Kabar Belitung

Atap Rumah Lepas Diterjang Angin Kencang

Sejumlah rumah di Desa Simpang Rusa, Kecamatan Membalong, Kabupaten Belitung rusak diterjang angin kencang disertai hujan lebat pada Minggu (29/9). 

Editor: Rusaidah
zoom-inlihat foto Atap Rumah Lepas Diterjang Angin Kencang
Istimewa/Dok. BPBD Belitung
Kondisi rumah warga di Desa Simpang Rusa rusak diterjang angin kencang disertai hujan pada Minggu (29/94).

TANJUNGPANDAN, BABEL NEWS - Sejumlah rumah di Desa Simpang Rusa, Kecamatan Membalong, Kabupaten Belitung rusak diterjang angin kencang disertai hujan lebat pada Minggu (29/9). 

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Belitung, sekitar sembilan rumah rusak terutama di bagian atap. Ditambah satu unit Masjid Al Fatwa di desa setempat. 

"Iya benar, tapi sementara masih didata karena petugas masih di lapangan. Kalau dugaan penyebabnya hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang," ujar Kepala BPBD Belitung Agus Supriadi. 

Ia menjelaskan, berdasarkan informasi, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 12.30 WIB, ketika hujan turun dengan lebat. Tiba-tiba atap dari beberapa rumah lepas akibat diterjang angin kencang. Meskipun demikian, tidak terdapat korban jiwa dari kejadian tersebut. 

"Informasinya ada dua lokasi, lokasi pertama di Desa Simpang Rusa, itu bangunan rumah dan masjid. Kemudian di Pulau Gersik ada juga rumah diterjang angin dan gelombang," kata Agus. Bencana angin puting beliung disertai hujan lebat juga melanda wilayah Desa Pulau Gersik, Kecamatan Selat Nasik, Kabupaten Belitung pada Minggu (29/9). Akibatnya rumah-rumah warga banyak yang rusak terutama di bagian atap.

Terjangan angin memang lebih kencang mengingat Desa Pulau Gersik terletak di tengah laut yang berdekatan dengan ALKI 1.

"Tadi jam 12 siang tiba-tiba angin kencang datang disertai hujan. Informasi dari warga, ada angin puting beliung, jadi mereka menyelematkan diri," ujar Kepala Desa Pulau Gersik Mahram saat dihubungi posbelitung.co.

Selain rumah warga, angin juga merobohkan pohon beringin besar yang berusia ratusan tahun. 

Menurut Mahram, pohon tersebut biasanya digunakan sebagai penanda Desa Pulau Gersik. 

Sebab, bentuknya yang besar dan tinggi sering dijadikan penanda nelayan terkait lokasi pulau tersebut. 

"Padahal pohon itu usia ratusan tahun, lambang desa kami juga, bisa tumbang. Jadi kecabut dari akarnya," ungkap Marham. 

Ia menuturkan sementara ini, warga yang rumahnya rusak mengungsi di rumah kerabatnya di sekitar pulau. 

Sementara itu, Pemdes Gersik langsung memberikan bantuan berupa makanan kepada warga desa untuk bertahan malam ini. 

"Kami langsung berikan bantuan mie instans dan beras juga dari APBDes untuk warga bertahan dulu," katanya. 

Mahram juga sudah melaporkan kejadian tersebut kepada BPBD Kabupaten Belitung beserta pihak kepolisian. 

Halaman
12
Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved