Kabar Belitung

Pasien Negatif Mpox Dipulangkan dari RSUD Marsidi Judono

Setelah mendapatkan perawatan sekitar seminggu di RSUD Marsidi Judono, pasien yang awalnya suspek Monkey Pox (Mpox) akhirnya pulang pada Rabu (11/9). 

Editor: Rusaidah
Istimewa/Dok. RSUD Marsidi Judono
Pasien negatif Mpox akhirnya dipulangkan usai mendapat perawatan di RSUD Marsidi Judono pada Rabu (11/9). 

TANJUNGPANDAN, BABEL NEWS -  Setelah mendapatkan perawatan sekitar seminggu di RSUD Marsidi Judono, pasien yang awalnya suspek Monkey Pox (Mpox) akhirnya pulang pada Rabu (11/9). 

Pasien laki-laki asal Kecamatan Badau itu dinyatakan negatif Mpox berdasarkan hasil pemeriksaan sampel dari BBLK Palembang. 
Pasien akhirnya didiagnosis mengidap penyakit yang disebut eritema multiformis dd dermatitis infeksi, stomatitis dd candidiasis oral. 

"Alhamdulillah setelah mendapatkan perawatan, pasien diperbolehkan pulang hari ini. Pasien pulang sekitar pukul 15.00 WIB dan dijemput rekan kerjanya," ujar Kabid Pelayanan RSUD Marsidi Judono drg Ardhi Mirsa Ekaputra kepada posbelitung.co.

Ia menjelaskan, eritema multiformis adalah salah satu jenis reaksi hipersensitivitas.

Reaksi tersebut terjadi ketika kekebalan tubuh bereaksi keliru atau berlebihan terhadap paparan bahan atau kondisi tertentu.

Penyebab utama eritema multiformis belum bisa dipastikan. Meski begitu, kondisi ini umumnya dipicu oleh infeksi virus bakteri, obat-obatan atau paparan bahan kimia tertentu.

Diagnosis banding atau diagnosis diferensial (DD) adalah proses membedakan kondisi atau penyakit yang memiliki gejala serupa untuk mengidentifikasi diagnosis yang tepat.

Diagnosis banding dilakukan ketika gejala pasien cocok dengan lebih dari satu kondisi penyakit sehingga diperlukan tes tambahan untuk mempersempit kemungkinan kondisi penyakit.

Ardhi menambahkan, terdapat beberapa kondisi yang sering dibandingkan dengan EM di antaranya Dermatitis Infeksi, Stomatitis dan Candidiasis Oral. 

"Penting untuk membedakan antara EM dan kondisi lain ini untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Dokter akan menggunakan informasi ini untuk membantu menentukan penyebab pasti dan meresepkan pengobatan yang sesuai," kata Ardhi. 

Sebelumnya, pasien laki-laki asal Kecamatan Badau sempat membuat masyarakat khawatir saat suspek Mpox pada tanggal 4 September 2024 lalu. 

Pasien yang dirujuk dari Puskesmas Badau ke RSUD itu mengalami gejala yang mirip Mpox seperti ruam di sekujur tubuh, pembengkakan kelenjar dan lainnya. 

Namun hasil pemeriksaan dari BBLK Palembang menyatakan pasien negatif Mpox pada tanggal 6 September 2024 lalu. (dol)

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved