Kabar Belitung Timur

Menyelusuri 'Cicak Ahok' Gua Kelelawar di Objek Wisata Gunung Lumut Belitung Timur

Satwa melata yang pada namanya disematkan nama tokoh politikus berasal dari Belitung Timur, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Editor: Rusaidah
Bangka Pos/Adelina Nurmalitasari
Berfoto di antara hamparan Lumut menghijau di Gunung Lumut, Desa Limbongan, Belitung Timur. 

Tapi jika ingin lebih puas, sebaiknya memesan paket wisata yang dapat reservasi paling telat H-1. Ada paket trekking, dengan Rp125 ribu, pengunjung bisa mendapatkan pelayanan parkir, ojek, air minum untuk mendaki, pemandu, P3K dan jas hujan. Saat turun, sajian teh rosela, puding lumut, dan ada pilihan rebus ubi, kue lokal atau pumpuk nasi.

"Saat ini kami ada promo selama Januari 2023, dari Rp125 ribu menjadi Rp90 ribu," ujar Kris.

Bagi pelajar, ada juga paket pelajar. Perbedaannya, dari paket ini saat turun dapat memilih satu sajian di antara reh rosela, puding lumut atau kuliner lainnya.

Eksotisme Belitung Timur
Objek Wisata Gunung Lumut menjadi bagian pertama dari rangkaian perjalanan wisata bertajuk Exotism atau Eksotisme Belitung Timur, Jumat (6/1).

Dipandu pemilik biro perjalanan Levi Tour, Agus Pahlevi, trip ini dirancang untuk berwisata selama dua hari satu malam di kampung halaman sejumlah tokoh terkenal Indonesia yakni Ahok, Yusril Ihza Mahendra, dan penulis Andrea Hirata.

Trip hari pertama menguak pesona-pesona objek wisata dari selatan Belitung Timur. Setelah berangkat sekitar pukul 6.30 WIB dari Tanjungpandan, Belitung dan menikmati sarapan di Manggar, rombongan kami yang terdiri dari dua wartawan, saya dan Faisal, Michelle dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Belitung Timur, dipandu Agus Pahlevi.

Rombongan kami memulainya dari Gunung Lumut, Desa Limbongan. Sekitar 2,5 jam kami menjelajah dan mendengarkan berbagai kisah dari pengelola objek wisata ini.

Dari sana, kami melanjutkan perjalanan ke Tebat Rasau, Desa Lintang, menikmati sedulang hidangan makan siang berbalut kearifan lokal. Kuliner yang tersaji diolah dari bahan-bahan hutan yang diceritakan Pak Nasidi, ketua kelompok yang menjaga Tebat Rasau kepada kami sambil menyesap segelas kopi tanggar.

Menjelajah eksotisme Belitung Timur berlanjut dengan wisata budaya, belajar hadra di Desa Budaya Lalang. Di desa ini, kami juga dipandu Wira, pemuda setempat yang fasih menjelaskan sejarah kejayaan timah sambil menapaki bangunan-bangunan peninggalan masa kolonialisme.

Akhir perjalanan ditutup dengan kater cruising di Pantai Serdang, Desa Baru, menyaksikan gurat senja berpadu latar Pantai Olivier. Malamnya, kami makan malam di Galeri Tanjung Seloekat, mendengar cerita rakyat dan seluk beluk Pantai Serdang yang dituturkan Totok, ketua kelompok sadar wisata yang mengelola Pantai Serdang.

Tak cukup sekali dalam menulis daya tarik dari perjalanan ini. Makanya, pesona Belitung Timur akan ditampilkan pada artikel-artikel berikutnya. (del)

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved