Berita Pangkalpinang
Segera Lakukan Sosialisasi kepada Masyarakat, Pemprov Babel Usul 3 Lokasi TPA
Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akan mengusulkan lokasi pembangunan tempat pembuangan akhir (TPA) regional.
PANGKALPINANG, BABEL NEWS - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akan mengusulkan lokasi pembangunan tempat pembuangan akhir (TPA) regional. Ada tiga daerah alternatif untuk dibangun TPA yakni Jelutung Bangka Tengah, Sambung Giri Bangka dan Cengkong Abang Mendo Barat Bangka.
"Kami menginisiasi untuk menetapkan lokasi alternatif, sudah mengerucut tadi, pertama mempertahankan yang lama dulu. Kita ada rencana bangun di Jelutung. Kedua, alternatif di Sambung Giri, Bangka tadi sudah mengarahkan 5 hektare. Ketiga, alternatif paling bagus menurut saya yaitu Cengkong Abang, mencakup tiga kabupaten/kota yakni kota Pangkapinang, Bangka dan Bangka Tengah," ujar Kepala Bidang Tata Ruang Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Bangka Belitung, M Yunus usai rapat Pembahasan terkait Penetapan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional, Selasa (1/11).
Mengenai usulan ini, pemerintah provinsi akan berupaya untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar mengenai pembangunan TPA regional ini. "Itu sudah kita sepakati itu, nanti kami mendukung dinas lingkungan hidup untuk menindaklanjuti itu, untuk sosialisasi kepada masyarakat. Kalau tiga lokasi ini tidak disetujui juga maka kita terpaksa reklamasi, di mana reklamasinya, kita tentukan kemudian, itu usulan dari Bappeda, kalau tiga lokasi ini tidak tembus," katanya.
Mengenai pengelolaan sampah di TPA regional itu akan menjadi pembahasan lebih lanjut pada kemudian hari oleh Pemprov Babel. "TPA regional ini tergantung masyarakat, itu yang susahnya, namanya juga buang sampah," jelasnya.
Dosen Ilmu Administrasi Negara STISIPOL Pahlawan 12, Widya Handini menyarankan agar Pemprov memperhatikan jarak TPA yang akan dibuat dengan area perumahan warga. "Yang paling penting, jaraknya dari TPA ke pemukiman masyarakat itu jangan terlalu dekat, jadi harus jauh, jangan menganggu masyarakat karena TPA ini kalau tidak dikelola dengan baik dan dipersiapkan dengan baik. Itu hanya akan menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan sekitar maupun masyarakat," ujar Widya beberapa waktu lalu.
Ia mencontohkan, apabila tata kelola tidak baik, cairan limbah yang dihasilkan dari sampah, akan turun ke tanah bagian bawah bisa mencemari air tanah yang ada di sekitaran masyarakat. Selain itu dia menilai tata kelola sampah di Bangka Belitung memang masih perlu untuk dievaluasi. "Untuk tata kelola sampah masih perlu dievaluasi dan diperbaiki lagi, baik itu aspek fisik dan non fisik," katanya.
Ia mengaku, sudah pernah melakukan penelitian terkait tata kelola sampah di Bangka Belitung. Ada beberapa hal yang menjadi sorotannya. "Dari sisi fisik misalkan, masih banyak yang perlu diperbaiki dari sisi pemilahan, pemisahan dan separasi sampah. Jadi saya sudah obeservasi di TPS (tempat penampungan sementara-red) itu mayoritas sampah masih tercampur dan belum dipisahkan. Itu akan menimbulkan dampak negatif karena akan menyusahkan untuk pengelolaan selanjutnya atau daur ulang," jelasnya.
Selain dari sisi pemilahan sampah, tata kelola sampah yang perlu dievaluasi yakni jumlah sampah yang akan dilakukan daur ulang. "Masih banyak sampah yang tidak didaur ulang, dan itu kurang baik karena hanya akan menambah jumlah sampah untuk di bawa ke TPA. Selain itu dari sisi fasilitas, TPS misalnya, tempat sampah dipisah minimal organik dan anorganik," katanya.
Widya mengatakan , TPA yang baik dan ramah lingkungan itu adalah dengan sistem sanitary landfill. "Itu TPA yang memiliki fasilitas yang lengkap, jadi bikin TPA itu tidak boleh sembarangan harus diperhitungkan dengan cermat, dari sisi kemiringan, sudut kemiringan juga kalau dibuat dari teknik lingkungan ada rumusnya, kemudian ada lapisan khusus untuk melapisi area tersebut," pungkasnya. (s2)