Berita Bangka Barat

ODGJ di Bangka Barat Meningkat, Pemkab Tangani Pasien dari Sisi Medis dan Sosial

Pemkab Bangka Barat mencatat, adanya peningkatan jumlah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di wilayahnya selama dua tahun terakhir.

KOMPAS.com/LAKSONO HARI WIWOHO
Ilustrasi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) 

MENTOK, BABEL NEWS - Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Bangka Barat mencatat, adanya peningkatan jumlah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di wilayahnya selama dua tahun terakhir. Dari data yang ada, total sebanyak 504 ODGJ di tahun 2023. Kemudian meningkat menjadi 530 ODGJ di tahun 2024 ini.

Kepala Dinsospemdes Bangka Barat, Achmad Nursyandi mengatakan, banyak faktor yang menyebabkan peningkatan ODGJ ini. "Penyebab banyak faktor, dari karena penyakit, menyerang ke arah otak, pengaruh keluarga, masalah di keluarga, persoalan ekonomi yang akhirnya mengalami depresi, dan lainnya, seperti, ada mengamalkan ilmu sehingga salah jalan," kata Achmad Nursyandi saat ditemui di tempat kerjanya, Senin (5/8).

Dari jumlah kasus yang ada, dikatakan Nursyandi, kebanyakan ODGJ berasal dari kalangan laki-laki ketimbang perempuan dan telah memasuki usia dewasa. "Banyak dari kalangan laki-laki, usia dewasa. Sebagian besar seperti di Rumah Perlindungan Sosial (RPS). Sebagai besar laki-laki persentasi perempuan hanya 30 persen sisanya laki-laki," ucapnya.

Sementara untuk latar belakang, diakui Nursyandi, beragam. Terutama dari para pecandu narkoba. "Kalau dari caleg yang gagal tidak ada, latar belakang masyarakat umum, dan berbagai latar belakang. Seperti ada dari mantan pecandu narkoba, lem aibon, sehingga merusak saraf mereka," ujarnya.

Ia mengakui, untuk penanganan kasus ODGJ, dilakukan dari sisi medis dan sosial. Termasuk bekerja sama denga Rumah Sakit Jiwa (RSJ) dan dokter kejiwaan. "Penanganan dari Dinsos untuk ODGJ, ada dua penanganan pertama rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial. Rehabilitasi sosial kita mengingatkan dia tugas sebagai manusia fungsi sosial, ngaji dan salat apabila beragama muslim. Kita ajari bagaimana berinteraksi dengan lingkungan sekitar," ucapnya.

Diakuinya, Dinsos memiliki rumah perlindungan sosial, yang menjadi wadah ODGJ, mendapatkan pelatihan, setiap seminggu sekali oleh pemerintah. "Mereka ini memang yang tidak terawat dari keluarga. Tetapi kalau terawat kita serahkan ke keluarga, yang dilakukan binaan setiap minggunya ada 14 sampai 20 ODGJ," ujarnya.

Menurutnya, peran penting dalam menangani ODGJ yakni dari keluarga pasien. Di mana masih ditemukan banyak keluarga yang enggan, mengakui dan melaporkan keluarga yang menderita ODGJ ke Puskesmas atau Posyandu di wilayahnya.

"Selain itu masyarakat bisa melaporkan melalui RT, RW kemudian melaporkan ke kelurahan. Sehingga penderita ODGJ dapat segera tertangani dengan baik," harapnya. (riu)

Tak Boleh Dipasung
KEPALA Dinsospemdes Bangka Barat, Achmad Nursyandi menjelaskan, hingga saat ini pihaknya tidak menganjurkan untuk melakukan pemasungan terhadap penderita ODGJ di Bangka Barat.

"Untuk pasung sejauh ini dari data kami tidak ada. Tetapi tidak tahu sektor lain. Kalau pasung tidak dibolehkan lagi, harus bebas pasung. Apabila ada yang mengganggu, kita biasanya kerja sama dengan RSJ ditangani dulu secara medias agar ia stabil dan tenang," jelas Achmad Nursyandi, Senin (5/8).

Selain itu, apabila ditemukan ODGJ yang berkeliaran kemudian mengganggu warga, Dinsos bekerja sama dengan Satpol PP, untuk mengamankan dan dikirimkan ke RSJ dengan biaya ditanggung BPJS Kesehatan.

"Karena tidak boleh ada ODGJ berkeliaran dan mengganggu, karena melanggar tata tertib dan keamanan. Itu ada perdanya. Kalau untuk penanganan ODGJ, kita sama-sama kerja sama dengan aparat setempat. Dari camat, lurah, RT, kita amankan, lalu kita kirim ke RSJ," ujarnya.

Untuk terus menekan angka ODGJ, pihaknya telah berupaya melakukan sosialisasi ke masyarakat dengan bersama-sama menguatkan pondasi agama. "Paling kita mengingatkan masyarakat sama-sama menguatkan pondasi keagamaan fungsi sosial interaksi, jangan acuh dengan sekitar kita. Banyak interaksi sosial, itu akan membuat lebih sehat mental dan sosial serta spiritual," ujarnya. (riu)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved