Kabar Pangkalpinang
Cabai Merah Penyumbang Deflasi Bulanan 0,02 Persen
BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencatat indeks harga konsumen (IHK) mengalami deflasi sebesar 0,02 persen pada bulan September 2024.
PANGKALPINANG, BABEL NEWS - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencatat indeks harga konsumen (IHK) mengalami deflasi sebesar 0,02 persen pada bulan September 2024.
Hal ini menunjukkan adanya penurunan harga barang dan jasa yang dirasakan masyarakat dibandingkan bulan sebelumnya.
Kepala BPS Babel Toto Haryanto menjelaskan, beberapa komoditas yang mendominasi sumbangan terhadap deflasi ini meliputi cabai merah, cabai rawit, bawang putih, ikan kerisi, ikan bulat, daging ayam ras dan wortel.
Menurutnya, deflasi yang terjadi saat ini masih dalam kategori normal, tetapi tetap perlu diperkuat untuk meningkatkan daya beli masyarakat.
"Kondisi deflasi ini masih perlu ditingkatkan lagi, deflasi ini terjadi karena demand atau permintaan turu. Saya berharap bulan depan giat dan naik lagi, sehingga pertumbuhan ekonomi juga semakin tinggi," ungkap Toto usai Rilis Berita Resmi Statistik (BRS), Selasa (1/10).
Selain deflasi bulanan, inflasi tahunan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tercatat sebesar 0,49 persen.
Angka inflasi ini terutama disebabkan oleh kenaikan harga komoditas tertentu, di antaranya beras yang memberikan andil sebesar 0,28 persen, sigaret kretek mesin (SKM) 0,20 persen dan kopi bubuk 0,10 persen. Beberapa komoditas lain yang juga berkontribusi terhadap inflasi tahunan adalah tahu mentah, gula pasir, tempe dan jeruk.
Toto menekankan pentingnya menjaga stabilitas harga agar dapat mendukung daya beli masyarakat, yang merupakan salah satu kunci dalam pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
"Dengan kondisi pasar yang stabil dan peningkatan permintaan, diharapkan laju inflasi dan deflasi dapat dikelola dengan baik untuk kebaikan masyarakat Bangka Belitung," ujarnya.
Dia berharap ke depan pemerintah dan pemangku kepentingan dapat berkolaborasi untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan menciptakan iklim ekonomi yang lebih kondusif sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. (t3)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.