirinya jika permintaan kue kering menjelang lebaran meningkat, khususnya di momen Hari Raya Idulfitri.
Bahkan ia menyebut, omzet yang didapat pun meningkat drastis hingga mencapai Rp250 juta.
"Perminataan idul fitri tentunya lebih banyak kalo dibanding idul adha. Dan untuk omzet sendiri kita bisa mencapai Rp250 juta di komen lebaran, dan kalo sehari-hari karena produksi sedikit bisa dikisaran Rp4 juta -Rp5 juta," ungkapnya.
Ditengah naiknya harga bahan baku saat ini tak dipungkiri jika omzet yang didapat turut menunurun, ia pun terpaksa menaikkan harga jual Rp5.000 per toples dari harga tahun sebelumnya.
"Karena bahan baku semua naik, jadi otomatis juga kita naikkan harga, karena bukan hanya satu bahan baku yang naik, tapi hampir semuanya," ucapnya.
Meningkatnya produksi kue kering jelang lebaran juga dialami Owner UMKM Diroya Snack Kue Rentak, Diah.
Ia menuturkan, selama momen lebaran ini produksi kue eentak ini bisa mencapai hingga 200-300 kilogram.
"Hanya produksi satu kue rentak ini, jadi di momen lebaran khususnya Idulfitri permintaan lebih banyak bisa 300 kilo, kalau Iduladha hanya dikisaran 150 kilo. Setiap hari kita cicil buatnya 15-20 kilo, dibantu pegawai juga," kata Diah.
"Jadi kalau tidak lebaran saya juga tetap produksi hanya tak banyak, dan juga setiap hari biasa kita juga bikin kue pia nanas untuk dipasarkan ke pedagang yang ambil langsung," tambahnya.
Kue rintak sagu ini dijualnya dengan harga Rp90 ribu per kilogram atau Rp22 ribu per kemasan 250 gram.
Diakui Diah, omzet kue kering rintak yang dibuatnya untuk momen lebaran ini bisa mencapai Rp20 juta.
"Saya baru jualan kue ini kurang lebih satu tahun, sebelumnya saya reseller jual kue orang, kebetulan lihat peluang kue jadul ini banyak diminati dan Alhamdulillah untuk reseller yang ambil ke kita banyak apalagi kalau lebaran ini," ujarnya. (t3)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/babel/foto/bank/originals/Owner-Yana-Cake-Sulasniwati-menunjukkan-aneka-kue-kering-yang-diproduksinya-menjelang-hari-raya.jpg)