Berita Bangka Selatan

Keluhkan Daya Beli Masyarakat Turun, Omzet Pedagang Pasar di Bangka Selatan Anjlok

Para pedagang di pasar tradisional di Kabupaten Bangka Selatan, mengeluhkan daya beli masyarakat yang menurun.

Bangka Pos/Andini Dwi Hasanah
ILUSTRASI - Pedagang komoditas bahan pangan di Pasar Air Itam Pangkalpinang sedang melayani pembeli. 

TOBOALI, BABEL NEWS - Para pedagang di pasar tradisional di Kabupaten Bangka Selatan, mengeluhkan daya beli masyarakat yang menurun. Kondisi tersebut sudah terjadi sejak tujuh bulan terakhir dan masih berlangsung saat ini. Imbasnya pendapatan atau omzet pedagang turut ikut menurun drastis.

Salah satunya terjadi di Pasar Terminal Toboali. Di pasar tersebut biasanya sangat ramai ketika hari biasa maupun akhir pekan. Namun pada Selasa (13/8) pagi ini terpantau cukup sepi. Sepinya pasar tersebut turut diakui oleh beberapa pedagang di sana. Misalnya saja seperti dikatakan Herman (44) seorang pedagang ikan. 

Menurutnya, saat ini semakin sedikit pengunjung yang ingin membelanjakan uangnya di pasar. Bahkan dari hari ke hari kondisi pasar terus berangsur sepi walaupun situasinya belum menjelang siang hari. "Saat ini pasar sepi, daya beli masyarakat berkurang karena kondisi ekonomi," kata Herman.

Herman memaparkan, sepinya pengunjung pasar sudah terjadi secara berangsur sejak hampir enam bulan silam. Justru kondisi semakin parah pasca-Idulfitri maupun Iduladha tahun 2024 ini. Padahal pada momentum hari besar keagamaan banyak masyarakat yang berkunjung ke pasar, sementara pada tahun 2024 ini tidak seramai pada tahun-tahun sebelumnya. 

Dirinya menduga melemahkan daya beli masyarakat dipicu oleh kondisi perekonomian pascatimah saat ini. Imbas dari sepinya pengunjung pasar, omzet penjualan ikan turut terdampak. Biasanya dalam sehari dirinya bisa menjual sebanyak 80-100 kilogram ikan segar, kini hanya mampu menjual 40-60 kilogram.  

Terjadi penurunan omzet sekitar 40 persen jika dibandingkan dengan beberapa bulan silam. Padahal saat ini harga komoditas ikan justru cenderung stabil. "Jauh omzet turun dibandingkan sebelumnya. Banyak yang mengurangi pembelian, biasanya beli satu kilogram menjadi setengah kilogram, sudah terjadi tujuh bulan terakhir," papar Herman.

Hal senada disampaikan Yani (40) pedagang bumbu dapur di pasar yang sama. Dia tak menampik saat ini kondisi penjualan tengah anjlok signifikan. Banyak masyarakat yang enggan membelanjakan uangnya di pasar untuk membeli perlengkapan dapur. 

Dirinya juga kurang mengetahui apa penyebab dari menurunnya daya beli masyarakat saat ini, padahal beberapa bulan terakhir kondisi tidak seperti ini. Imbasnya omzet penjualan anjlok hingga 95 persen, dari semula per hari bisa mendapatkan omzet Rp2.000.000-Rp3.000.000 kini hanya memperoleh Rp500.000 per hari. 

Agar mampu mendapatkan omzet tinggi itu pun harus mengeluarkan strategi ekstra. "Penjualan sangat sepi, dibandingkan zaman Covid-19 beberapa tahun kemarin lebih parah tahun ini. Sudah sebulan terakhir sepinya," ujar Yani.

Guna mengatasi penurunan omzet kata Yani, dirinya mencoba dengan menjual harga bahan pokok dengan harga sedikit lebih miring. Akan tetapi strategi tersebut tidak mampu meningkatkan daya beli masyarakat saat ini. "Tetapi masih juga sepi selama satu bulan ini. Kami berharap ada solusinya dari pemerintah," ucapnya. (u1)

Harga Komoditas Pangan Stabil
MEMASUKI awal pekan ketiga bulan Agustus 2024 harga bahan pangan di sejumlah Pasar Tradisional di Kota Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, secara serentak mengalami penurunan. Tak hanya itu, harga komoditas pangan dan perlengkapan dapur di tingkat pedagang eceran turut terpantau turun.

Pedagang Pasar Terminal Toboali, Yani (40) mengatakan, harga kebutuhan pokok kini terpantau stabil. Kondisi tersebut sudah terjadi hampir satu bulan terakhir dan masih berlangsung hingga saat ini. Meski begitu, sejumlah harga bahan pangan tersebut mengalami penurunan secara perlahan walaupun tidak terlalu signifikan.

"Harga bahan pokok saat ini masih stabil. Justru terjadi penurunan harga untuk beberapa komoditas," kata Yani, Selasa (13/8).

Yani memaparkan, untuk harga cabai rawit terjadi penurunan Rp30.000 per kilogram dari semula dijual Rp110.000 menjadi Rp80.000 per kilogram. Lalu, cabai merah besar turun Rp10.000 dari harga awal Rp60.000 per kilogram turun ke harga Rp50.000 per kilogram. Penurunan harga tersebut sudah terjadi sejak beberapa pekan terakhir dan terus berangsur turun.

Kemudian, komoditas bawang merah kini dibanderol Rp25.000 per kilogram turun Rp3.000 dari semula Rp28.000 per kilogram. Lalu, harga bawang putih masih stagnan dengan harga jual Rp40.000 per kilogram. Sama halnya dengan bawang bombai yang stabil pada harga Rp45.000 per kilogram. Sayangnya, harga yang terus turun tidak berdampak terhadap peningkatan daya beli masyarakat.

Halaman
12
Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved